Ide bisnis itu bisa muncul dari mana saja, baik yang direncanakan maupun faktor ketidaksengajaan. Begitu pun yang dialami Om Didik Siswanto, anggota TNI-AL yang kini bertugas di Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Jakarta. Di sela-sela waktu senggangnya itu, Om Didik beternak murai batu dengan mengibarkan bendera Diedhant BF.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Semua itu bermula dari ketidaksengajaan. Ketika masih dinas di Belawan, Medan, Om Didik acapkali dimintai tolong rekan-rekannya untuk mencarikan murai batu medan.
Saat pindah tugas di Jakarta, Om Didik sudah tidak bisa lagi mengirim murai batu medan. Tapi karena beberapa rekan terus memintanya, akhirnya pada tahun 2001 dia membangun penangkaran murai batu.
“Lokasinya di tempat kelahiran saya, yakni Desa Pasucen, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Saya pun membeli beberapa induk murai batu medan,” jelas Om Didik.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Didik mengaku nekat beternak murai batu. Pasalnya, dia sama sekali tidak memiliki pengalaman beternak burung kicauan. Dia belajar dari buku, browsing di internet, berguru pada beberapa teman penangkar, serta praktik langsung (learning by doing).
Berbagai kendala memang ada, tetapi selalu diatasi berkat kesabaran dan ketelatenan. Penangkaran itu diberi nama Diedhant Bird Farm (BF), mengacu pada nama putra pertamanya yang lahir tiga bulan sebelum Om Didik membuat kandang murai batu.
Keputusan Om Didik mendapat dukungan sepenuhnya dari ayahnya: Om Bambang. Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai petani dan termasuk orang yang aktif. Ayahnya pernah mencoba beternak ikan, namun gagal. Kini beliau ikut membantu Om Didik dalam breeding murai batu.
Andalkan produk Om Kicau dan racikan sendiri
Selain pemilihan materi induk berkualitas, baik jantan maupun betina, Om Didik juga mengandalkan produk-produk Om Kicau dalam mendukung penangkarannya. Misalnya BirdMature serbuk (untuk meningkartkan birahi burung induk), multivitamin BirdVit untuk induk maupun anak-anaknya, serta BirdPro untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan saraf dan kelumpuhan.
Ada juga beberapa obat hasil racikan Om Didik dan Om Bambang. Bahan baku berasal dari tanaman-tanaman yang tumbuh di lingkungan sekitar. Desa Pasucen berada di tengah-tengah hutan, sehingga mudah mencari tanaman herbal. Lokasinya hanya beberapa ratus meter dari pabrik semen baru di Rembang.
Kandang ternak menggunakan konstruksi semi terbuka, sehingga induk murai batu bisa memperoleh sinar matahari full seharian. Bahkan di musim hujan, burung bisa hujan-hujanan.
Diedhant BF menggunakan model poligami, di mana seekor murai jantan jantan dipasangkan dengan dua ekor burung betina. Sebagian indukan dikawinkan dengan model monogami.
Kandang induk menggunakan tiga model, yakni kandang monogami (lebar 125 cm, panjang 180 cm, tinggi 225 cm), kandang poligami 1 kamar (90 cm x 180 cm x 225 cm), dan poligami 2 kamar (180 cm x 180 cm x 225 cm). (neolithikum)
Penjodohan, Pakan, dan Pemasaran | Galeri Gambar Diedhant BF
Proses penjodohan, Pakan, dan Pemasaran
Untuk perkawinan poligami, proses penjodohannya memang lebih lebih rumit. Tahap pertama, dua ekor murai betina didekatkan dengan murai jantan. Ketiganya ditempatkan terpisah dalam sangkar bulat besar.
Tahap kedua, murai jantan dilepaskan ke kandang ternak selama 3-7 hari. Adapun kedua induk betina tetap berada di dalam sangkar masing-masing.
