Setelah menayangkan Daftar Burung Dilindungi di Indonesia berdasarkan aturan terbaru, yakni Permen LHK No P.92 / Tahun 2018, kali ini omkicau.com ingin berbagi informasi mengenai teks asli peraturan tersebut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Seperti diketahui, Permen LHK No P.92 / Tahun 2018 mengatur tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Peraturan ini diundangkan di Jakarta per 5 September 2018, sekaligus membatalkan aturan sebelumnya (Permen LHK No P.20 / Tahun 2018).
Berikut ini teks aslinya, yang disalin dalam format Word. Jika ingin mengunduh salinan aslinya (format PDF), silakan klik di sini.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 TENTANG JENIS TUMBUHAN DAN SATWA YANG DILINDUNGI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
- bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, perubahan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi menjadi tidak dilindungi dan sebaliknya ditetapkan dengan Keputusan Menteri setelah mendapat pertimbangan Otoritas Keilmuan (Scientific Authority);
- bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/ 6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, telah ditetapkan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi;
- bahwa penetapan satwa yang dilindungi dan atau perubahan dari satwa yang dilindungi menjadi satwa yang tidak dilindungi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilakukan dengan mempertimbangkan pengawetan, pemanfaatan sumber daya alam hayati dan kondisi populasi satwa di alam dan di masyarakat;
- bahwa penetapan mengenai satwa dilindungi dari satwa yang tidak dilindungi dan/atau perubahan dari satwa dilindungi menjadi satwa yang tidak dilindungi juga harus memperhatikan kondisi sosial masyarakat yang nyata dan perlu disesuaikan antara pertimbangan kehidupan masyarakat dan pengawetan sumber daya hayati khususnya satwa burung secara hayati;
- bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/ MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 6 / 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi;
Mengingat:
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3556);
- Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
- Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
- Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5432);
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
- Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3803);
- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3802);
- Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5956);
- Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17);
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/ 6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 880);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P.20 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 6 / 2018 TENTANG JENIS TUMBUHAN DAN SATWA YANG DILINDUNGI.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindung (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 880), diubah sebagai berikut:
- Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
Penetapan jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- Di antara Pasal 1 dan Pasal 2 disisipkan 2 (dua) pasal baru, yakni Pasal 1A dan Pasal 1B yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1A
(1) Penetapan satwa yang dilindungi menjadi satwa yang tidak dilindungi dan sebaliknya ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan Otoritas Keilmuan (Scientific Authority) dalam hal ini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), khusus terhadap jenis satwa burung memperhatikan kondisi di masyarakat, terdiri atas:
- banyaknya penangkaran;
- banyaknya pemeliharaan untuk kepentingan hobi dan dukungan dalam kehidupan masyarakat; dan/atau
- lomba /kontes.
Pasal 1B
(1) Satwa burung yang dilindungi maupun tidak dilindungi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1A ayat (2) untuk pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati dilakukan pembinaan oleh Pemerintah, melalui:
- pendataan bertahap yang dilakukan secara wajib dan sukarela;
- pendataan secara wajib dilakukan bagi satwa yang dilindungi; dan
- pendataan secara sukarela bagi satwa yang tidak dilindungi.
(2) Bagi seseorang yang dengan sukarela melakukan pendaftaran terhadap satwa burung yang dilindungi maupun tidak dilindungi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, diberikan penghargaan melalui pemberian insentif:
- pemberian izin penangkaran;
- pemberian penandaan; atau
- pemeriksaan satwa dari petugas sebanyak 3 (tiga) kali.
(3) Penghargaan melalui pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dibebani pembiayaan.
(4) Penghargaan melalui pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya berlaku bagi :
- perorangan; dan
- pendaftar sukarela yang melakukan pendaftaran dalam jangka waktu 2 (dua) tahun.
