Om Fahmi Rukmana (Bintang Jagad Depok) membeli kenari Kapal Oleng tahun 2016, dengan harga relatif murah: Rp 4 juta. Padahal, ketika itu, Kapal Oleng sudah sering menjuarai latber dan latpres di seputaran Jogja.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Namun berkat tangan dingin Om Fahmi yang dikenal sebagai spesialis pengorbit kenari jawara, Kapal Oleng mengalami peningkatan performa luar biasa. Berbagai even nasional kerap dijuarainya.
Salah satu prestasi spektakular kenari Kapal Oleng adalah saat menjuarai lima kelas, plus sekali juara dua, dalam lomba burung berkicau Wali Kota Cup di Sukabumi, 8 Mei 2016.
Kemenangan hattrick dan double winner dalam even-even besar pun sudah sering diraihnya. Antara lain Nirina Cup di Cibubur, Piala Jakarta Raya, Imlek Cup, dan Road to Presiden Cup di Jakarta.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Yang paling prestisius tentu saja ketika kenari Kapal Oleng meraih juara pertama dalam even kolosal Piala Raja di Candi Prambanan, Jogja, 4 September 2016.
Saat itu, Kapal Oleng berhasil menjuarai kelas standar umum. Padahal, burung ini sejatinya termasuk kenari standar kecil. Beberapa lawan tangguh bertubuh bongsor pun mampu dilewatinya. Tak hanya itu, Kapal Oleng juga moncer dalam even akbar lainnya, Presiden Cup IV (2016).
Berkat serangkaian prestasinya, kenari Kapal Oleng sangat disegani lawan-lawannya. Dia merupakan tandem kuat bagi kenari-kenari hebat lainnya seperti TC1 milik Om Sien Ronny yang dirawat Om Eka Juhrian (JrC Halim) serta Respati besutan H Sadat (B16 Team).
Sudah ditawar Rp 60 juta, tapi belum dilepas
Kapal Oleng diperoleh Om Fahmi dari salah seorang sahabatnya di Jogja. Harganya pun bersahabat: Rp 4 juta. Sudah lama jagoan ini dipantau adik sepupunya yang kini juga dipercaya merawatnya.
Kenari Kapal Oleng mempunyai keunggulan pada durasi, volume, dan lagunya yang khas. Staminanya sungguh prima, bahkan mampu bermain 7-10 sesi dalam sekali lomba.
Yang paling khas, burung ini punya keistimewaan bergaya goyang-goyang sambil oleng ke kanan dan ke kiri. Hal itulah yang membuat Om Fahmi memberi nama Kapal Oleng pada kenarinya.
Berkat prestasinya, banyak pemain yang ingin meminangnya. Penawaran tertinggi sejauh ini sekitar Rp 60 juta. Namun Om Fahmi belum ingin melepasnya.
Alasannya, Kapal Oleng sudah menjadi maskot Bintang Jagad Team, dan sudah dikenal rekan-rekan sesama penggemar burung kenari. “Saat ini Kapal Oleng dalam kondisi mabung, masih dirawat adik sepupu di Jogja,” ujar Om Fahmi yang berprofesi sebagai instruktur drum dan session player drum.
Om Fahmi berencana memasukkan Kapal Oleng ke kandang ternak agar bisa mendapatkan anakan-anakannya. Saat ini, dia juga sudah menyiapkan jagoan baru sebagai pelapis Kapal Oleng.
Perawatan kenari Kapal Oleng
Berikut ini perawatan kenari Kapal Oleng yang relatif mudah. Bahkan tidak ada perbedaan signifikan antara perawatan harian dan persiapan lomba:
- Pakan utama (biji-bijian) merek Prestige.
- Pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa pakcoy dan telur puyuh, diberikan setiap hari.
- Air minum wajib diganti setiap kali habis.
- Vitamin diberikan seminggu sekali (Kamis), sebanyak 3-4 tetes, dicampur dengan air minum.
- Pagi hingga sore hari, burung dimasukkan dalam kandang umbaran sepanjang 4 meter. Pada malam hari, baru dipindah ke dalam sangkar harian.
- Sehari-hari, burung mandi sendiri di kandang umbaran. Saat lomba, burung mandi semprot.
- Setiap hari, sangkarnya tidak pernah dikerodong. Full kerodong baru diterapkan saat berada di arena lomba. Itupun baru dulakukan sekitar dua sesi sebelum naik gantang.
- Di lokasi lomba, Kapal Oleng harus dijauhkan dari kenari-kenari lainnya.
Menurut Om Fahmi, agar kenari bisa tampil maksimal dalam kontes kicauan, yang terpenting adalah memahami dulu karakternya. “Meski kenari sudah mempunyai setelan tetap alias ngunci, dia tetap makhluk hidup yang suatu saat bisa berubah sifat, naluri, dan kondisinya. Jadi, ketika hal itu terjadi, kita tidak akan kesulitan untuk mengatasinya,” tuturnya.
Yang kedua, perlakukan burung secara baik, fisiknya jangan diforsir, meski setiap harinya bisa meraih prestasi dan uang yang lumayan. Yang ketiga adalah kesabaran, karena semua tidak ada yang instan.
“Kapal Oleng pun dulu hanyalah burung biasa dan kurang stabil. Tapi perlahan-lahan menjadi kenari yang diperhitungkan di kancah nasional,” tambah Om Fahmi. (neolithikum)