Tidak salah jika perkutut dijuluki sebagai salah satu burung kelangenan sepanjang masa. Suara anggungnya membuat penggemarnya merasa damai dan nyaman. Banyak pula penggemar yang meraup keuntungan dari beternak perkutut. Hal ini pula yang dirasakan Om Ahmad Ghozali, pemilik penangkaran burung perkutut SIR BF (Suara Indah Rabbani Bird Farm) Bantul.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Baru dua tahun Om Ahmad hijrah ke Bantul, sekaligus mendirikan SIR BF. Sebelumnya, dia tinggal di Jakarta selama hampir 10 tahun. Kariernya di Ibu Kota cukup mentereng, yaitu manajer SDM di salah satu perusahaan swasta.
Om Ahmad sejak lama memang hobi memelihara burung perkutut. Di Jakarta, dia mengoleksi belasan ekor perkutut. Saat pindah ke Bantul, dia memutuskan fokus beternak burung perkutut, dengan membawa dua ekor burung kesayangannya: Sabdopalon dan Brawijaya. Namun keduanya merupakan perkutut lokal.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Saya ingin beternak perkutut bangkok. Makanya saya membeli beberapa ekor calon induk dari peternak di Jogja. Namun saya kecewa, karena kualitas suaranya tidak sebanding dengan harga yang harus saya bayar,” ujar Om Ahmad kepada omkicau.com.
Setelah berdiskusi dengan istri, dia disarankan menghubungi breeder perkutut kenalan lamanya di Ciputat, Tangerang Selatan, yaitu Santi Bird Farm. “Saya lalu meminta bantuan Koh Santi agar dikirimi beberapa ekor perkutut bangkok untuk dijual di Bantul.
Ternyata respon pembeli sangat bagus. Mereka sangat menyukai perkutut hasil breeding Koh Santi,” tutur Om Ahmad yang juga aktif mengikuti konkurs (lomba) burung perkutut.
Agustus 2016, Om Ahmad berkunjung ke Santi Bird Farm. Dia ingin membeli sepasang calon induk perkutut untuk diternakkan di Bantul. Namun Tuhan berkehendak lain. Akhir tahun itu, Om Ahmad mudik ke Jawa Timur (tempat mertua) selama seminggu.
“Saat balik ke Bantul, induk betina mati akibat kehabisan pakan serta air minum. Sialnya lagi, ketika hendak mengambil bangkai burung betina, induk jantan kabur persis melewati bagian bawah ketiak saya,” kenang Om Ahmad.
Sedih, kecewa, dan beragam perasaan pun bermunculan. Dia lantas menelepon Koh Santi, menceritakan apa yang dialaminya, dan minta dipilihkan kembali calon induk jantan dan betina.
Di luar dugaan, Koh Santi menawarkan untuk jebol kandang favorit, yaitu kandang 3 yang berisi indukan SM 01 (C4) dan Medy 2007 (A6). Padahal sudah banyak peternak yang ingin jebol kandang favorit tersebut, tapi Koh Santi selalu menolaknya.
Om Ahmad kembali berdiskusi dengan istrinya. Disepakatilah untuk jebol kandang tersebut, dengan harga lumayan tinggi. Namun harga ini masih jauh lebih rendah daripada yang pernah ditawar beberapa peternak lainnya yang ditolak Koh Santi. “Koh Santi memang sudah mengenal saya dengan baik,” tambah Om Ahmad yang berasal dari Rembang
Pasangan SM 01 vs Medy 2007 inilah yang menjadi materi induk pertama SIR BF. Setelah itu Om Ahmad beli beberapa pasangan induk lainnya, sebagian besar merupakan hasil ternak Santi Bird Farm.
Kini, induk-induk tersebut sudah berkembang biak dengan pesat. SIR BF sudah memiliki 13 kandang induk. Hasil breeding dipasarkan melalui medsos (khususnya Facebook), situs jual-beli online, serta gethok-tular para kung mania ketika bertemu di arena konkurs. Harga anakan perkutut dibanderol mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 1,5 juta, tergantung kualitas suaranya.
Mengapa penangkaran perkutut ini diberi nama Suara Indah Rabbani Bird Farm? Om Ahmad menjawab, hal ini tidak terlepas dari apa tujuan beternak perkutut (bangkok). Tujuan utamanya tentu ingin menghasilkan perkutut dengan kualitas suara / anggung yang bagus.
Menurut cerita para senior, hasil ternak burung itu penuh dengan ketidakpastian. Meski banyak teori yang dapat dipelajari, peranan bejo, hoki, atau keberuntungan tidak bisa diabaikan. Artinya, peran Tuhan sangat besar pula.
“Maka muncullah ide nama Suara Indah Rabbani, dengan harapan perkutut yang dihasilkan dapat memiliki suara indah. Suara indah mengingatkan kita, bahwa semua itu terjadi karena kasih sayang Tuhan,” tambah Om Ahmad.
