Umurnya baru 23 tahun, namun pemuda ini sehari-hari disibukkan oleh tiga kegiatan utama: kuliah, bekerja, dan breeding murai batu. Itulah Om Syehabudin, pemuda asal Cibinong (Bogor), yang dapat dijadikan inspirasi bagi generasi muda lainnya, terutama rekan-rekan kicaumania yang masih berusia 20 – 25 tahun.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Om Syehab: Sukses beternak murai batu di sela-sela kuliah dan bekerja.

Om Syehab, sapaan akrab pemuda tersebut, merupakan mahasiswa Jurusan Biologi – Fakultas MIPA pada salah satu perguruan tinggi di Bogor. Selain itu, dia juga bekerja sebagai karyawan swasta serta beternak murai batu di kediamannya di kawasan Cibinong, Bogor.

Sengaja dia menceritakan pengalamannya dalam beternak murai batu kepada para pembaca setia omkicau.com untuk menyemangati para kicaumania muda lainnya, baik yang masih kuliah, bekerja, maupun belum memperoleh pekerjaan.

Om Syehab (kanan) bersama rekan-rekan kuliahnya.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

“Sepanjang ada niat dan tekad kuat, kita pasti bisa! Saya belum lama menekuni hobi burung kicauan, baru tahun 2011. Saat itu keluarga dan tetangga memelihara murai batu. Setiap mendengar kicauan burung tersebut, saya jadi tertarik,” ujarnya.

Di sisi lain, dia juga merasa prihatin melihat kelestarian murai batu di alam liar. Pasalnya, murai batu merupakan burung kicauan terpopular di Indonesia. Para pemilik pun umumnya memperoleh murai batu dari hasil tangkapan hutan.

Dia kemudian menggali berbagai informasi tentang penangkaran murai batu dari omkicau.com, juga berkunjung ke beberapa peternak, dalam rangka mengumpulkan data untuk memulai breeding.

Mahalnya harga induk murai batu jantan menjadi kendala awal. Tetapi melalui perjuangan kerasnya, dia berhasil melobi seorang breeder murai batu di Tangerang Selatan untuk membeli seekor induk jantan eks jawara dengan cara diangsur.

Salah satu indukan murai batu bahorok.

“Dia mengizinkan, dengan harapan bisa mendapat keturunan trah jawara pula. Adapun induk betina saya beli di pasar burung dalam kondisi masih liar,” jelas Om Syehab.

Pada tahun 2014, Om Syehab akhirnya membangun dua petak kandang ternak murai batu, masing-masing dengan panjang 1,5 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 2 meter. Tetapi berbagai kendala pun harus dihadapinya.

“Ternyata breeding murai batu tak semudah yang saya bayangkan, he.. he.. Dua tahun lamanya saya mengalami kegagalan. Induk tidak tidak mau kawin, tidak bertelur, atau tidak produktif. Induk betina sangat liar, bahkan setiap saat tidak pernah tenang,” ujarnya.

Om Syehab tetap bersemangat dan pantang menyerah. Dia terus mencari referensi sampai akhirnya menuai sukses sejak tahun 2016. Induk betina diganti dengan yang lebih jinak. Alhasil, murai betina bertelur sebanyak dua butir, namun infertil (gabug / tidak bisa menetas).

Dia kemudian mencari beberapa suplemen burung, antara lain BirdMature yang bisa meningkatkan produktivitas burung indukan, serta TestoBirdBooster (TBB) yang diberikannya untuk meningkatkan birahi murai batu jantan.

Hasilnya? “Induk betina kembali bertelur, bahkan tiga  butir, dan semuanya menetas. Sejak itu, induk betina hampir setiap bulan bertelur tiga butir dan kembali menetas seluruhnya.

Induk betina rata-rata menghasilkan tiga telur.
Piyikan murai batu baru saja menetas.
Anakan murai batu dipanen pada umur 7 hari.

Belajar dari pengalaman, termasuk kegagalannya, Om Syehab menyimpulkan bahwa salah satu kunci sukses dalam keberhasilan beternak murai batu adalah induk betina harus jinak. Begitu pula burung jantan, sebisa mungkin dicari yang agak jinak, untuk memudahkan perawatannya.