Tahap ketiga, murai batu jantan dimasukkan lagi ke sangkar bulat. Sebaliknya, kedua betina dilepas ke kandang ternak dalam jangka waktu yang sama.
“Tujuannya agar burung bisa beradaptasi dengan situasi kandang. Setelah itu, baik jantan dan betina ditempatkan dalam satu kandang ternak,” jelas Om Didik.
Pakan induk dan anakan murai batu
Untuk pakan induk (murai batu dewasa), Om Didik menggunakan jangkrik dan voer kiloan, dicampur telur ayam rebus. Sesekali, induk juga diberi extra fooding / EF seperti laron, rayap, ulat pisang, dan ungker (ulat daun jati).
Adapun pakan lolohan untuk anakan murai batu terdiri atas cacing tanah merah dan jangkrik. Kedua bahan ditumbuk lembut hingga menyerupai bubur.
Selain itu, anakan murai batu juga diberi EF berupa campuran telur ayam rebus dengan bahan-bahan alami seperti daun pucuk muda binahong, pepaya, pace, dan kelor.
“Sebelum dicampur dengan telur ayam rebus, bahan-bahan itu dilayukan dulu selama seharian. Lalu ditumbuk dan dicampurkan dengan telur ayam rebus yang juga sudah dihaluskan,” kata Om Didik.
Apabila anakan murai batu sudah bisa belajar nangkring, maka penjemuran rutin dilakukan pada hari hari, dengan durasi 15-30 menit, tergantung intesitas sinar matahari.
Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...
Trotolan murai batu juga rutin dimaster. Dalam hal ini, Om Didik menggunakan perangkat audio mp3 buatan Om Fuksin Sunter. Audio masteran yang terdiri atas berbagai materi suara burung itu diputar selama 24 jam dengan volume lirih.
Yang menarik, murai batu produksi Diedhant BF diberi nama sesuai dengan tokoh wayang. Misalnya Krisna, Balarama, Pandu, Punthadewa, Seno, Arjuna, Nakula, Sadewa, Gathotkaca, Angkawijaya, dan sebagainya. “Soalnya bapak saya penggemar wayang kulit,” tambah Om Didik.
Pemasaran produk Diedhant BF
Mengingat harga jualnya relatif terjangkau, mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta per ekor, trotolan murai batu produksi Diedhant BF terbilang laris-manis.
Promosi penjualan dilakukan Om Didik melalui media sosial. Bahkan terkadang beberapa rekan kerja maupun kenalannya membantu melalui promosi dari mulut ke mulut.
“Pembeli datang dari berbagai daerah, antara lain Semarang, Surabaya, Jakarta, dan beberapa kota lainnya di Pulau Jawa,” ujar Om Didik.
Pengiriman murai batu biasanya dilakukan sendiri oleh Om Didik. Sebab, sebulan sekali dia pulang ke kampung halamannya di Rembang. Namun ada juga pembeli yang datang langsung ke Rembang saat Om Didik masih di Jakarta. Tapi sebelumnya sudah ada koordinasi, sehingga pembeli tinggal ambil di Rembang.
Ditanya tentang omzet penjualan murai batu, Om Didik mau terbuka. Ini untuk memberi semangat / motivasi kepada para kicaumania yang ingin mengikuti jejaknya. “Omzet sebulan rata-rata 25 juta,” jawabnya.
Namun beternak murai batu tidak lepas dari suka-duka. Kalau produksi melimpah, tentu keuntungan juga berlimpah. Namun apabila banyak indukan yang mabung bersamaan, maka peternak harus rela memberi makan selama 4-6 bulan, sedangkan yang diberi makan belum bisa menghasilkan uang.
“Tapi itulah seninya beternak murai batu. Kita juga harus mempelajari karakter dan kemauan setiap individu murai batu. Untuk para pemula, jangan pernah malu bertanya kepada yang senior,” tandas Om Didik. (neolithikum)
Galeri Gambar Diedhant BF
Berikut ini beberapa murai batu hasil breeding Diedhant BF:
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.