Sepeninggal Juventus, Owen, dan Zamorano, tiga anis merah legendaris di Tanah Air, muncul beberapa gaco hebat yang tak kalah hebatnya. Salah satunya adalah anis merah Cut Tari orbitan Om Ronny Perkasa. Prestasinya sangat stabil. Jawara nasional ini sudah belasan tahun mbolang di gantangan, termasuk 10 tahun di tangan Om Ronny.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Ronny Perkasa mendapatkan Cut Tari dari rekan kicaumania asal Sidoarjo, tahun 2009. “Saya beberapa memantaunya dalam lomba lokal. Kinerjanya sangat bagus, meski saat itu belum begitu stabil. Tanpa pikir panjang, kami pun sepakat melakukan take-over saat berlomba di Gantangan Dewa 99,” tutur Om Pungky, kiermaster kepercayaan Om Ronny Perkasa.
Sejak di tangan Om Ronny Perkasa, prestasi anis merah Cut Tari makin tajir. Prestasinya tak lagi berkutat di even-even lokal, tetapi sudah merambah even nasional seperti Piala Raja dan Piala Pakualam (Jogja), Pakde Karwo Cup (Surabaya), Plaza Cup (Semarang), Bali Shanti Cup (Denpasar), dan sebagainya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Berapa sih umur Cut Tari? Diperkirakan, burung ini sudah berumur 14 tahun. Tetapi sampai sekarang masih aktif mengikuti lomba. Bahkan Juni lalu, burung ini selama dua pekan beruntun meraih juara 1, yakni pada even Mega Launching Mahameru BC (18/6) dan Trio Jelitheng Cup 2 (25/6): keduanya diberlangsung di Kota Surabaya.
Tips perawatan anis merah Cut Tari
Menurut Om Ronny Perkasa, perawatan Cut Tari berbeda dari anis merah pada umumnya. Perbedaan yang mencolok terlihat pada pemakaian sangkar yang berbeda model antara harian dan lomba.
Sehari-hari, anis merah Cut Tari ditempatkan dalam sangkar kotak berukuran 43 cm. Tujuannya supaya bisa bergerak lebih leluasa. “Menjelang lomba, burung dipindah ke sangkar bulat. Jika sudah pindah ke sangkar bulat, kondisinya terlihat lebih on-fire,” ungkap Om Ronny kepada omkicau.com.
a. Perawatan harian (Senin – Kamis):
- Pukul 05.00 – 06.00: Burung diembunkan di teras, dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
- Pukul 06.00 – 08.00: Burung cukup diangin-anginkan (tanpa jemur).
- Pukul 08.00 – 09.00: Burung mandi sepuasnya di dalam karamba.
- Pukul 09.00 – 10.00: Pemberian extra fooding (EF) berupa jangkrik (2 ekor) dan kroto segar (1 sendok teh).
- Pukul 10.00: Burung dikerodong penuh menggunakan kerodong berbahan kaos warna cerah. Full kerodong diterapkan hingga sore, malam, dan keesokan harinya.
b. Perawatan lomba (Jumat – Minggu):
- Pola perawatan pada H-2 (Jumat) dan H-1 (Sabtu) hampir sama seperti harian.
- Hanya saja, porsi jangkrik sejak H-2 dinaikkan menjadi 3 ekor.
- Pada Hari-H, setiba di lapangan, Cut Tari diasingkan dari burung sejenis. Jadi, burung jangan sampai mendengar suara burung sejenis.
- Tetapi sebelum naik gantang, burung wajib ditrek dulu dengan anis merah lainnya selama 15 menit.
“Kalau terlalu lama ditrek, Cut Tari langsung teler di bawah. Tentu saja ini akan mengurangi performa saat naik gantang. Begitu digantang di arena lomba, Cut Tari langsung pamer gaya teler semi hyper, dan makin menawan jika lawannya cukup banyak,” tandas Om Ronny.
Selanjutnya, sehari setelah berlomba (Senin), dilakukan pemulihan kondisi terhadap Cut Tari. Salah satu hal yang biasa dilakukan Om Ronny adalah memberikan buah pepaya lokal (warna merah), yang terbukti efektif untuk meredam birahi burung. (Endar)