Suara bising bisa memicu stres berat pada burung. Hal ini terungkap dalam Jurnal Proceedings of the National Academy Sciences, yang memuat hasil penelitian terbaru mengenai dampak suara bising / polusi udara yang ternyata bisa memicu stres berat pada burung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Menurut salah seorang peneliti, Rob Guralnick, riset ini dilakukan untuk menguji hubungan kebisingan, hormon stres, dan kebugaran pada burung untuk mendeteksi predator, pesaing, dan spesies mereka sendiri.
Dalam penelitiannya, para ilmuwan menemukan beberapa spesies burung, baik yang sudah dewasa maupun anakan, mengalami tanda-tanda stres kronis akibat polusi suara.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hormon stres akibaf peningkatan gangguan, kecemasan, kebingungan, dan kewaspaan secara berlebihan. “Kami menggunakan suara bising dari kompresor udara untuk menguji tingkat stres pada beberapa jenis burung,” kata Guralnick yang juga kurator Asosiasi Informasi Keanekaragaman Hayati di Museum Sejarah Alam, Florida, AS.
Ditambahkan, induk burung yang berada di daerah yang selalu terpapar suara bising akan menjadikan mereka berada di antara dua pilihan. Pertama, induk mencari makanan. Kedua, induk tetap menjaga anak-anaknya di sarang karena tak bisa mendeteksi ancaman predator di lingkungan sekitar sarang akibat polusi suara.
Selain itu, anak-anak burung yang tinggal di lingkungan berisik cenderung memiliki ukuran tubuh lebih kecil dan bulu yang kurang berkembang. Hal ini tentu mengurangi potensinya untuk bertahan hidup.
“Mereka terus-menerus stres karena tidak tahu apa yang terjadi. Sama seperti stres konstan yang bisa menurunkkan berbagai aspek dari kesehatan seseorang. Ini secara keseluruhan memiliki efek pada kesehatan tubuh dan pikiran mereka,” kata Guralnick.
Burung stres mengalami gangguan hormonal
Dalam penelitiannya itu, para ilmuwan menempatkan 240 kotak sarang di lokasi berbeda, dekat dengan kompresor gas. Makin keras suara kompresor gas, makin rendah kadar hormon kortikosteron burung-burung tersebut. Hasil ini cukup konsisten pada burung dewasa maupun anakan.
Kondisi tersebut tentu bukan hal yang baik, karena burung-burung telah mengalami stres berat tanpa henti, sehingga kadar hormon normalnya terganggu.
Pola serupa ditemukan pada manusia yang mengalami stres ekstrem. Stres berat ditandai makin rendahnya kadar kortikosteron, sehingga membuat tubuh mematikan hormon tingkat dasar yang berfungsi sebagai perlindungan diri.
Mendengar adalah sistem pengawasan universal yang dimiliki makhluk bertulang belakang seperti manusia, burung, dan hewan vertebrata lainnya. Selain itu, pendengaran juga merupakan indera yang tetap aktif meski sedang tidur.
Ya, manusia dan hewan sangat bergantung pada indera pendengaran. Ketika mereka selalu terpapar oeh suara bising, maka muncullah berbagai dampak fisiologis, salah satunya stres berat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.