Banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari pengalaman DnA Murai Farm selama beternak murai batu ekor panjang serta berbasis metode inbreeding usia dini. Meski berkesan agak kontroversial, tak ada salahnya kita untuk belajar dan belajar dari pengalaman orang lain. Anda pun bisa ikut berdiskusi dalam forum ini, bersama omkicau.com serta Om Arie dan Om Deni, dua owner DnA Murai Farm.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Pada artikel Bagian Kedua telah dijelaskan performa murai batu Adventure dan SilverHawk, dua anakan jantan hasil perkawinan D’Panzer dan Manohara. Kini kita lihat bagaimana ketika kedua murai ini masuk kandang ternak pada usia muda.
Pada umur 9,5 bulan, Adventure dijodohkan dengan betina bernama Queen yang juga umur lepas trotol (sekitar 8 bulan). Queen merupakan hasil perkawinan murai batu jantan dengan panjang ekor 24 cm dan betina keturunan kedua (F2) dari murai batu Sasongko.
“Kami pilih Queen sebagai pasangan Adventure, karena memiliki ekor hitam (blacktail) noktah. Ekornya juga panjang untuk ukuran lepas trotol, yakni sekitar 16 cm, berdaun lebar, postur jumbo, memiliki sifat fighter, ditunjang volume suaranya yang lumayan,” jelas Om Arie.
Proses penjodohan Adventure dan Queen sangat mudah. Begitu dipertemukan, langsung jodoh, di mana Adventure merayu Queen, dan langsung serasi, tanpa ada perkelahian di antara keduanya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Beberapa hari kemudian, Queen terlihat mengeram. Tetapi telur eraman perdana ternyata zonk alias tak menetas. Om Arie tidak terlalu risau, apalagi karena induk jantan dan betina sama-sama muda, sehingga proses pembuahan belum sempurna.
Pada produksi kedua, Queen menghasilkan dua telur, namun hanya satu yang menetas. Sejak itu, Queen rutin menghasilkan anakan-anakan hasil perkawinannya dengan Adventure.
Seperti biasa, DnA Murai Farm akan menyimpan beberapa ekor anakan sebagai calon induk, antara lain:
- Savana (betina; Adventure Jr-001)
- Steam (jantan; Adventure Jr-003)
- Naomi (betina; Adventure Jr-005)
Bagaimana dengan murai batu SilverHawk (D’Panzer Jr-011)? Burung ini dijodohkan dengan Savana yang notabene merupakan keponakannya sendiri. Inilah yang disebut perkawinan sedarah / inbreeding yang pertama kali dilakukan DnA Murai Farm.
Savana memiliki motif ekor balak 4, dengan daun ekor tebal dan rapat, dan panjang ekor pada usia lepas trotol tercatat 16 cm. Menilik tetuanya, yakni murai batu D’Panzer, maka SilverHawk merupakan F1 dan Savana adalah F2.
Perkawinan ini diharapkan bisa menghasilkan anakan yang memiliki gen ekor panjang yang stabil, motif ekor balak seperti kakek sekaligus pamannya (Adventure) dan ibunya (Savana).
Perjodohan SilverHawk dan Savana juga berlangsung mudah, tanpa kendala berarti. Kendati sama-sama kawin muda, pasangan ini ternyata produktif.
Pada periode peneluran pertama, Savana menghasilkan dua butir, dan seluruhnya menetas. Kedua anak ini memiliki ekor motif balak.
Pada dua periode berikutnya, jumlah anakan yang menetas masing-masing juga dua ekor. Namun empat anakan ini semuanya termasuk tipe ekor putih / white-tail (WT).
Om Arie dan Om Deni RMB mengakui, hasil eksperimen ini belum maksimal, karena anakan murai batu yang dihasilkan masih dominan WT. Berikut ini beberapa anakan yang dihasilkan SilverHawk dan Queen:
- Hertz : jantan; ekor balak (SilverHawk Jr-001)
- Betina; ekor balak (SilverHawk Jr-002)
- Betina; white-tail (SilverHawk Jr-003)
- Betina; white-tail (SilverHawk Jr-004)
- Jantan; white-tail (SilverHawk Jr-005)
- Betina; white-tail (SilverHawk Jr-006)
Hertz dan saudara sesarangnya disimpan untuk disiapkan sebagai calon induk bagi DnA Murai Farm. Ini dia gambar murai batu Hertz yang baru berusia dua bulan. Selain mempunyai motif balak, Hertz juga memiliki bakat ekor yang sangat panjang.
(bersambung ke Bagian Keempat)
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.