Di sela-sela kesibukannya sebagai pengurus Organisasi BnR Indonesia (OBI) Cabang Grobogan, Om Yocky Ismoyo masih bisa meluangkan waktu untuk merawat murai batu Sniper kebanggaannya. Jagoannya ini kerap meraih prestasi, bahkan double winner, dalam berbagai ajang latber dan latpres di Purwodadi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sniper memiliki volume maksimal, serta materi lagu cukup lengkap, termasuk tembakan cililin dan kapas tembak. Dengan beberapa keunggulan inilah, Sniper sering berprestasi di lapangan, antara lain Road to Bupati Cup Grobogan, Latpres KMD, Latpres Pasar Burung Purwodadi, dan sebagainya.
Berbeda dari sebagian pemain murai yang cenderung jor-joran menurunkan gaconya setiap pekan nyaris tanpa istirahat, Om Yocky Ismoyo lebih memilih menahan diri, lantaran gaconya terbilang masih muda.
“Sniper baru tiga kali mabung, atau berumur sekitar tiga tahun. Saya memainkannya sebulan sekali, tapi dalam setiap even bisa tampil hingga tiga sesi,” jelas Om Yocky.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Berdasarkan pengamatannya selama ini, kinerja Sniper di sesi pertama cenderung kurang maksimal atau masih nakal. Namun pada sesi kedua dan ketiga, penampilannya terlihat makin garang namun anteng di atas tangkringan.
“Saya tak mau buru-buru atau memaksa Sniper tampil rutin saban minggu. Soalnya burung masih muda, dan punya masa depan yang cerah. Saya khawatir prospeknya hancur akibat terlalu sering dilombakan,” tambah Om Yocky yang punya bisnis jual-beli mobil dan sesekali ikut tender proyek Pemkab Grobogan.
Murai batu Sniper diperolehnya dari Bang Ali, penjual jangkrik di Purwodadi. Burung ini dibelinya ketika masih anakan, bersama induknya, seharga Rp 25 juta. Induknya ini kemudian dijadikan modal awal bagi Om Yocky untuk beternak murai batu.
Kini Sniper sudah sering moncer di lapangan, sedangkan induknya menjadi salah satu materi unggulan di kandang penangkarannya. Saat ini Om Yocky memiliki lima pasangan induk murai batu, tiga di antaranya sudah berproduksi. Anakan hasil penangkarannya dipasangi ring kode Tepepa BF.
“Ada cerita tersendiri mengenai ring Tepepa BF. Tepepa itu singkatan dari Team Pembalap Pelajar. Dulu, saat masih duduk di bangku SMA di Jogja, saya pernah bergabung dalam tim tersebut,” tutur Om Yocky.
Perawatan harian dan setelan lomba murai batu Sniper
Ditanya soal perawatan murai batu Sniper, Om Yocky mengatakan tidak ada yang spesial, atau tidak jauh berbeda dari murai batu yang biasa dilombakan. Sehari-hari, burung diberi 10 ekor jangkrik (5 ekor pada pagi hari, 5 ekor lagi pada sore hari).
“Jenis jangkrik yang saya berikan kepada Sniper adalah jangkrik alam, atau di sini disebut jangkrik jliring. Selain jangkrik, burung juga saya beri kroto secukupnya,” jelas Om Yocky.
Mandi hanya dilakukan dua kali dalam seminggu. Adapun penjemuran dilakukan setiap pagi, minimal 2 jam. Kalau mau dilombakan, perawatan dimulai dua hari sebelumnya (H-2).
Pada H-2, porsi jangkrik alam ditingkatkan menjadi 20 ekor (10 / 10), tapi kroto untuk sementara disetop dulu. Hal ini juga berlaku pada H-1.
Nah, pada hari lomba, porsi jangkrik dikembalikan seperti perawatan harian. Namun sebelum digantang, burung diberi pula 3 ekor ulat hongkong.
Sejauh ini memang sudah ada beberapa penawaran terhadap MB Sniper. Tapi nilai maharnya masih jauh dari yang diharapkan, sehingga Om Yocky belum mau melepasnya.
“Lebih baik saya mainkan dulu saja. Siapa tahu bisa berprestasi dalam even-even besar, karena umurnya memang masih muda. Kalau sudah bisa menjuarai even besar, tentu harganya bakal meroket, he.. he..,” tandas Om Yocky sambil melempar senyuman. (neolithikum)