Cucak jenggot termasuk tipe burung monomorfik, yaitu burung jantan dan betina mempunyai penampilan fisik yang hampir sama, sehingga sulit untuk melakukan identifikasi jenis kelaminnya. Namun, berdasarkan pengamatan serta pengalaman sejumlah breeder dan penggemarnya, ada beberapa tengara yang bisa membantu dalam membedakan sexing burung tersebut. Berikut ini cara membedakan burung cucak jenggot jantan dan betina.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Banyak kicaumania yang lebih senang memelihara cucak jenggot betina, lantaran lebih rajin mengeluarkan suara aslinya: besetan-besetan tajam. Suara besetannya kerap dimanfaatkan sebagai suara masteran dan bisa menjadi modal untuk burung tersebut dilombakan.
Beberapa cucak jenggot jawara memang berjenis kelamin betina. Misalnya Ratu Jagat kepunyaan Om Yayang dari Pangkalanbun yang dirawat Om Jikano di Semarang. Ada lagi cucak jenggot Karin andalan Om Martin (Rosa SF Jatibarang), serta Markonah milik Om Wempi Ardi (Sumedang).
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Kendati demikian, bukan berarti cucak jenggot jantan tidak dapat berpenampilan sebagus burung betina. Jenggot jantan dengan suaranya yang lebih bervariasi pun mempunyai penggemar yang tak sedikit, bahkan ada pula yang melombakannya di lapangan, bersaing dengan burung-burung betina.
Mengingat burung betina pun bisa berprestasi di lapangan, sebenarnya kita tak perlu cemas jika mengetahui cucak jenggot yang baru dibeli ternyata berkelamin betina.
Persoalannya, bagaimana kalau kita sejak awal memang ingin memelihara cucak jenggot jantan? Apalagi bagi para breeder dan calon breeder cucak jenggot. Tentu pasangan yang diternak harus jantan dan betina, kan? Nah, berikut ini beberapa tengara yang bisa membantu Anda dalam membedakan jenis kelamin burung cucak jenggot.
Beberapa tengara burung cucak jenggot jantan:
- Ukuran tubuhnya cenderung lebih panjang, dengan bobot badan lebih berat daripada burung betina.
- Bentuk kepala tampak besar, sedangkan paruhnya panjang dan kokoh.
- Bagian leher lebih panjang dan besar / kekar. Kalau melenggok, hanya lehernya saja yang bergerak, tapi tidak disertai gerakan badan.
- Bentuk ekornya cenderung lurus dan terlihat sejajar.
- Lingkar matanya cenderung lebih besar, dengan sorot / tatapan yang tajam dan beringas.
- Rentang sayap dan bulu ekornya lebih panjang daripada burung betina.
- Tulang supitnya lebih rapat.
- Burung terlihat lebih tegap ketika bertengger.
- Burung lebih aktif dan banyak melakukan gerakan.
- Suara kicauan lebih bervariasi dan tidak monoton, serta lebih sering terdengar ngeriwik.
- Jika digantang di lapangan, burung jantan terlihat sangat atraktif dan terlalu banyak bergerak sehingga sering terpatah-patah saat mengeluarkan suara kicauannya.
- Burung jantan cenderung membusungkan dadanya saat melihat / bertemu cucak jenggot lainnya.
Beberapa tengara burung cucak jenggot betina:
- Ukuran tubuhnya lebih pendek. dengan postur yang lebih bulat.
- Bentuk kepala cenderung lebih kecil, dengan paruh agak pipih.
- Lingkar matanya terlihat lebih tipis / kecil, dengan tatapan mata yang sayu.
- Bagian lehernya lebih pendek. Ketika melenggok, sering disertai dengan gerakan tubuhnya.
- Postur tubuh lebih membungkuk ketika sedang bertengger.
- Bentuk ekor lebih pendek dan cenderung melengkung.
- Tulang supit lebih renggang, terutama jika burung sudah pernah bertelur.
- Burung sering bertelur ketika birahinya memuncak.
- Suara kicauan cenderung monoton, meski terkadang akan berkicau dengan suara-suara isiannya yang keras.
- Burung betina akan menggetarkan kedua sayapnya (ngeleper) ketika digantung tidak jauh dari burung jantan yang gacor.
Adapun untuk warna dan penampilan bulunya tidak bisa dijadikan patokan, karena burung cucak jenggot itu sendiri terdiri dari empat subspesies / ras, tiga di antaranya terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Ketiga ras ini mempunyai penampilan bulu yang berbeda-beda sesuai dengan habitatnya.