Berawal dari sering main di arena lomba, Ustad Robby kini lebih fokus menjalankan breeding murai batu di daerah Pancoran, Jakarta Selatan, dengan bendera Studio Murai Pengadegan Bird Farm (SMP BF). Ada 10 petak kandang murai batu yang dibangun pada lantai tiga kediamannya, meski baru terisi 4 pasangan induk.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Semua pasangan induk sudah berproduksi secara lancar. Dengan harga anakan yang relatif terjangkau, mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 3,5 juta, pesanan pun mengalir deras. Sebagian besar produk SMP BF dibeli teman-teman dekat, terutama para pemain lomba.
“Harga memang tergantung kualitas indukan. Saya sengaja tidak membanderol mahal, karena sebagian besar dibeli teman-teman sendiri. Semua induk jantan merupakan murai batu eks jawara lapangan, di mana teman-teman pembeli sudah tahu rekam-jejaknya saat masih dilombakan,” ujar Ustad Robby.
Calon pembeli biasanya datang langsung, kemudian memantau dan memilih trotolan murai batu sesuai dengan seleranya. Tapi karena laris-manis, sedangkan produksi terbatas, terkadang calon pembeli harus antri menunggu alias indent.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ustad Robby memang lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas. Karena itu, meski produksinya terbatas, sebagian besar pembeli selalu merasa puas.
Kandang penangkaran murai batu dibangun sederhana, namun tertata rapi dan asri. Setiap petak kandang berukuran sama, yakni panjang 2 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 2 meter.
Dinding belakang, serta samping kiri-kanan, terbuat dari batako yang diplester semen. Adapun dinding depan bersifat terbuka, ditutup dengan kawat ram. Lantai juga diplester semen, namun dilapisi pasir.
Kandang dilengkapi dengan beberapa peranti seperti bak mandi kecil yang selalu terisi air bersih, kotak sarang dari triplek yang ditempatkan di tengah kandang, dilengkapi pepohonan kecil dalam pot untuk menjaga kelembaban di dalam kandang.
Piyikan murai batu yang baru menetas dibiarkan dalam perawatan induknya selama seminggu. Sekitar umur 7-8 dipanen, atau dipisahkan dari induknya, untuk dibesarkan dalam kandang khusus sambil diberi ring kode.
Sebelum menangkar murai batu, Ustad Robby juga sukses beternak lovebird, bahkan masih dijalaninya sampai sekarang. Produknya juga laris-manis, apalagi sejak kelas lovebird baby / balibu makin popular dalam setiap latber, latpres, dan lomba burung.
Harga anakan lovebird hasil ternaknya dibanderol sekitar Rp 600 ribu / ekor. “Materi induk lovebird juga pilihan, punya kualitas suara ngekek panjang. Saat ini anakan lovebird umur dua hingga tiga bulan paling diminati,” ujarnya.
Kesuksesan Ustad Robby dalam beternak murai batu maupun lovebird tentu saja membawa berkah bagi dia serta keluarganya. Anak sulungnya pun bahkan sudah dilatih membantu dalam perawatan anakan murai.
Dia berharap, semoga hasil produksinya makin berkah, karena sebagian hasilnya juga disisihkan untuk membantu anak yatim piatu, masjid, mushola, janda jompo, dan fakir-miskin. Semoga makin berkah Ustad. (d’one)
STUDIO MURAI PENGADEGAN (SMP) BF JAKARTA
Alamat lengkap dan nomor kontak, klik di sini.