Belum genap setahun Om Kiki Ares menekuni hobi burung. Pria yang juga pegiat pada sebuah event organizer (EO) bidang otomotif itu tak hanya berprestasi melalui burung-burungnya di arena lomba, tapi juga sukses dalam breeding murai batu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kalau berlomba, Om Kiki bersama kawan-kawan mengibarkan bendera KAW Team. Adapun breeding murai batu yang dimilikinya diberi nama KAW Bird Farm.
Dalam beberapa bulan terakhir, Om Kiki sering naik podium juara dalam sejumlah lomba di kawasan Jabodetabek. Yang terbaru, murai batu Zeus dan Optimus miliknya meraih juara 2 dan 3 dalam even akbar Piala Jakarta di Lapangan Banteng (19/8).
Om Kiki juga memiliki beberapa murai batu hebat lainnya, termasuk Achiles dan Athena. Keduanya merupakan gaco pelapis Zeus dan Optimus.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Breeding murai batu KAW Bird Farm
Tidak hanya di lapangan, Om Kiki Ares juga mulai menuai sukses dalam breeding murai batu. Khusus penangkaran murai batu, dia menggandeng Om Widodo dan Om Agus Milyar.
Inisial ketiga orang ini kemudian diabadikan menjadi brand penangkaran tersebut: KAW (Kiki, Agus, Widodo) Bird Farm. “Om Widodo sudah lama eksis dalam breeding murai batu. Saya menggandeng dia untuk mengusung nama KAW Bird Farm,” lanjutnya.
Jadi, ada dua misi yang diusung Om Kiki Ares dalam hobi burung. Pertama, menyalurkan hobi lomba burung kicauan bersama KAW Team. Kedua, mendukung konservasi burung kicauan, terutama murai batu.
Om Kiki juga masih menyimpan sebuah obsesi, yakni membangun galeri khusus murai batu. Seluruh produk yang dipajang nantinya merupakan produk-produk hasil penangkararan KAW BF.
Teknis breeding ditangani Om Widodo
Karena kesibukannya dalam mengurus EO otomotif, Om Kiki Ares mempercayakan pengelolaan KWA Bird Farm kepada Om Widodo yang sebelumnya juga sukses menjadi penangkar murai batu. Sehari-hari, Om Widodo dibantu sang istri.
Saat ini KWA BF mempunyai 15 pasangan induk murai batu. Semuanya menghuni kandang breeding di Kampung Serap No 82 RT 05 / RW 02, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
“Sebagian induk jantan merupakan burung yang pernah berprestasi di lapangan, baik dalam latber, latpres, maupun lomba. Induk murai batu yang telah teruji di lapangan biasanya akan menghasilkan anakan-anakan yang berkualitas, baik gaya tampilan, volume, maupun mental di lapangan,” ujar Om Widodo.
Agar produktivitas selalu terjaga, Om Widodo menyiapkan induk-induk betina sebagai pengganti jika ada induk utama yang mabung. Sebelumnya, induk pengganti pun sudah diseleksi secara ketat.
Kandang ternak dibangun dengan model petak-petak. Setiap petak kandang berukuran lebar 120 cm, panjang 150 cm, dan tinggi 250 cm. Petak-petak kandang dibangun saling berhadapan, yang dipisah oleh lorong.
Dinding kandang terbuat dari batako tanpa plesteran. Bagian depan kandang dibuat tertutup. Hanya sebagian kecil saja yang terbuka, sebagai sarana tempat pakan dan minum.
Separo bagian atas kandang dibiarkan terbuka, ditutup kawat ram, sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Selain itu, sinar matahari bisa masuk ke dalam kandang.
Lantai kandang diplester semen. Kandang dilengkapi bak mandi kecil yang selalu terisi air bersih, dan kotak sarang dari kayu yang ditempatkan di bagian atas.
Agar produksi berjalan lancar, Om Widodo sangat memperhatikan kebutuhan pakan bagi pasangan induk. Jangkrik, misalnya, diberikan secara ad libitum (tak terbatas) alias sepuasnya burung. Apalagi ketika induk sedang mengasuh anak-anaknya yang baru menetas.
Jika telah berumur 7 hari, anakan murai batu dipanen dan dipindah ke kotak penghangat. Pada umur 1 bulan, atau sudah bisa makan voer, trotolan murai baru dipindah ke kandang umbaran, disatukan dengan murai batu lain yang seumuran.
Kandang umbaran ini juga berbentuk petak-petak, masing-masing berukuran lebar 80 cm, panjang 100 cm, dan tinggi 200 cm. Setiap petak bisa mampu menampung 8-10 ekor trotolan.
Pada umur 3-4 bulan, trotolan murai batu dipindah ke sangkar harian. Setiap sangkar hanya diisi satu ekor burung saja. Selanjutnya, burung sudah bisa menjalani perawatan harian seperti mandi, jemur, termasuk didekatkan dengan burung-burung masteran.
Kualitas murai batu, termasuk mental tempurnya, akan terlihat setelah berganti bulu dari trotolan ke bulu dewasa (umur 5-6 bulan). Setelah dirawat beberapa bulan, murai batu muda ini mulai diujicoba dalam even-even latberan.
Sebagian trotolan murai batu produksi KAW BF tak dirawat hingga lepas bulu trotol. Sebab beberapa di antaranya sudah dipesan pembeli, dan diambil pada umur 3 bulan. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 5 juta / ekor, tergantung kualitas induknya. (d’one)
Breeding murai batu KAW Bird Farm
Kontak: WA 0812-3496-7979 | 0812-9052-0889
Farm: Kampung Serap No 82 RT 05 / RW 02, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.