Pemberian suplemen khusus penangkaran sebelum burung bertelur juga sangat membantu. Selain mengandalkan suplemen breeding, Om Syehab juga rajin memberikan cacing tanah, kroto, serta ulat hongkong untuk induk jantan dan betina. Khusus induk jantan, dia menambahkan pula menu khusus berupa 1 ekor cicak.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Selanjutnya, perilaku murai jantan dan betina diamati. Jika burung jantan terlihat merayu (suaranya lebih gacor daripada biasanya), itu menandakan kondisi birahinya memuncak. Tidak lama kemudian, si jantan akan mengawini betinanya.

Burung betina kemudian akan unjal, atau mengangkut bahan-bahan sarang yang akan dibawanya ke kotak sarang yang telah disiapkan sebelumnya. Induk betina saat itu terlihat  mulai gemuk, sayapnya sedikit turun, dan nafas mulai ngos-ngosan.

Induk betina sedang mengangkut bahan sarang.

“Nah, saat itulah kita genjot dengan pakan yang bergizi, terutama melalui extra fooding (EF) hewani. Setelah itu, dia akan bertelur dan akan mengerami telurnya selama 14 hari,” tutur Om Syehab.

Pasangan induk di depan kotak sarang.

Begitu menetas, piyikan tetap dirawat induk betina sampai umur 7 hari. Om Syehab biasanya segera memindahkan induk jantan ke kandang lain begitu telur menetas, untuk mencegah sesuatu yang tak diinginkan.

Pemanenan anakan murai dilakukan pada umur 7-8 hari. Saat itu kondisi tubuhnya sudah agak besar dan ditumbuhi bulu-bulu jarum. Di kandang pembesaran, piyikan harun rajin diloloh setiap beberapa jam sekali.

Anakan murai batu dipanen pada umur 7-8 hari.

Pada umur 12 hari, anakan murai batu sudah dipasangi ring Syehab BF. Sekitar umur 14 hari, anakan murai batu sudah mulai ngeriwik, dengan suara yang terdengar seperti “kaset kusut”.

Ring Syehab Bird Farm

Selanjutnya, umur 3 minggu (19-22 hari), Om Syehab mulai melatih mandi. Dia menyediakan cepuk besar berisi air ke dalam sangkar. Beberapa anakan mau mandi sendiri. Tapi jika ada yang tidak mau mandi, tentu tidak boleh dipaksakan.

Berikut ini cuplikan video anakan murai batu umur 20 hari yang sedang belajar mandi sendiri:

Pada umur 22 hari dan seterusnya, anakan murai batu mulai dilatih makan sendiri. “Biasanya, menu yang disajikan adalah kombinasi voer halus, jangkrik, kroto,dan ulat hongkong,” kata Om Syehab.

Trotolan murai batu produksi Syehab BF Cibinong

Usia 25 hari, trotolan murai batu hasil ternak Syehab Bird Farm rata-rata sudah dapat makan sendiri. Menunya berupa jangkrik (10 ekor pagi, 10 ekor sore), kroto (1 sendok makan), serta ulat hongkong (10 ekor).

“Menu tersebut mengandung protein sangat tinggi, untuk mempecepat pertumbuhan anakan murai batu. Kalau bulu trotolnya lepas dan berganti menjadi burung dewasa, porsi EF mulai dikurangi,” ujar Om Syehab lagi.

Kini, Om Syehab siap mengembangkan penangkarannya dengan membangun 12 petak kandang lagi. Enam di antaranya sudah rampung.

Kandang baru breeding murai batu Syehab BF Cibinong.

“Kandang ternaknya saya desain sedemikian rupa sehingga ada pintu tembus ke kandang lain, untuk memudahkan proses poligami bagi si jantan. Referensi ini saya dapatkan dari penangkaran Om Didik RRBF yang saya baca di omkicau.com,” jelas Om Syehab.

Pintu tembus ke kandang lain.

Berikut ini salah satu induk jantan murai batu bahorok yang ada di kandang ternak Syehab BF:

Jika ada rekan-rekan yang ingin beternak murai batu, Om Syehab siap berbagi ilmu dan pengalamannya. Silakan kontak langsung ke nomor WA 0821 2375 1663. (OK-1)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.