Sebelum mendirikan Kayra Bird Farm, Om Mohamad Qunut memang sudah hobi memelihara burung. Tapi hobi itu sempat berhenti akibat kesibukannya tugas luar kota. Lambat laun, setiap berada di rumah, terasa ada yang kurang. Kerinduannya pada hobi burung kembali menyeruak.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Akhirnya, Oktober 2017, Om Qunut mulai memelihara burung lagi. Dia membeli 2 pasang indukan lovebird, yakni albino mata merah x lutino mata merah dan sepasang ijo fischeri.
“Saya pilih memelihara lovebird, dengan pertimbangan tak terlalu menyita waktu. Jika sewaktu-waktu saya tinggal bekerja, tentu tak merepotkan. Yang penting selalu mengecek ketersediaan pakan dan air minum,” kata Om Qunut kepada omkicau.com.
Enam bulan kemudian, pasangan lovebird tersebut mulai berproduksi. Dari situlah muncul keinginan belajar lebih mendalam mengenai breeding lovebird.
Om Qunut mulai menggali informasi dan pengetahuan tentang lovebird, dari mulai jenis hingga mutasinya. Ada jenis lovebird yang menyita perhatiannya, yakni lovebird jenis wild type atau galur murni alam. Dia lalu memutuskan untuk mengembangkan lovebird wild type.
Apa itu lovebird wild type?
Wild type adalah lovebird yang memiliki fenotip dan genotip sebagaimana spesies di alam liar. Dalam aspek fenotip, lovebird wild type punya penampilan (pengamatan visual) sebagaimana spesies aslinya. Begitu pula secara genotip (susunan genetiknya), sama seperti spesies lovebird di alam liar.
Seperti diketahui, di dunia ini terdapat sembilan spesies lovebird. Tidak sedikit peternak yang mengawinkan lovebird dari spesies yang berbeda. Perkawinan silang / persilangan (cross-breedding) antara lovebird yang berbeda spesies ini kemudian menghasilkan ribuan mutasi-mutasi baru, dengan penampilan yang berbeda dari kedua induknya.
Akibat banyaknya mutasi baru, sebagian penghobi mengkhawatirkan eksistensi lovebird wild type: lovebird dengan fenotip dan genotip sebagaimana aslinya di alam liar dulu.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Wild type memiliki pengertian yang lebih luas ketimbang wild colour. Seperti dijelaskan, lovebird wild type mempunyai fenotip dan genotip yang sama seperti spesies lovebird di alam liar. Adapun wild colour hanya sebatas pengamatan visual (fenotip) saja.
Lovebird yang terlihat hijau standar (josan) seringkali disebut sebagai wild type. Secara fenotip ya, namun susunan rantai-rantai genetiknya (DNA) belum tentu sama seperti spesies aslinya di alam liar. Boleh jadi dia merupakan hasil persilangan dengan spesies lain, namun gen hijau standarnya bersifat dominan, sehingga “menutupi” gen yang diwariskan dari pasangannya (resesif).
Proses penjodohan lovebird wild type
Om Qunut mengakui, tidak mudah untuk mendapatkan materi induk lovebird wild type, mengingat praktik persilangan lovebird sudah marak di hampir semua negara. Tapi di situlah seni beternak lovebird wild type.
Untuk mendapatkan indukan yang baik, dia akan memilih burung yang sehat dan lincah. Proses penjodohan makin mudah jika burung jantan dan betina sama-sama dewasa dan sudah birahi. Usahakan umur pejantan lebih tua sedikit (jangan terpaut terlalu jauh) daripada betinanya.
Proses penjodohan diawali dengan saling mengenalkan calon induk jantan dan betina. Burung betina tetap berada di sangkar bulat, sedangkan burung jantan dimasukkan ke kandang battery. Sangkar dan kandang ini didekatkan, agar kedua burung bisa saling mengenal.
Kalau dalam 30 menit keduanya saling tertarik, maka lovebird betina bisa dimasukkan ke kandang battery. Tapi tetap harus dipantau selama 1 jam. Jika keduanya tidak bertengkar, berarti sudah berjodoh.
“Kalau masih bertengkar, maka burung yang lebih agresif dipindah ke kandang lain, meski tetap didekatkan. Berdasarkan pengalaman selama ini, burung biasanya sudah berjodoh setelah 3 -5 hari kemudian,” ungkap Om Qunut.
Melihat perkandangan Kayra Bird Farm
Meski saat ini sedang asyik mengembangkan lovebird wild type, Kayra Bird Farm juga tetap beternak lovebird jenis lainnya yang marak di pasaran. Artinya, di kandang Kayra Bird Farm ada beberapa pasangan induk yang berbeda spesies.
Ada dua model kandang breeding yang diterapkan Kayra Bird Farm. Pertama, kandang battery untuk ternak lovebird yang banyak dijual di pasaran. Kedua, kandang kotak dengan dinding-dinding dari kawat ram (bisa dibuat sendiri).
Penggunaan model kandang ini disesuaikan dengan selera dan kebiasaan lovebird. Pasalnya, ada beberapa lovebird yang suka menggigit saat birahi. Jika menggunakan kandang ram, maka kawat bisa putus sehingga burung terlepas.
Mengenai tata letak kandang, Om Qunut menyebutnya fleksibel. Tak harus di tempat sepi, karena lovebird termasuk burung yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Yang penting, burung merasa nyaman. Usahakan sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang. Selain itu, udara di dalam kandang jangan terlalu panas dan pengap.
Pakan harian terdiri atas milet putih dan canary seed dengan perbandingan 3 : 1. Adapun pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa kangkung, jagung, dan daun pace.
Terkadang ada induk betina yang susah berjodoh dan galak. Untuk mengatasinya, Om Qunut memberikan EstroBird produksi omkicau. EstroBird diberikan selama 5 hari penuh dengan dosis seperti yang dianjurkan.
Karena sering ditinggal pergi Om Qunut, anakan lovebird dibiarkan dalam perawatan induknya, sehingga tidak perlu repot-repot melakukan hand-feeding.
Ternak lovebird sebagai hobi dan riset konservasi
Sejauh ini, Om Qunut masih menganggap penangkaran lovebirdnya ini sebagai hobi, sekaligus bagian dari riset konservasi. Karena itu, pemasaran hasil produksi belum menjadi prioritas utama bagi Kayra Bird Farm.
“Kalau hasilnya bagus, dan saya suka, ya saya simpan untuk dikembangkan lebih lanjut. Selebihnya saya jual ke para penggemar,” tuturnya.
Biasanya sudah ada teman dan pedagang yang siap menampung produknya. Selain menghasilkan lovebird wild type, Kayra Bird Farm juga tetap memproduksi beberapa jenis lovebird lainnya. Harganya berbeda, di mana lovebird wild type dibanderol Rp 750.000 – Rp 1 juta / ekor. Lovebird lainnya dibanderol Rp 100.000 – Rp 400.000 / ekor.
Tiap bulan, Kayra Bird Farm rata-rata bisa menjual minimal 3 ekor lovebird wild type dan 6-10 ekor lovebird biasa. Omzet penjualan minimal Rp 3 juta. Pembeli umumnya berasal dari Semarang, Kendal, dan Salatiga.
Selain beternak lovebird, Om Qunut juga merupakan relawan kebencanaan. Saat ini dia dipercaya menjabat sekretaris Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Jawa Tengah (FPRB Jateng), serta fasilitator Desa Tangguh Bencana. (neolithikum)
Kayra Bird Farm
Kontak: Mohamad Qunut (WA 0821-3717-7707)
Alamat: Jl. Tampomas Dalam 33, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.