Burung poksay sumatera / sumatran laughingthrush atau black-and-white laughingthrus (Garrulax bicolor) cukup digemari para kicaumania Indonesia. Suaranya merdu, dengan volume lantang, serta gaya njambul tatkala berkicau menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar burung ocehan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Namun perlu diketahui, status konservasi burung poksay sumatera berdasarkan IUCN Red List adalah Endangered (EN) alias Genting / Terancam.
Apabila populasinya di alam liar makin menyusut, maka statusnya bisa menjadi lebih gawat lagi, mulai dari Critically Endangered (CR) / Kritis, Extinct in the Wild (EW) / Punah di Alam Liar, hingga Extinct (EX) / Punah), baik di alam liar maupun penangkaran.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Berkurangnya populasi poksay sumatera di alam liar disebabkan beberapa faktor, antara lain berkurangnya habitat akibat kerusakan hutan, alihfungsi hutan, hingga maraknya perburuan manusia terhadap spesies burung ini di alam liar.
Karena itu, penting bagi rekan-rekan kicaumania, terutama yang memelihara poksay sumatera, untuk ikut berperan dalam pelestarian satwa tersebut. Caranya? Tidak ada cara lain, kecuali dengan menangkarkannya di rumah masing-masing.
Upaya penangkaran bukannya tidak ada. Sudah ada beberapa kicaumania di Indonesia yang mengembangbiakkan poksay sumatera. Bahkan beberapa lembaga konservasi internasional serta beberapa kebun binatang di Eropa telah melakukan hal tersebut.
Karakteristik burung poksay sumatera
Siapapun yang ingin menangkar burung poksay sumatera harus memahami dulu bagaimana karakteristik burung ini, termasuk perilaku perkembangbiakannya.
Poksay sumatera termasuk burung endemik Sumatera. Spesies ini hidup di dataran tinggi di sepanjang jejeran Bukit Barisan, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di perbatasan Aceh-Sumut, Gunung Kerinci (Jambi), Gunung Talamau dan Gunung Singgalang (Sumatera Barat), hingga Riau dan Palembang.
Burung yang juga sering disebut poksay jambul sumatera ini termasuk anggota keluarga Timaliidae. Suaranya sangat keras dan merdu. Penampilannya menawan, dengan jambulnya yang khas saat berkicau.
Posturnya terbilang besar dengan panjang tubuh sekitar 30cm. Bulu-bulu di bagian atas dan bawah didominasi hitam kecokelatan. Adapun bagian kepala, tenggorokan, dan dada atas ditumbuhi bulu-bulu putih.
Pada bagian atas kepala terdapat jambul yang sedikit tegak, sedangkan dahi, kekang, dan sterip mata berwarna hitam. Penampilannya sepintas mirip burung poksay jambul thailand, Yang membedakan adalah bentuk jambul serta warna tubuhnya.
Poksay sumatera memiliki suara kicauan yang sangat keras dan merdu. Burung jantan dan betina mempunyai kemampuan berkicau yang sama. Selain itu, penampilan keduanya juga sulit dibedakan.
Namun jika dicermati, tercapat beberapa perbedaan antara poksay sumatera jantan dan betina, yaitu:
- Ukuran kepala burung jantan lebih besar daripada betina. Kepala burung jantan berukuran 5,6 – 5,7 cmm betina 5,4 -5,5 cm.
- Burung jantan mempunyai sayap lebih panjang (13,6 – 13,7 cm) daripada betina (12,2 – 12,4 cm).
- Kaki burung jantan juga lebih panjang daripada betina, sehingga ketika berdiri terlihat lebih tegap.
- Bobot badan burung jantan (106 gram) sedikit lebih berat daripada betina (103 gram).
Poksay sumatera bersifat arboreal, atau sering menghabiskan waktunya di atas pepohonan atau belukar. Di alam liar, burung ini gemar menyantap serangga dan buah-buahan. Sesekali mereka akan turun ke permukaan tanah, untuk mencari serangga seperti jangkrik, kecoak, dan belalang sembah, serta beberapa reptil kecil dan amfibi.
Perilaku perkembangbiakan burung poksay sumatera
Beternak burung poksay sumatera bisa dilakukan dalam kandang aviary, baik berukuran luas maupun sedang. Makin luas ukuran kandang, makin memudahkan proses perkembangbiakannya. Induk jantan dan betina sebaiknya berumur dewasa, misalnya 2 tahun atau lebih.
Tempat sarang berbentuk terbuka, baik terbuat dari bahan rotan, bambu, maupun besek. Letakkan tempat sarangnya di lokasi paling tinggi dalam kandang ternak.
Jika diperlukan, Anda bisa menempatkan beberapa tanaman berdaun rindang untuk menaruh sarangnya. Sedangkan bahan sarang bisa menggunakan rumput, jerami, sabut kelapa, atau akar tanaman.
Berikut ini beberapa perilaku perkembangbiakan poksay sumatera :
- Setelah terjadi proses perkawinan, induk betina mulai membuat sarang untuk bertelur. Telur pertama biasanya diletakkan dalam waktu 3-5 hari setelah sarang selesai dibangun.
- Induk betina umumnya bertelur sebanyak 3 butir yang berwarna putih.
- Pengeraman dilakukan oleh induk jantan dan betina secara bergantian, dan berlangsung selama 14 hari.
- Induk jantan juga aktif mencari pakan untuk induk betina yang sedang mengerami telur.
- Tanda-tanda telur akan menetas bisa dilihat dari tingkah laku burung induk yang selalu membawa makanan ke dalam sarangnya. Bisa juga dilihat dari adanya pecahan cangkang telur yang berserakan di dasar kandang yang sengaja dibuang induknya.
- Setelah telur menetas, induk jantan dan betina akan bahu-membahu merawat anaknya hingga umur 12 hari.
Galeri gambar anakan burung poksay sumatera
Nah, pada umur 13-14 hari, anakan poksay sumatera sudah mampu keluar dari sarangnya. Mereka kemudian belajar nangkring.
Satu hal penting yang harus diperhatikan dalam penangkaran burung poksay sumatera adalah menjaga ketersediaan pakan tambahan, terutama ketika induk sedang merawat anak-anaknya.
Galeri gambar trotolan poksay sumatera
Beberapa jenis serangga yang bisa diberikan adalah belalang, jangkrik, ulat, dan kroto. Tambahkan pula multivitamin seperti BirdVit ke dalam air minumnya, untuk menjaga kondisi induk selama proses perkembangbiakkanya.
Itulah panduan awal beternak burung poksay sumatera. Yuk, kita selamatkan spesies yang terancam punah ini dengan cara menangkarnya.