Beberapa spesies burung paruh bengkok seperti lovebird dan cockatiel / falk menarik minat para kicaumania untuk menangkarnya. Namun tak semua peternak bisa menikmati hasil produksinya, terutama jika mengalami berbagai permasalahan yang berkaitan dengan anakan / piyikan. Sebagai referensi, berikut ini beberapa problem yang kerap terjadi pada piyikan burung lovebird dan cockatiel .
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Meski banyak artikel yang mengulas penangkaran lovebird dan cocaktiel, dalam praktiknya tak sedikit penangkar / peternak pemula yang mengaku masih kebingungan menghadapi perilaku induk burung terhadap anak-anaknya yang baru menetas. Permasalahan itu tentu bukan sesuatu yang baru, karena kerap dijumpai di kandang breeding.
Selain kasus indukan yang mengabaikan telur, bahkan tak mau mengerami telur-telurnya, permasalahan yang juga kerap muncul adalah nasib piyikan setelah menetas. Keluhan yang kerap dilontarkan peternak pun cukup beragam, mulai dari indukan yang tidak mau meloloh anaknya sampai piyikan yang hilang dari sarangnya.
Untuk mengetahui penyebabnya, mari kita ulas satu persatu beberapa problem yang acapkali terjadi pada anakan lovebird, cockatiel, maupun jenis burung paruh bengkok lainnya.
1. Induk tidak mau memberi makan / meloloh anaknya
Induk lovebird dan cockatiel yang mengabaikan dan tidak memberi makan / meloloh anaknya termasuk kasus yang kerap dialami para penangkar. Apabila kondisi ini terjadi selama beberapa jam setelah telur menetas, hal itu masih bisa dikategorikan wajar. Sebab anakan yang baru menetas umumnya masih menyimpan pakan yang diperolehnya dari yolk (kuning telur).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Biasanya induk mulai memberi makan anak-anaknya beberapa jam setelah mereka menetas. Namun kalau indukan tetap tidak mau memberikan makanan, meski anak-anaknya merengek minta diloloh, dibutuhkan campur tangan dari pemiliknya yaitu dengan melakukan pelolohan.
Pelolohan secara manual ini sangat dibutuhkan jika indukan tak memungkinkan untuk memberi makanan, misalnya burung belum berpengalaman, naik birahi / siap kawin, atau indukan terlalu pemalas.
Pelolohan manual juga dapat membantu mencegah kematian anakan akibat dehidrasi. Dehidrasi umumnya muncul dalam waktu seminggu setelah menetas. Penyebabnya, anakan terlalu sering menerima makanan padat alias sedikit mengandung cairan, sehingga organ pencernaannya kekurangan air.
Baca lagi: Cara memberi makan anakan lovebird dengan cara spet ke paruh
Untuk mengatasi masalah dehidrasi, Anda bisa memberikan larutan elektrolit maupun air kelapa yang dilolohkan langsung ke mulut burung. Selain itu, berikan juga pakan yang lembut seperti bubur / formula pakan anakan burung yang banyak dijual di pasar / toko burung.
2. Induk kerap mencabuti bulu anaknya
Jika ada burung induk gemar mencabuti bulu anaknya, bukan berarti induk tersebut memiliki perilaku yang kejam terhadap anaknya. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, antara lain cemburu, terlalu sering berproduksi, malnutrisi terutama sodium, induk yang ingin kembali bersarang, serta gangguan ektoparasit.
Burung induk yang sangat jinak umumnya sering mengalami masalah “cemburu”, sehingga dia melampiaskannya dengan mencabuti bulu anak-anaknya. Cemburu terjadi ketika sang pemilik kelihatan rutin dan teratur memeriksa anaknya tanpa menghiraukan sang induk.
Mengatasi masalah ini sangat mudah. Ketika Anda ingin memeriksa anak-anaknya dalam kotak sarang / gelodok, sebaiknya berikan pula perhatian kepada induknya. Misalnya dengan mengelus atau mengajak berinteraksi sebelum memeriksa sarangnya.
3. Anakan menghilang dari sarangnya
Banyak peternak mengaku kebingungan ketika salah satu atau beberapa anakan burung menghilang dari sarangnya. Sebagian peternak beranggapan, anakan telah dimakan induknya akibat kekurangan nutrisi. Tapi fakta sebenarnya, lovebird maupun cockatiel bukan termasuk jenis burung kanibal yang mau memangsa anaknya sendiri.
Ada sebuah tulisan menarik dari International Cockatiels, yang menyebutkan bahwa hilangnya anakan burung dari sarang biasanya disebabkan kematian pada anakan tersebut. Untuk mencegah munculnya bakteri dari bangkai itu, sang induk akan “melenyapkan” bangkai tersebut.
Bagaimana sang induk melakukannya? Dia akan menginjak-injak bangkai anaknya sampai rata dengan sarangnya. Dengan cara demikian, bangkai anaknya yang mati akan menjadi lebih cepat kering, serta mencegah terjangkitnya bakteri yang bisa mengganggu kesehatan anakan-anakan lainnya yang masih hidup.
Demikian tulisan mengenai beberapa problem yang umum terjadi pada piyikan burung dalam penangkaran lovebird dan cockatiel.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Komentar Terbaru