Om Rudi Suryanto, pemilik Razz LBF Jombang, mengakui omzet penjualan lovebirdnya terdongkrak sejak ia aktif mengikuti lomba, latpres, maupun latber burung. Aktivitas lomba mulai serius ditekuninya sejak awal tahun 2018.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Sejak rajin mengikuti lomba, khususnya di wilayah Jombang, Mojokerto, dan sekitarnya, omzet penjualan Razz LBF memang ikut terdongkrak,” ujarnya kepada omkicau.com.
Banyak lovebirdnya yang moncer di kelas balibu, kemudian dibeli langsung oleh rekan-rekan pemain. Harga yang dibanderol pun relatif terjangkau, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta per ekor.
Sudah beberapa kali Razz LBF SF tampil sebagai juara umum single fighter. Otomatis nama penangkarannya pun makin dikenal lovebird mania di seputaran Jombang dan Mojokerto.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Rudi mengenal lovebird dari Om Doni, rekannya yang mukim di Bogor. Om Doni kerap pasang status di BBM, dengan menampilkan lovebird pastel kuning (paskun). Sejak itulah Om Rudi mulai kesengsem melihat tampilan dan warna lovebird.
Dia pun kerap bertanya kepada Om Doni mengenai jenis-jenis lovebird, cara perawatan, bahkan soal teknis breeding. Tidak mau terjebak hanya pada teori, dia membeli sepasang lovebird ijo standar (josan) dari Om Doni. Itu terjadi pada tahun 2012.
Om Doni pula yang terus membimbingnya, sehingga pemahamannya tentang lovebird makin bertambah. Termasuk bagaimana cara beternak lovebird, sampai akhirnya mampu menjodohkan dan telur-telurnya pun menetas.
Sesuai dengan arahan mentornya, Om Rudi menjodohkan lovebird dengan memasukkan beberapa indukan di dalam kandang koloni. Kandang dilengkapi dengan beberapa gelodok, sehingga setiap pasangan memilih sendiri gelodok mana yang diinginkannya.
Proses penjodohan di kandang koloni memang lebih nyaman bagi peternak pemula. Sebab, sebagian besar (90%) pasangan yang ada di dalam gelodok memang berbeda jenis kelamin. Jika sudah berjodoh, pasangan lovebird dipindah ke kandang battery.
Pakan utama untuk indukan terdiri atas canary seed, milet, dan gabah bangkok kiloan. Sebelumnya, bahan-bahan pakan tersebut dicuci dulu, lalu dikeringkan.
Untuk pakan tambahan / extra fooding (EF), Razz LBF menggunakan kangkung. Sayuran ini diberikan setiap hari kepada induk lovebird, meski dia sedang meloloh anak-anaknya.
“Perawatan anak sejak menetas saya pasrahkan sepenuhnya kepada induknya, sehingga lebih alami. Hal ini berlangsung sampai anakan berumur dua bulan,” ujar Om Rudi yang kesehariannya punya usaha komputer dan game online.
Jika sudah disapih dari induknya, lovebird belia mulai menjalani perawatan seksama, karena diplot sebagai burung lomba. Anakan lovebird dimasukkan dalam sangkar harian, lalu dijemur rutin setiap hari selama dua jam (pukul 07.00 – 09.00).
“Saat menjemur, sangkar sengaja saya taruh di atas tanah, bukan digantang. Tujuannya agar burung sering melihat lalu-lalang manusia, sehingga bisa melatih mentalnya saat digantang bersama lawan-lawannya,” tambah Om Rudi.
Sangkar untuk anakan lovebird juga dilengkapi dengan cepuk besar agar burung mandi sendiri, serta tentu saja cepuk pakan dan air minum.
Pakan yang diberikan untuk anakan berupa milet produksi Pakan Jawara Muda (PJM). Setelah dewasa, baru diganti dengan pakan racikan sendiri. Air minum wajib diganti setiap hari, sehingga kondisinya selalu bersih dan segar.
Sejak umur 1 minggu hingga 2 bulan, anakan lovebird sudah menjalani program pemasteran menggunakan sonic master, dengan nada walang kecek. Setelah umur 2 bulan, pemasteran menggunakan burung kenari yang sudah gacor dengan durasi minimal 30-up.
Karena sudah diplot sebagai burung lomba, tak heran jika lovebird hasil breeding Razz LBF banyak diminati para pemain. Pembelinya tak hanya rekan-rekan pemain yang mukim di Jombang saja, tetapi juga luar kota seperti Mojokerto, Kediri, bahkan hingga Kalimantan.
Setiap bulan, omzet penjualan Razz LBF mencapai Rp 10 juta – Rp 15 juta per bulan. Sebagian hasil ternak ini ikut menyumbang biaya revonasi rumah Om Rudi.
Kepada calon peternak lovebird, atau penangkar pemula, Om Rudi hanya berpesan supaya selalu tekun dan sabar. Sebab dunia penangkaran burung tak selalu manis. Hampir semua peternak pernah merasakan pahit-getir.
Razz LBF, misalnya, pernah mengalami wabah di mana 40% induk lovebird mengalami gangguan kesehatan bernama “dada nyilet”. Saat itu jumlah indukan mencapai 25 pasangan.
“Sudah berbagai obat dicoba, tetapi tak ada hasilnya. Akibatnya, banyak sekali induk yang mati. Tapi semua itu menjadi tantangan, jangan sampai membuat kita menyerah,” tandasnya. (neolithikum)
Penangkaran lovebird Razz LBF
Kontak: Om Rudi Suryanto (HP 0856-3080-660)
Facebook: rudi.suryanto.16
Alamat : Jalan Siag RT 006/ RW 008, Dukuh Dimoro, Kecamatan Mojoagung, Jombang, Jawa Timur.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Amiin…
Siap om mudah2 an sukses
lucu-lucu. Kalau nanti punya rumah, mau juga punya kandang besar atau halaman untuk hinggap burung.