Banyak peternak lovebird yang suka bereksperimen dengan menciptakan hybrid baru atau hasil persilangan induk jantan dan betina yang berbeda jenis. Tujuannya bermacam-macam, antara lain menghasilkan mutasi warna baru. Namun tidak demikian dengan SHB Bird Farm Demak yang konsisten menerapkan breeding lovebird galur murni.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Saya yakin breeding lovebird galur murni akan memberikan hasil yang lebih maksimal. Karena itulah, sejak awal saya hanya menjodohkan induk lovebird yang sesuai dengan galur murninya,” kata Om Ahmad Sahab, owner SHB BF, kepada omkicau.com.
Seperti diketahui, lovebird terdiri atas sembilan spesies, antara lain muka salem (Agapornis roseicollis), kaca mata fischeri (Agapornis fischeri), kaca mata topeng (Agapornis personata), dan kacamata pipi hitam (Agapornis nigrigenis).
Perkawinan satwa berbeda spesies disebut perkawinan silang atau persilangan (cross-breeding). Filial pertama (F1) atau keturunan pertama dari persilangan itu disebut hybrid.
Pada beberapa kasus, anakan hasil persilangan memiliki beberapa kekurangan. Misalnya ayam kampung (betina) vs ayam hutan (jantan) akan menghasilkan bekisar. Bekisar betina bisa bertelur, tetapi semua telurnya infertil. Jadi kalau mau menghasilkan bekisar ya harus mengawinkan lagi ayam kampung dan ayam jantan.
Namun, dalam kasus lain, anakan hasil persilangan justru memiliki performa lebih baik dari salah satu induknya. Misal ayam jantan tipe petelur vs ayam betina kampung. Anakan ayam betina hibrida ini memiliki peroduksi telur yang lebih banyak daripada induk betinanya.
Nah, untuk persilangan lovebird, omkicau.com sejauh belum menemukan hasil penelitian terkait,, khususnya di negeri ini. Apalagi kita belum tahu persis soal pengertian kualitas yang dimaksud. Apakah dikaitkan dengan keindahan warna bulu (beauty contest) atau kualitas suaranya (singing contest).
Menurut pengalaman Om Sahab, kualitas anakan lovebird hybrid tidak lebih baik daripada induknya. Misalnya, kalau kita mau menjodohkan pejantan lovebird fischeri, maka betinanya juga harus fischeri. Begitu pula kalau menjodohkan pejantan personata, maka betinanya juga harus personata.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Sahab beternak lovebird sejak tahun 2008. Awalnya dia jalan-jalan ke Pasar Burung Karimata Semarang. Di sana dia melihat lovebird ijo yang memikat hatinya. Dia pun langsung membeli 10 ekor dengan harga Rp 80.000 / ekor.
Burung-burung tersebut dimasukan ke kandang koloni buatannya sendiri. Modelnya seperti kandang ayam, berbahan kayu dan kawat ram. Namun usahanya tidak berhasil.
Om Sahab kemudian menyeleksi dan menjodohkan lovebird-lovebird tersebut. Ada tiga pasangan lovebird yang berjodoh, kemudian dipindah ke kandang ternak buatan sendiri. Setiap kandang hanya berisi 1 pasang induk.
Usahanya mulai membuahkan hasil. Ketiga pasangan itu berproduksi, bahkan sampai menetas. Tapi karena kurang pengalaman, banyak anakan lovebird yang mati. “Mungkin karena kandangnya terbuka, gelodoknya juga terlalu kecil,” jelas Om Sahab.
Dia lantas melakukan beberapa perubahan kecil. Kandang ternak menggunakan model battery yang banyak dijual di pasaran. Begitu pula gelodok yang dibelinya di toko / kios burung.
Perubahan ini berdampak positif. Induk-induk kembali berproduksi, dan anakannya mampu tumbuh hingga dewasa. Dari 10 pasangan induk, kini SHB BF sudah mengoleksi 40 pasangan induk lovebird. Di antaranya merupakan pasangan lovebird warna, mulai dari biola, parblue, hingga pale fallow.
Untuk pakan lovebird, Om Sahab menggunakan Beneluq 25 kg yang dicampur milet putih (25 kg), canary seed (10 kg), biji bunga matahari / kuaci (5 kg), gabah bangkok (5 kg), dan jewawut (5 kg).
Anakan yang menetas dibiarkan dalam perawatan induknya, kemudian dipanen pada umur 10-14 hari untuk diloloh sendiri. Bubur lolohan untuk piyikan lovebird menggunakan Nutribird A21. Jika sudah berumur 2-3 minggu diganti campuran bubur Maxxpower dan Nutrima (sampai umur 4 minggu).
Apabila pasangan induk sudah berproduksi tiga kali berturut-turut, Om Sahab akan memberikan treatment khusus. Dalam hal ini, pasangan induk dimandikan dan dijemur, agar produksi berikutnya tetap stabil.
Sejauh ini, SHB BF tidak mengalami kendala berarti dalam pemasaran lovebird. Selain dipromosikan melalui media sosial, beberapa kawan yang menjadi pelanggan juga kerap datang langsung ke kandangnya.
Harga anakan lovebird produksi SHB BF bervariasi. Untuk lovebird warna, harganya berada pada kisaran Rp 1 juta – Rp 1,5 juta / ekor. Setiap bulan bisa menjual 25 – 30 ekor anakan lovebird.
“Penghasilan dari breeding lovebird jauh lebih besar daripada gaji saya semasa masih kerja di bank BUMN. Saya memutuskan resign, agar bisa fokus beternak lovebird,” jelas Om Sahab.
Bagi Anda yang berminat beternak lovebird, Om Sahab berpesan agar tidak mudah menyerah. Meski harga lovebird sekarang sedang turun, peternak tetap bisa meraih keuntungan. “Saya jamin pasti balik modal, meski butuh waktu dan hoki dari masing-masing breeder,” tandasnya. (neolithikum)
Breeding lovebird SHB Bird Farm
Kontak: Om Ahmad Sahab (WA 0856-4058-6936)
Alamat: Desa Bandungrejo, RT 008 / RW 002, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.