Lovebird Rossiddin mencuat karena dendam dan dicemooh –Seperti dijanjikan omkicau.com, bagian kedua dari profil lovebird Rossiddin ini sangat inspiratif, serta bisa menjadi pembelajaran bagi rekan-rekan penggemar lovebird.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam wawancaranya dengan omkicau.com, Om Isan Fadjrian menjelaskan bahwa lovebird Rossiddin (sering disapa Iddin) dibelinya awal tahun 2015, hanya seharga Rp 1 juta.
“Itupun utang dari saudara, yang kemudian saya cicil dua kali. Bagi saya, uang sejuta waktu itu cukup besar untuk membeli burung yang sama sekali belum punya prestasi,” kenang Om Isan.
Namun burung yang dibelinya tak sesuai dengan apa yang dicarinya. Ya, Om Isan dibohongi. Saat itu, dia minta tolong rekan sesama kicaumania yang sudah dianggap senior, untuk membelikan lovebird trah juara dan sudah berprestasi. Kalau bisa, durasi ngekeknya panjang, lebih dari 1 menit.
Rekan tersebut lalu memberikan lovebird paruh putih, mirip dengan lovebird jawara yang dimaksud Om Isan. “Teman saya bilang, ini adik lovebird trah juara tersebut. Burung itu lalu saya beri Rossiddin. Sengaja namanya saya miripkan dengan lovebird idola saya waktu itu, ketika saya masih pemula,” ujarnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Rossiddin tidak pernah mengeluarkan ngekek dengan durasi lama. Sampai lima bulan di tangan Om Isan, durasi ngekek Idin paling banter hanya 15 detik.
Om Isan lalu protes, dan menanyakan kepada teman yang mencarikan lovebird tersebut. “Bang, kok durasinya paling lama cuma 15 detik?” Si teman hanya menjawab, ”Sabar, burung masih muda, nanti panjang kok”.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sejak itulah, muncul kecurigaan bahwa dia dibohongi. Tetapi Om Isan mencoba berfikir positif. Iddin tetap dibawanya ke even latberan. Hasilnya, burung gagal nampil. Rossiddin seperti ketakutan ketika digantang, apalagi saat mendengar teriakan peserta yang gaduh.
Ketika penilaian sudah terkunci, Iddin baru mau berbunyi, itupun hanya 15-20 detik. Namun bagi Om Isan, durasi tersebut dianggapnya sudah panjang.
Dalam berbagai even berikutnya, lovebird Iddin tetap tak bisa berprestasi. Bahkan Om Isan seringkali dibully teman-temannya. Ada yang menjuluki Iddin sebagai “lovebird panjang sekali”. Bukan pujian, tapi seperti mencemooh. Sebab “panjang sekali” yang dimaksud adalah “panjang, tapi cuma sekali”.
Berbagai cara pun dicoba Om Isan agar lovebird Rossiddin mampu ngekek dengan durasi panjang dan rajin bunyi. Upaya yang dilakukannya antara lain melalui pengumbaran, full kerodong, mandi malam dengan menggunakan air es, dan sebagainya. Bahkan Iddin pun pernah diceburkan dalam bak mandi agar berenang.
“Hasilnya tetap nol. Burung malah makin stres dan hanya sesekali bunyi. Saya mulai lelah bertanya kepada teman-teman yang mengaku suhu, namun jawabannya kerap tidak logis. Mungkin mereka enggan berbagi tips, karena takut menjadi saingannya,“ tambah Om Isan.
Akhirnya, Om Isan memutuskan bertanya kepada para pemain lovebird yang sering juara di luar Kota Pekanbaru. Sejumlah pertanyaan disampaikannya melalui grup maupun wall facebook, baik melalui komentar maupun chat langsung. Yang ditanyakannya antara lain perawatan harian, setelan lomba, extra fooding (EF), merek pakan, dan sebagainya.
Tapi jawaban yang diperolehnya tetap tidak memuaskan. Biasanya mereka hanya menjawab, ”Tidak diapa-apain kok. Cuma pakai milet putih saja”. Bahkan banyak pertanyaannya yang tidak dijawab. Di situlah muncul kekecewaannya, mengapa mereka enggan berbagi ilmu.
Dalam dendam dan kecewa, Om Isan Fadjrian membulatkan tekad untuk menjual lovebird Rossiddin. Burung dibanderol Rp 1 juta (full set).
Bukannya terjual, Om Isan justru kembali mendapat celaan dan cemoohan. Banyak yang menyangka dia menjual burung ombyokan.
“Karena tidak laku dijual, Iddin pun saya masukkan ke kandang koloni untuk diternak. Harapan saya, jika Iddin punya keturunan, siapa tahu ada anakannya yang durasi ngekeknya menitan seperti cerita teman yang mencarikan lovebird ini untuk saya,” tukasnya.
Langsung konslet berkat jamu racikan sendiri
Setelah beberapa minggu, Om Isan mendapat ide untuk melakukan uji coba membuat pakan racikan lovebird. Selama delapan bulan, Iddin mendapat treatment seperti itu. Burung sehari-hari berada di kandang koloni, namun secara berkala terus digantang di arena latberan. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan durasi ngekeknya.
Semua hasil uji coba diposting melalui akun FB, mulai Agustus 2016. Komentar yang muncul sangat beragam, ada yang suka dan tidak suka. Yang tidak suka berkomentar bahwa saya sesat karena telah menerapkan perawatan yang berbeda 180 derajat dari yang biasa dilakukan para senior.
“Jujur saja, sampai detik ini saya belum bisa menemukan racikan pakan yang bisa menambah durasi ngekek lovebird, atau membuat lovebird menjadi fighter. Tapi kabar baiknya, saya bisa menemukan resep jamu pakan agar lovebird menjadi gacor dan konslet,” jelas Om Isan.
Akhirnya, Om Isan mampu membuktikan bahwa “ajaran sesat” dari hasil uji coba selama 8 bulan bisa bekerja dengan baik. Hasilnya, Iddin mampu mengalahkan lovebirdnya di Pekanbaru.
Dari situ pula baru terkuak fakta bahwa Iddin merupakan lovebird ombyokan yang dibeli teman saya di pasar seharga Rp 500.000, dan dijualnya kembali kepada Om Isan seharga Rp 1 juta.
“Jadi, wajar kalau durasinya tidak pernah sampai menitan. Namun setelah saya terapi denggan resep racikan, Iddin menjadi konslet. Durasinya sekitar 45 hingga 55 detik, dengan jeda paling lama 5 detik dan ngekek terus sepanjang laga,” tambah Om Isan.
Berbagai prestasi spektakular terus diukir lovebird Rossiddin, termasuk melakukan dua kali tur dalam waktu lama di empat pulau, mulai tahun lalu hingga sekarang.
Nantikan kelanjutannya tentang pakan Konslet hasil racikan Om Isan yang kini mulai digunakan pula oleh sejumlah pemain lovebird di Indonesia. (neolithikum)