Beberapa jenis burung finch non-kenari seperti blackthroat, edel sanger, serta mozambik sering disebut master impor. Di wilayah Jogja, banyak event organizer (EO) yang membuka kelas master impor. Jangan heran jika kelas master impor dalam even-even besar kerap dimenangi para finchmania dari Jogja.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Salah seorang spesialis burung master impor asal Jogja adalah Om Supriyadi, atau lebih akrab disapa Om Kenthut SKF. Saat ini dia kerap moncer bersama jagoannya yang bernama Mbah Rois, jenis blackthroat. Burung ini kerap menjuarai even-even di Blok Tengah.
Kali ini Om Kenthut SKF ingin berbagi tips melakukan settingan lomba burung master impor. Diperlukan kejelian dan ketelitian tersendiri. “Kalau perawatan burung master impor relatif mudah. Yang sulit justru settingan lomba, dan ini menjadi tantangan tersendiri,” tuturnya.
Pasalnya, burung master impor mempunyai karakter yang berbeda-beda, bahkan settingan lomba untuk burung yang sama pun kerap berubah-ubah. Misalnya burung tampil bagus dalam even yang satu, tetapi kerjanya menjadi tidak maksimal pada even berikutnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bahkan dalam beberapa kasus, seekor master impor sehabis disandingkan dengan burung sejenis dapat berubah performanya. Saat itulah para pemain biasanya akan mencari settingan baru, yang berbeda dari settingan sebelumnya.
Belum lagi kalau burung sedang birahi, pasti akan membuat bingung pemiliknya. Apalagi jika birahi tinggi terjadi saat burung dilombakan, tentu penampilannya akan menurun drastis. Bagaimana solusinya?
Berdasarkan pengalaman sejumlah pemain lainnya, apabila master impor sedang birahi dan itu terjadi di rumah, maka burung bisa dikawinkan dengan burung sejenis. Cara ini bisa mengatasi master impor yang birahi.
Namun, menurut Om Kenthut, metode ini memiliki beberapa kelemahan. Misalnya, butuh waktu cukup lama agar burung bisa kembali ke performa semula. Itu sebabnya, Om Kenthut jarang menerapkan cara tersebut.
“Saya justru tak mengawinkan burung yang sedang birahi. Saya biarkan burung melampiaskan birahinya kepada kandang ataupun tempat makan, sambil diberi gambas dan timun sebagai pereda birahi. Burung hanya saya kawinkan kalau memang mau diternak,” ujarnya.
Tentang setelan lomba blackthroat Mbah Rois, Om Kenthut memulainya tiga hari sebelum lomba (H-3). Saat itu burung harus full jemur, seharian penuh. Selain itu, burung biasa dicas dulu dengan kenari atau mozambik.
Untuk pakan tambahan / extra fooding (EF), Om Kenthut biasanya memberikan sayuran dan telur puyuh rebus dua kali dalam seminggu, dan terkadang diselingi kroto.
Sudah banyak kicaumania yang ingin meminang Mbah Rois dengan penawaran tertinggi mencapai Rp 12 juta. “Ya, ada saatnya nanti Mbah Rois harus berpindah tangan. Memang sudah banyak yang berminat meminangnya,” kata Om Kenthut. (Galuh Candra)