Bersedekah (dan silaturahmi) termasuk salah satu sarana untuk melancarkan dan memudahkan rezeki. Hal ini juga dirasakan Om Langgoso Aswin Poetra, atau akrab disapa Om Aswin, pemilik Mahasvin Farm (aneka unggas hias) di Jogja. Kisah suksesnya beternak bermula dari sebuah ketidaksengajaan ketika dia menolong seorang nenek yang kehilangan ayam pelungnya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Setelah menikah dengan perempuan Bali (tahun 2012), Om Aswin memutuskan hijrah dan berkarir di Jogja. Di Kota Pelajar, dia merintis karir sebagai pekerja seni, khususnya di dunia perfilman.
Om Aswin pernah melakoni profesinya sebagai aktor, sutradara, produser, sekaligus pemilik PH (production house). Suatu hari, dia mendengar ada tangisan di rumah tetangga. Ternyata yang menangis seorang nenek berumur 80 tahun.
“Nenek itu menangis karena ayam pelung betinanya mati, digigit anjing piaraannya sendiri. Saya langsung berinisiatif menolongnya, dengan mencarikan ganti ayam pelungnya,” ujar Om Aswin kepada omkicau.com.
Saat itu Om Aswin sama sekali tak faham mengenai ayam, apalagi ayam pelung yang memiliki kokok super-panjang. Setelah mencari kesana-kemari, akhirnya dia bertemu penjual ayam pelung di Bantul. Namanya Om Noer, peternak ayam hias dengan brand Noer Chicken Farm.
Om Aswin lalu membeli ayam pelung betina, untuk diberikan kepada nenek tersebut. Di tempat itu pula, ia melihat seekor anak ayam yang ada di dalam kardus. Kata Om Noer, namanya ayam polandia.
Om Aswin kaget saat mengetahui harga anak ayam polandia yang baru menetas sekitar Rp 35.000. “Setahu saya, di pasar dekat rumah, anakan ayam hias hanya dihargai 10 ribu. Itupun dapat tiga ekor (sebenarnya itu anakan ayam broiler yang dilumuri pewarna buatan–Red),” kata Om Aswin.
Karena penasaran, dua lalu browsing di internet untuk mencari tahu tentang ayam polandia. Dari situlah dia makin tertarik dan ingin memeliharanya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Aswin membeli anakan ayam polandia umut 1 minggu, seharga Rp 35 ribu. Setelah berumur tiga bulan, ayam dipotret dan dijadikan gambar profil BBM. Ternyata temannya di Kalimantan tertarik dengan ayam itu dan berniat membelinya seharga Rp 1 juta.
Om Aswin hanya tertawa, mengira temannya bergurau. Lalu dimintalah nomor rekeningnya. Iseng-iseng dia berikan nomor rekeningnya, eh… ternyata benar-benar ditransfer. Sejenak Om Aswin terdiam dan berfikir: “Apakah di luar Jogja dan luar Jawa belum ada ayam polandia?”
Sejak kejadian itu, Om Aswin mulai menekuni jual-beli dan menangkar berbagai jenis unggas hias. Keuletan, ketekunan, dan kesabaran tetap dibutuhkan dalam bisnis tersebut.
Om Aswin lalu mendirikan Mahasvin Farm, bermarkas di Perum Candi Gebang Blok I No 1, Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Mulai tahun 2015, usaha penangkarannya mengarah ke unggas-unggas eksklusif.
Usahanya mengalami perkembangan pesat. Om Aswin pun mulai fokus beternak. Meski demikian, sesekali dia tetap menjalankan profesinya sebagai pekerja seni.
“Saya mulai berani ambil tender permintaan pengadaan hewan di kebun binatang, tempat-tempat wisata, hotel, vila, dan resort. Tak hanya di Jogja, tetapi juga di berbagai kota di Indonesia,” tambahnya.
Mahasvin Farm tak hanya menangkar ayam hias, tetapi juga aneka unggas hias seperti merak, angsa hitam, bebek mandarin, burung onta, dan satwa-satwa eksklusif lainnya. Semuanya memiliki legalitas / dilengkapi sertifikat resmi dari instansi berwenang. (neolithikum)