Teknik penjodohan perkutut ala SIR BF
Sebagaimana jenis burung lainnya, proses paling rumit dalam penangkaran burung adalah penjodohan. Tapi jika sudah terbiasa, proses penjodohan akan menjadi lebih mudah.
Beberapa breeder menganggap, calon induk perkutut betina idealnya berumur lebih tua daripada pejantan. Hal ini untuk menghindari si jantan melakukan KDRT. Namun menurut Om Ahmad, jika umur pejantan lebih tua pun bukan masalah. Yang penting teknik penjodohan harus tepat.
Biasanya, Om Ahmad menjodohkan perkutut bangkok pada sore hari. Burung jantan dan betina diambil dan dimasukkan ke sangkar (bukan kandang ternak) pada sore hari, menjelang maghrib. Keduanya dimandikan hingga basah kuyup, lalu dianginkan sejenak sampai bulunya kering.
Hari berikutnya, kedua burung kembali dimandikan, pagi dan sore hari. Begitu seterusnya sampai minimal 3 hari. Selanjutnya, pada hari ke-4 (sore), kedua burung dipindah ke kandang ternak. Sebelumnya, keduanya dimandikan sekali lagi. Burung biasanya sudah akur, berjodoh, dan siap kawin.
Kandang ternak diusahakan mendapat sinar matahari pagi. Model serta ukuran kandang sesuaikan dengan luas lahan yang ada.
Standarnya, kandang ternak perkutut berukuran panjang 120 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 180 cm. Tetapi SIR BF menggunakan kandang minimalis yang bisa disusun bertingkat. Kandang minimalis ini berukuran panjang 60 cm, lebar 50, dan tinggi 90 cm.
Pakan racikan untuk burung perkutut induk
Pakan utama induk perkutut berupa milet putih, milet merah, jewawut (otek bangkok), beras merah, ketan hitam, canary seed, dan gabah bangkok. Semuanya bisa dibeli secara kiloan.
Semua bijian tersebut dicampur menjadi satu, dengan perbandingan 3 kg milet putih, 1/2 kg milet merah, 1 kg jewawut, 1/4 kg beras merah, 1/4 kg ketan hitam, 1/4 kg canary seed, dan 1/2 kg gabah bangkok. Kalau untuk perkutut lomba, Om Ahmad hanya memberikan milet putih dan / atau gabah bangkok saja.
Jika indukan sedang mengasuh anaknya, maka ada pakan tambahan berupa voer 591 (pakan ayam). Pakan ini terbukti efektif dalam membantu proses tumbuh-kembang piyik perkutut. Setelah berumur 30 hari, piyik perkutut disapih agar induk bisa kembali berproduksi.
SIR BF juga selalu menyiapkan obat-obatan. Ada juga jamu herbal seperti kencur (menjernihkan suara dan merangsang rajin bunyi), bawang putih (mengatasi gangguan pencernaan), dan bawang merah (penghangat tubuh).
“Saya biasa meracik jamu sendiri untuk perkutut, khususnya untuk menjaga stamina dan merangsang rajin bunyi. Vitamin B kompleks dan minyak ikan terkadang juga saya berikan kepada burung perkutut,” ujarnya.
Bagi Anda yang berminat beternak perkutut, berikut ini beberapa tips dan saran dari Om Ahmad:
- Sabar dan tekun. Itu kunci jika mau berhasil.
- Selalu memperbanyak pengetahuan tentang ilmu beternak perkutut. Sebab ilmu beternak perkutut selalu berkembang setiap saat, tidak pernah berhenti di satu titik.
- Pilihlah materi induk yang berkualitas.
- Lahan ternak aman dari gangguan keamanan, dan nyaman bagi indukan.
- Jika memungkinkan, rajin melakukan ujicoba pasangan induk baru.
- Jangan mudah menyerah, dan selalu berdoa kepada Tuhan.
Soal materi indukan itu memang harus disesuaikan dengan kemapuan finansial peternak. Kalau punya dana cukup, pilihlah calon induk yang bersuara bagus, disertai silsilah yang bagus pula.
Jika dana pas-pasan, belilah calon induk yang memiliki silsilah bagus. Kualitas suara dapat dikesampingkan dulu. Sebab perkutut yang suaranya kurang bagus biasanya dijual murah, meski silsilahnya bagus.
Nah, itu yang harus bisa dimanfaatkan sebagai calon induk. Meski kualitas suaranya pas-pasan, calon induk ini masih mewarisi beberapa sifat unggul yang tersembunyi, dan kemungkinan baru muncul pada anaknya kelak. (neolithikum)
Penangkaran burung perkutut SIR BF
Kontak: Om Ahmad (WA 0817-827-488) | IG: @sir_birdfarm
Farm: Dusun Gaten RT 3, Bantul (samping SMAN 3 Bantul), DIY, 55714.