Pasal II
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, jenis tumbuhan dan satwa sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 6 / 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 880), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Agustus 2018
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 5 September 2018
DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1228 Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.92 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 8 / 2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR P.20 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 6 / 2018
TENTANG
JENIS TUMBUHAN DAN SATWA YANG DILINDUNGI
1. MAMALIA | ||
Balaenopteridae | ||
1. | Balaenoptera acutorostrata | paus tombak |
2. | Balaenoptera bonaerensis | paus minke antartika |
3. | Balaenoptera borealis | paus sei |
4. | Balaenoptera edeni | paus edeni |
5. | Balaenoptera musculus | paus biru |
6. | Balaenoptera omurai | paus omura |
7. | Megaptera novaeangliae | paus bongkok |
Bovidae | ||
8. | Bos javanicus | banteng |
9. | Bubalus depressicornis | anoa dataran rendah |
10. | Bubalus quarlesi | anoa gunung |
11. | Capricornis sumatraensis | kambing hutan sumatera |
Canidae | ||
12. | Cuon alpinus | anjing ajag |
Cercopithecidae | ||
13. | Macaca maura | monyet darre |
14. | Macaca nigra | monyet yaki |
15. | Macaca ochreata | monyet digo |
16. | Macaca pagensis | beruk mentawai |
17. | Macaca tonkeana | monyet boti |
18. | Nasalis larvatus | bekantan |
19. | Presbytis comata | lutung surili |
20. | Presbytis frontata | lutung jirangan |
21. | Presbytis melalophos | lutung simpai |
22. | Presbytis natunae | kekah |
23. | Presbytis potenziani | lutung joja |
24. | Presbytis rubicunda | lutung merah |
25. | Presbytis thomasi | lutung kedih |
26. | Simias concolor | lutung simakobu |
27. | Trachypithecus auratus | lutung budeng |
28. | Trachypithecus cristatus | lutung kelabu |
Cervidae | ||
29. | Axis kuhlii | rusa bawean |
30. | Muntiacus muntjak | kijang muncak |
31. | Muntiacus atherodes | kijang kuning |
32. | Rusa timorensis | rusa timor |
33. | Rusa unicolor | rusa sambar |
Delphinidae | ||
34. | Delphinus capensis | lumba lumba moncong panjang |
35. | Feresa attenuata | paus pemangsa kerdil |
36. | Globicephala macrorhynchus | paus pilot bersirip pendek |
37. | Grampus griseus | lumba-lumba risso |
38. | Lagenodelphis hosei | lumba-lumba fraser |
39. | Orcaella brevirostris | pesut mahakam |
40. | Orcinus orca | paus pembunuh, paus seguni |
41. | Peponocephala electra | paus kepala melon |
42. | Pseudorca crassidens | paus pemangsa palsu |
43. | Sousa chinensis | lumba-lumba bongkok |
44. | Stenella attenuata | lumba-lumba totol |
45. | Stenella coeruleoalba | lumba-lumba garis |
46. | Stenella longirostris | lumba-lumba moncong panjang |
47. | Steno bredanensis | lumba-lumba gigi kasar |
48. | Tursiops aduncus | lumba-lumba hidung botol indopasifik |
49. | Tursiops truncatus | lumba-lumba hidung botol |
Dugongidae | ||
50. | Dugong dugon | duyung |
Elephantidae | ||
51. | Elephas maximus | gajah asia |
Felidae | ||
52. | Catopuma badia | kucing merah |
53. | Catopuma temminckii | kucing emas |
54. | Neofelis diardi | macan dahan |
55. | Panthera pardus melas | harimau tutul/ macan tutul |
56. | Panthera tigris sumatrae | harimau sumatera |
57. | Pardofelis marmorata | kucing batu |
58. | Prionailurus bengalensis | kucing kuwuk |
59. | Prionailurus planiceps | kucing tandang |
60. | Prionailurus viverrinus | kucing bakau |
Hominidae | ||
61. | Pongo abelii | mawas sumatera/ orangutan sumatera |
62. | Pongo pygmaeus | mawas kalimantan/ orangutan kalimantan |
63. | Pongo tapanuliensis | mawas tapanuli/ orangutan tapanuli |
