Om Agus Nasa terbilang sosok kicaumania lengkap. Dia tak hanya pemain yang rajin mengikuti even-even lokal, regional, dan nasional, namun juga breeder murai batu dan anis kembang, serta sesekali mengadakan lomba burung. Salah satu even akbar yang pernah digelar Om Agus Nasa (bersama Drs Suprodjo WS) adalah 168 Cup di Semarang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebagai pemain, Om Agus Nasa fokus di kelas murai batu dan cucak hijau. Salah satu gaco hebatnya saat ini adalah murai batu Skak Mat. Prestasinya terus meroket sejak dua tahun lalu, dan hingga kini tetap langganan juara, baik dalam even lokal, regional, maupun nasional.
Beberapa waktu lalu, Skak Mat meraih double winner dalam gelaran Bupati Batang Cup IV, Wali Kota Cup Pekalongan, dan Yaqowiyu Cup di Klaten.
Kemenangan juga diraih MB Skak Mat dalam even Wali Kota Cup Magelang (juara 1, 6), BnR Demak (juara 1, 2), Piala Kretek di Kudus (juara 2, 3), Piala Kang Mus di Kudus (juara 2, 3, 4), dan lain-lain.
Menurut Om Agus, Skak Mat diperolehnya dalam sebuah latberan di Salatiga, tahun 2015. Maharnya saat itu Rp 23 juta. Murai batu ini memiliki materi lagu yang didominasi suara jangkrik, jalak suren, cililin, dan cucak jenggot.
“Kalau menghadapi lawan-lawan di sekelilingnya, Skak Mat selalu buka paruh lebar-lebar, kemudian mengeluarkan lagunya dengan cengkok dan terdengar kasar,” jelas Om Agus Nasa.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Perawatan harian dan setelan lomba MB Skak Mat
Perawatan murai batu Skak Mat terbilang cukup mahal, karena burung ini hanya mengkonsumsi full kroto segar tiap hari. Extra fooding (EF) hanya berupa jangkrik, itupun sangat minimalis, yaitu 1 ekor pada pagi hari dan 1 ekor lagi pada sore hari.
Air minumnya nggak neko-neko, cuma air ledeng saja. Mandinya dengan cara disemprot, yang rutin rutin dilakukan setiap pagi pukul 07.00.
“Setelah itu dijemur sampai jam sepuluh pagi. Habis mandi, Skak Mat hanya diangin-anginkan saja di teras rumah sampai sore. Jelang petang, murai disimpan di dalam rumah dalam kondisi full kerodong sampai esok pagi,” tambah Om Agus Nasa.
Kegiatan itu rutin dilakukan sejak hari Senin hingga Kamis. Jika mau dilombakan, maka setelan lomba mulai diterapkan pada H-2 (Jumat). Pada intinya masih sama seperti perawatan harian. Hanya porsi jangkrik yang ditingkatkan menjadi 2/2/2 (pagi, siang, sore).
Pada H-1 (Sabtu), perawatan sama seperti H-2. Bedanya, burung sudah tidak dimandikan lagi. Lantas pada Hari-H, burung dimandikan di sekitar arena lomba, biasanya 2-3 sebelum naik gantang. Pakan hanya kroto segar plus voer Fancy rumput laut, tanpa jangkrik sama sekali.
“Soal extra fooding, saya tidak mau neko-neko. Terkadang ada kicaumania yang memberikan hewan melata dan serangga seperti kelabang, kalajengking, kaki seribu, dan ulat daun, agar burung  giras di lapangan. Saya tidak mau seperti itu, karena tak mau ambil risiko burung menjadi rusak usai lomba,” ungkap Om Agus Nasa.
Om Agus pernah menolak tawaran Om Onie PG (Pekalongan Team) dan seorang pemain murai batu dari Bengkulu yang berminat melakukan take-over terhadap Skak Mat. Nilai maharnya sama, Rp 125 juta.
Penolakan ini bukan tanpa alasan, karena Om Agus Nasa menghendaki penawaran yang lebih tinggi, sesuai dengan kualitas dan prestasi burung tersebut. Selain aktif main di lapangan, Om Agus saat ini juga sibuk mengelola Nasa Bird Farm, yakni penangkaran murai batu dan anis kembang dengan ring Nasa. (neolithikum)
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.