Murai batu Black Jack boleh dibilang menjadi salah satu murai blacktail paling bersinar di Blok Barat, khususnya Jabodetabek, sepanjang tahun 2017. Hebatnya lagi, gaco andalan Om Nunung Efendi dari Squad 215 Team ini justru lebih sering berjaya di kelas umum (non-blacktail).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sepanjang tahun ini memang tidak banyak murai batu ekor hitam yang rajin berprestasi di lapangan, setidaknya di wilayah Jabodetabek. Ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana ada Balotelli milik Om Bonni N (Mahesa Ratu SF), Putra Pantura andalan Om Deon Ramzi, dan lain-lain.
Om Nunung sempat ragu untuk membeli Black Jack, karena termasuk murai batu ekor hitam. Namun mengingat burung ini kerap berprestasi, bahkan sering mengalahkan murai batu ekor putih, dia pun memutuskan untuk membelinya.
Begitu di tangannya, Black Jack langsung moncer di lapangan, meski harus puas nyeri juara 4 dalam even Kampung Burung Enterprise di Jakarta Timur, 23 Juli lalu.
Sejak itu, laju prestasinya tak pernah berhenti. Bahkan beberapa kali meraih double winner, antara lain dalam even Piala Wali Kota Tangsel (10/9), Airin Cup (29/10), Anniversary Ciganjur Enterprise, Jakarta (19/11), dan Kampung Burung Enterprise (1/12).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Nunung juga menurunkan murai batu Black Jack dalam even nasional BnR Award 2017 di Taman Bunga Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (10/12) lalu. Hasilnya, Black Jack dua kali menjadi juara 4 dalam even yang diikuti murai-murai terbaik di Indonesia.
Berikut beberapa prestasi murai batu ekor hitam Black Jack sejak di tangan Om Nunung Efendi.
- Kampung Burung Enterprise, Jakarta | 23 Juni 2017 | juara 4, 4
- Pondok Ranggon Enterprise, Jakarta | 13 Agustus 2017 | juara 1
- Ciganjur Enterprise, Jakarta | Agustus 2017 | juara 1, 4
- Telaga Berkicau, Cibinong | 27 Agustus 2017 | juara 1, 3, 4, 5
- Piala Walikota Tangsel | 10 September 2017 | juara 1, 1
- Radar IndoVit, Bekasi | 21 September 2017 | juara 1, 2
- Airin Cup, Tangsel | 29 Oktober 2017 | juara 1, 1, 3
- Cileungsi Cup Radjawali Mas, Bogor | 5 November 2017 | juara 2
- Anniversary Ciganjur Enterprise, Jakarta | 19 November 2017 | juara 1, 1, 3, 4
- Kampung Burung Enterprise, Jakarta | 1 Desember 2017 | juara 1, 1
- BnR Award, Jakarta | 10 Desember 2014 | juara 4, 4
Om Nunung berharap agar murai batu Black Jack bisa terus berprestasi. Bahkan kalau bisa mengikuti jejak Natalia, murai batu ekor hitam paling legendaris yang kini telah tiada.
Black Jack mempunyai materi isian lagu yang komplet, mulai dari tembakan cililin, lovebird, burung gereja tarung, cucak jenggot, cucak cungko, kapas tembak, dan serindit, hingga lagu burung-burung kecil seperti kenari dan burung-madu. Durasi kerjanya juga luar biasa, begitu juga volumenya yang di atas rata-rata.
Perawatan murai batu Black Jack
Dalam kesehariannya, murai batu Black Jack dirawat sendiri oleh Om Nunung. “Perawatannya relatif mudah,” ujar Om Nunung.
Setiap pagi, pukul 07.00, burung dianginkan, kemudian dijemur tidak lebih dari 1 jam. Dua kali dalam seminggu, yakni Selasa dan Kamis, burung dimasukkan dalam kandang umbaran sejak pagi hingga sore hari.
Aktivitas mandi hanya dilakukan tiga kali dalam seminggu, termasuk ketika mau berangkat ke arena lomba.
Extra fooding (EF) jangkrik diberikan setiap pagi dan sore hari, masing-masing sebanyak 5 ekor. Kroto segar hanya diberikan dua kali dalam seminggu. Cacing tanah diberikan seminggu sekali.
Untuk menguatkan materi isiannya, MB Black Jack selalu ditempel burung masteran utamanya, yakni seekor cucak cungko yang sangat gacor.
Sehari sebelum lomba (H-1), porsi jangkrik ditingkatkan menjadi 7/7. Dengan perawatan yang relatif simpel inilah, murai batu Black Jack makin meroket. Prestasinya menjadi pusat perhatian kicaumania di Blok Barat, khususnya para penggemar murai blacktail.
Selain Black Jack, Om Nunung juga masih menyimpan gaco lawasnya yang juga tak kalah hebat, yakni murai batu Suarez. Burung ini disimpan di rumah salah satu koleganya.
Om Nunung juga beternak murai batu di rumahnya, kawasan Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Meski baru mengoleksi lima pasangan induk, induk yang digunakan merupakan eks jawara lomba. (d’one)
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.