Hylobatidae | ||
64. | Hylobates agilis | owa ungko |
65. | Hylobates albibarbis | owa jenggot putih |
66. | Hylobates klosii | owa bilau |
67. | Hylobates lar | owa serudung |
68. | Hylobates moloch | owa jawa |
69. | Hylobates muelleri | owa kalawat |
70. | Symphalangus syndactylus | owa siamang |
Hystricidae | ||
71. | Hystrix javanica | landak jawa |
Leporidae | ||
72. | Nesolagus netscheri | kelinci sumatera |
Lorisidae | ||
73. | Nycticebus coucang | kukang |
74. | Nycticebus javanicus | kukang jawa |
75. | Nycticebus menagensis | kukang kalimantan |
Macropopidae | ||
76. | Dendrolagus dorianus | kangguru pohon ndomea |
77. | Dendrolagus goodfellowi | kangguru pohon hias |
78. | Dendrolagus inustus | kangguru pohon wakera |
79. | Dendrolagus mbaiso | kangguru pohon mbaiso |
80. | Dendrolagus ursinus | kangguru pohon nemena |
81. | Thylogale browni | pelandu nugini |
82. | Thylogale brunii | pelandu aru |
83. | Thylogale stigmatica | pelandu merah |
Manidae | ||
84. | Manis javanica | trenggiling |
Mustelidae | ||
85. | Arctonyx collaris | sigung sumatera |
86. | Lutra lutra | berang-berang pantai |
87. | Lutra sumatrana | berang-berang gunung |
88. | Lutrogale perspicillata | berang-berang wregul |
Phalangeridae | ||
89. | Ailurops melanotis | kuskus talaud |
90. | Phalanger alexandrae | kuskus gebe |
91. | Phalanger carmelitae | kuskus gunung |
92. | Phalanger gymnotis | kuskus guannal |
93. | Phalanger intercastellanus | kuskus selatan |
94. | Phalanger matabiru | kuskus matabiru |
95. | Phalanger rothschildi | kuskus obi |
96. | Phalanger sericeus | kuskus yaben |
97. | Phalanger vestitus | kuskus siku putih |
98. | Spilocuscus maculatus | kuskus pontai |
99. | Spilocuscus papuensis | kuskus scham-scham |
100. | Spilocuscus rufoniger | kuskus bohai |
101. | Strigocuscus celebensis | kuskus tembung |
102. | Strigocuscus pelengensis | kuskus peleng |
Phocoenidae | ||
103. | Neophocaena phocaenoides | lumba-lumba hitam tak bersirip |
Physeteridae | ||
104. | Kogia breviceps | paus lodan kecil jauba |
105. | Kogia sima | paus lodan kecil |
106. | Physeter macrocephalus | paus sperma |
Prionodontidae | ||
107. | Prionodon linsang | musang lingsang |
Pteropodidae | ||
108. | Acerodon humilis | codot talaud |
109. | Neopteryx frosti | codot gigi kecil |
110. | Pteropus pumilus | kalong talaud |
Rhinocerotidae | ||
111. | Dicerorhinus sumatrensis | badak sumatera |
112. | Rhinoceros sondaicus | badak jawa |
Sciuridae | ||
113. | Iomys horsfieldi | cukbo ekor merah |
114. | Lariscus hosei | bokol borneo |
Suidae | ||
115. | Babyrousa babyrussa | babirusa tualangio |
Tachyglossidae | ||
116. | Tachyglossus aculeatus | nokdiak moncong pendek |
117. | Zaglossus bruijni | nokdiak moncong panjang |
Tapiridae | ||
118. | Tapirus indicus | tapir tenuk |
Tarsiidae | ||
119. | Tarsius bancanus | krabuku ingkat |
120. | Tarsius dentatus | krabuku diana |
121. | Tarsius lariang | tarsius lariang |
122. | Tarsius pelengensis | krabuku peleng |
123. | Tarsius pumilus | krabuku kecil |
124. | Tarsius sangirensis | krabuku sangihe |
125. | Tarsius tarsier | krabuku tangkasi |
126. | Tarsius tumpara | tarsius siau |
Tragulidae | ||
127. | Tragulus javanicus | pelanduk kancil |
128. | Tragulus kanchil | kancil kecil |
129. | Tragulus napu | pelanduk napu |
Ursidae | ||
130. | Helarctos malayanus | beruang madu |
Viverridae | ||
131. | Arctictis binturong | binturong |
132. | Cynogale bennettii | musang air |
133. | Macrogalidia musschenbroekii | musang sulawesi |
Ziphiidae | ||
134. | Indopacetus pacificus | paus hidung botol |
135. | Mesoplodon densirostris | paus paruh blainville |
136. | Mesoplodon ginkgodens | paus paruh bergigi ginkgo |
137. | Ziphius cavirostris | paus paruh angsa |