Dari sononya, cendet Danger memang sudah berkualitas. Kemudian ditangani pemain kawakan spesialis cendet, Om Gerry All’In dari All’In SF Pati. Tak mengherankan jika gaco ini makin moncer dalam berbagai even di wilayah timur pantura Jawa Tengah.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Menurut Om Gerry All’In, cendet Danger baru sekitar setengah tahun di tangannya. Dia memboyongnya dari Om Herumulya, pemain kawakan pula asal Juwana, Pati, terutama di kelas kacer dan cendet.
Anda masih ingat dengan cendet Teror yang kerap moncer di tangan Om Herumulya? Ya, Teror kini telah berganti nama menjadi Danger sejak di tangan Om Gerry, pimpinan All’In SF Pati.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sejak di tangan Om Herumulya, pentet ini kerap meraih double winner maupun hattrick. Selama 6 bulan di tangan Om Gerry pun, pentet Danger juga sudah tiga kali double winner, yakni dalam even Bupati Cup Blora, Kapolres Cup Kudus, dan Arjuna Raya Cup di Pati.
Cendet Danger juga berprestasi dalam even BnR Kudus Cup (juara 1), TB RK Jaya Cup di Grobogan (nyeri juara 2), Ronggolawe Pati (juara 1), Wani Perih Cup di Purwodadi (nyeri juara 2), Dandim Cup di Jepara (juara 2), Uji Nyali di Pati (juara 1), dan sebagainya.
Berbagai prestasinya itu makin mengkonfirmasi bahwa cendet Danger kini makin berbahaya bagi lawan-lawannya di lapangan. Bahkan dalam kontes nasional Piala Raja di Candi Prambanan, Danger juga masuk daftar juara, dengan meraih juara 8 dalam persaingan yang sangat ketat.
Tak heran apabila berbagai tawaran terus berdatangan dari sejumlah pemain cendet. Namun, Om Gerry saat ini belum ingin melepasnya. “Masih menunggu nominal terbaik,” ungkapnya sambil tertawa.
Cendet Danger memiliki ciri khas speed rapat, tanpa salto, dengan posisi yang selalu nagen, disertai tembakan yang meruntuhkan mental bertarung lawan-lawannya. Kalau berlaga di lapangan, ekornya seperti kesetrum: selalu bergetar, namun tetap teratur.
Tips perawatan cendet Danger
Untuk perawatan cendet Danger, Om Gerry dibantu Om Ateng Oek-Oek yang sepenuh hati merawatnya hingga selalu stabil di jalur juara. Nah, bagaimana perawatan harian dan setelan lombanya?
Menurut Om Ateng Oek-Oek, porsi jangkrik untuk cendet Danger hanya 4 ekor pada pagi hari. Sore hari juga 4 ekor.
“Kalau mau dilombakan, maka dua hari sebelumnya (H-2), porsi jangkrik diperbanyak menjadi lima ekor pada pagi hari, kemudian lima ekor lagi pada sore hari,” jelasnya.
Sehari jelang lomba (H-1), porsi jangkrik tetap lima ekor pada pagi serta sore hari. Tapi siang harinya, Danger diberi tambahan tiga ekor jangkrik. Selain itu, burung diberi sedikit kroto.
Pada Hari-H, porsi jangkrik diturunkan lagi menjadi empat ekor, tetapi ditambah tiga ekor ulat hongkong. Dengan pengaturan extra fooding (EF) seperti itulah, cendet Danger selalu menunjukkan performa terbaiknya di lapangan. (neolithikum)