Nama Om Hery Soegihono SH MH sudah tak asing lagi di kalangan kicaumania, khususnya komunitas dan pemain anis merah. Beberapa gaco andalannya kerap mengisi daftar juara lomba burung tingkat regional maupun nasional. Misalnya anis merah Amara, Megananda, Dupont, Lexus, Siluman, dan Senator.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Karena kecintaannya terhadap burung yang kerap dijuluki Si Raja Teler, Om Hery sampai mengoleksi sekitar 30 ekor anis merah. Burung-burung ini ditempatkan dalam ruangan khusus di rumahnya.
“Ada yang masih remaja, bahan lomba, hingga gaco prestasi. Anis merah menjadi salah satu hiburan utama saya sepulang dinas,” ujar Om Hery Soegihono.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Aktivitas Om Hery memang sangat padat. Sehari-hari, dia harus menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Saat ini dia memegang jabatan sebagai wakil ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur. Selain itu, Om Hery juga dipercaya menjadi Ketua Pelestari Burung Indonesia (PBI) Cabang Surabaya.
Anis merah Amara merupakan gaco kesayangan Om Hery. Burung ini diperolehnya dari Om Edy PLN, pemain senior dan pimpinan 279 Team yang mukim di Bekasi.
Om Hery meminang Amara tanpa pernah melihat langsung penampilannya di lapangan. Dia mengandalkan informasi dari beberapa kiermaster kepercayaannya, termasuk Om Jeck.
Sayangnya, Amara sempat macet cukup lama, hampir dua tahun. “Sempat beberapa kali ganti pola perawatan, tapi Amara tak kunjung nampil di lapangan,” kata Om Hery saat ditemui omkicau.com.
Akhirnya setelah melewati masa mabungnya selama empat bulan, Om Hery meminta Om Jeck untuk membesut ulang anis merah amara. Baru dua minggu di tangan Om Jeck, performa Amara kelihatan mulai membaik.
Apa rahasianya? Menurut Om Jeck, kunci utamanya adalah mengembunkan Amara sebelum subuh. Burung tetap dibiarkan di luar rumah sampai matahari terbit. “Beberapa saat setelah terpapar sinar matahari pagi, burung saya masukkan ke dalam rumah,” jelas Om Jeck.
Anis merah Amara, burung hemat energi
Tatkala digantang di dalam rumah, Amara biarkan sendirian atau tanpa burung pendamping lainnya. Pakan tambahan / extra fooding (EF) juga sangat diperhatikannya.
Tetapi jangkrik cuma diberikan dua hari sekali, itupun dengan porsi 1-2 ekor saja. Buah-buahan segar diberikan setiap hari, dengan variasi pepaya, tomat, dan apel.
Karena porsi jangkrik minimalis, tak heran jika anis merah kelihatan seperti burung tidak kondisi saat di rumah. Burung nyaris tak pernah bunyi. Om Jeck menyebutnya burung hemat energi.
Namun kalau sudah di lapangan, kondisi Amara berubah drastis. Sayapnya mengapit rapat, bodinya mrahu (seperti perahu). Sebelum naik gantangan, cukup dicas dengan 1-2 anis merah lainnya di area yang tenang / jauh dari keramaian.
Dengan gaya teler rebah hyper, anis merah Amara akan mengeluarkan materi isian berupa tonjolan cucak jenggot dan cerecetan lovebird, dengan volume melengking, hingga tembus ke luar lapangan.
Aksinya kerap membius tim juri untuk menobatkannya sebagai juara. Tahun lalu, anis merah Amara mengoleksi sejumlah trofi dalam even nasional. Yang paling berkesan antara lain Piala Raja di Jogja, Plaza Cup di Semarang, dan Giri Prasta Cup 2 di Badung, Bali.
Bahkan dalam gelaran Giri Prasta Cup 2, 5 November 2016, Amara dinobatkan sebagai anis merah terbaik. Prestasi terbarunya adalah meraih juara pertama dalam lomba burung berkicau Sumber Indah Cup 1 di Jombang, Minggu (1/4) lalu. (Endar)