Cara merawat burung ciung-batu siul agar rajin bersiul –Burung ciung-batu siul mempunyai suara siulan yang bervariasi. Spesies yang memiliki wilayah persebaran di Pulau Jawa dan Sumatera ini dikenal mudah jinak dan cepat bunyi jika dirawat secara tepat.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung ciung-batu siul / blue whistling-thrush (Myophonus caeruleus) mempunyai suara siulan yang nyaring, terutama [ada waktu fajar dan senja hari.
Wilayah persebarannya mulai dari Asia Tengah, Tiongkok, hingga Asia Tenggara. Ada enam ras / subspesies yang sudah teridentifikasi, dua di antaranya dapat dijumpai di Indonesia, yaitu Pulau Jawa dan Sumatera.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Burung ciung-batu siul mudah dibedakan dari jenis ciung-batu lainnya. Selain ukuran tubuhnya lebih besar (32 cm), burung ini memiliki paruh berwarna kuning, bintik putih pada pangkal sayap, serta bulu kepala dan leher berbintik kecil yang mengkilap di bagian ujungnya. Sayap dan ekornya tersapu warna ungu berkilauan.
Sebelumnya, anggota dari genus Myophonus ini dimasukkan dalam kelompok anis / punglor atau keluarga Turdidae. Namun berdasarkan hasil penelitian terbaru, para ahli memasukknnya dalam keluarga Muscicapidae, atau satu kelompok dengan burung nightingale (Luscinia) dan decu (Saxicola).
Burung ciung-batu siul mempunyai suara ngerol, sebagaimana ciung-batu kecil (Myophonus glaucinus) dan ciung- batu kalimantan (Myophanus borneensis). Namun ciung-batu siul mempunyai suara kicauan yang lebih lantang dan pandai meniru suara burung lainnya. Selain itu, lagu-lagunya pun mirip suara ngeplong anis merah.
Ciung-batu siul jantan dan betina sama-sama dapat berkicau dan meniru suara burung jenis lainnya. Namun suara burung jantan lebih lantang dan bervariasi.
Burung ciung-batu siul jantan bisa dikenali dari bulu-bulu tubuhnya yang hitam mengkilap kebiruan. Adapun bulu-bulu burung betina cenderung tidak mengkilap atau hitam kecokelatan.
Cara merawat burung ciung-batu siul
Bagaimana pun, cara merawat burung ciung-batu siul secara tepat akan membuatnya rajin berbunyi, dengan suara siulan yang bervariasi. Pawatan secara teratur sangat diperlukan, terutama pada tiga aspek: perawatan harian, pakan tambahan, dan pemasteran. Yuk, kita kupas satu-persatu
Perawatan harian:
- Rutin mengembunkan burung, terutama pada pukul 04.30, atau sebelum matahari mulai terbit.
- Pengembunan rutin akan membuat burung makin rajin berbunyi, apalagi ciung-batu siul sangat aktif pada malam hari dan menjelang fajar.
- Mandikan burung setelah matahari terbit dengan cara mandi karamba. Bisa juga menggunakan cepuk mandi di dalam sangkarnya, maupun mandi semprot dengan sprayer.
- Jaga kebersihan sangkar dan cepuk pakan / air minum. Kotoran yang menumpuk dalam sangkar akan menjadi tempat perkembangbiakan agen penyakit, sehingga dapat mengganggu kesehatannya.
Pemberian pakan tambahan:
Ciung-batu siul suka makan apa saja, mirip burung jalak yang kerap mencari makanan di permukaan tanah. Bahkan burung ini juga gemar memangsa siput atau kepiting berukuran besar. Burung akan menghancurkan cangkangnya pada sebuah batu, sebelum memakannya.
Burung ciung-batu siul juga senang memangsa cicak, tikus, dan kadal yang masuk ke kandang. Di alam liar, burung ini bahkan kerap memangsa burung-burung yang berukuran kecil.
Pemberian tambahan untuk burung ciung-batu siul terdiri atas buah-buahan dan serangga. Setelan yang tepat bisa menjadikan burung lebih rajin bersiul. Berikut ini tipsnya:
- Berikan pakan buahan yang bervariasi setiap hari, seperti pisang atau pepaya.
- Pada pagi hari, setelah burung dimandikan, berikan cacing tanah sebanyak 1-2 ekor. Sore harinya, berikan 1 ekor cacing tanah.
- Berikan 5 ekor jangkrik dan 2 ekor ulat hongkong atau ulat jerman setiap pagi dan sore hari.
- Kroto bisa diberikan beberapa hari sekali, sebanyak 1 cepuk pakan ukuran kecil.
Pemasteran:
Untuk memancing burung ciung-batu siul agar makin rajin berbunyi, Anda bisa menggantang sangkarnya di antara burung jenis lain berukuran sedang dan gacor. Misalnya anis kembang, anis merah, murai batu, kacer, dan cucak ijo.
Sebaiknya jangan menggantang sangkarnya dekat dengan burung-burung kecil seperti ciblek, pleci, atau burung-madu, karena dapat membuatnya menjadi agresif. Kalau ingin melakukan pemasteran dengan jenis burung kicauan tersebut, usahakan agar sangkarnya terlebih dulu diberi pembatas atau dikerodong.
Pemasteran juga bisa dilakukan pada sore dan malam hari, dengan memutarkan suara maseran yang diinginkan dari perangkat pemutar audio seperti handphone, dan sebagainya.
Suara burung ciung-batu siul | Download
Berikut ini suara kicauan burung ciung-batu siul yang bisa Anda dengar atau download untuk memancing bunyi: