Dua tahun lamanya Om Hendy (Hose BF Jambi) absen dari lomba burung kicauan. Hal itu akibat kesibukan bisnisnya. “Hampir semua burung, termasuk hasil penangkaran Hose BF, sudah dijual,” ujarnya saat ditemui omkicau.com. Tetapi ada seekor burung yang masih dipertahankannya, yakni murai batu Baron.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sehari-hari, burung jawara itu dirawat Om Aris, yang sekaligus mengawalnya setiap kali berlomba. Namun Minggu (21/7) lalu menjadi pembeda. Untuk kali pertama, Om Hendy kembali turun langsung ke lapangan.
Hari itu berlangsung even prestisius di Kota Jambi, yaitu lomba burung berkicau Adhyaksa Cup I di Lapangan GOR Kota Baru / depan kantor Wali Kota Jambi. Murai batu Baron tampil di seluruh (empat) kelas. Hasilnya pun tak mengecewakan, karena Baron selalu masuk empat besar (juara 2, 2, 3, dan 4).
Di kelas utama Kajati, Baron bersaing ketat dengan murai baru Mahabrata milik Evo Tabir (Tumenggung SF) dan Bogel milik Om Noval (Cempaka SF).
Mahabrata tampil sebagai juara 1, disusul Baron dan Bogel yang mengoleksi poin dan bendera koncer yang sama. Alhasil, penentuan juara 2 dan 3 harus ditentukan melalui tos.
Sesuai dengan peraturan, burung dengan nomor gantangan lebih kecil dinyatakan menang tos. Murai batu Bogel berada di gantangan nomor 25, sedangkan Baron di gantangan nomor 26. Bogel pun meraih juara 2, sedangkan Baron di posisi ketiga. Juara 1-3 memperoleh trofi dan uang pembinaan masing-masing Rp 7,5 juta; Rp 3 juta; dan Rp 1,5 juta.
Penampilan Baron di tiga kelas lainnya tetap stabil. Seperti saat jaya-jayanya, gaco tersebut langsung gaspol sejak awal hingga akhir penilaian. Aksinya tetap ciamik dan bikin panik musuh-musuhnya.
“Sejak awal saya enjoy saja. Kalau pun burung nggak terpantau, ya… terima saja. Maklum, saat ini tiap hari saya hanya di kantor,” tambah Om Hendy.
Om Hendy memang sibuk mengelola usahanya, Mahkota Auto (jual-beli / tukar tambah mobil bekas), yang bermarkas di Jalan HOS Cokroanimoto No 5, Simpang Kawat, Kota Jambi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mengenai kualitas penilaian lomba yang digawangi Tim Juri BnR Indonesia, Om Hendy menyatakan sangat puas. Karena itu, apapun hasil yang dirilis panitia, dia selalu menerimanya tanpa reserve.
Dalam beberapa even lomba burung, Om Hendy memang pernah merasa nggak puas akibat burungnya tak terpantau juri. Namun dia tak pernah protes, dan selalu mau menerima hasilnya.
“Untuk apa diprotes? Toh hasilnya tetap sama. Lagian, main burung itu kan sekadar hobi, bukan untuk cari keributan,” katanya bijak.
Beberapa prestasi murai batu Baron tahun 2019
Murai batu Baron memang sudah lama menjadi gaco andalannya, sehingga tetap dipertahankan. Burung ini sangat aktif saat berlaga, ngerol-nembak sambil ngeluarkan isian cililin, kenari, burung gereja, siri-siri, cucak jenggot, lovebird, dan kolibri.
Sebelum mengikuti Adhyaksa Cup I, Baron yang berumur 7 tahun ini juga sukses menjuarai beberapa even, antara lain:
- 1st Anniversary Master Independen Indonesia / MII (juara 1, 2, 3, 3)
- Bayung Lencir Cup (1, 2)
- Piala Kapolresta Jambi 2019 (3, 3)
- HUT Ke-73 Bhayangkara (3)
“Kalau berlomba, Baron hampir pasti nyantol. Burung ini tidak rewel, nggak seperti burung-burung lainnya. Perawatannya pun relatif simpel,” jelas Om Hendy.
Tips perawatan murai batu Baron
Berikut ini tips singkat perawatan harian murai batu Baron:
- Pagi hari, burung diembunkan dulu.
- Setelah itu dimandikan, kemudian dimasukkan ke kandang umbaran sambil dijemur agar bulu-bulu segera kering.
- Saat dijemur di kandang umbaran, burung diberi 3 ekor jangkrik dan 1 sendok teh kroto.
- Setiap hari, Baron ditempel dengan burung masterannya, yakni cililin dan lovebird.
- Kalau mau dilombakan, maka seminggu sebelumnya burung harus diistirahatkan (hanya mandi dan jemur saja).
- Porsi jangkrik dinaikkan menjadi 5/5 (pagi / sore), plus kroto.
- Selama seminggu jelang lomba, burung juga tidak perlu diumbar lagi.
Selain Baron, Om Hendy pernah mengoleksi murai batu RBS yang diperolehnya dari Om Aan Lie. Tetapi tiga bulan lalu, RBS sudah ditake-over rekannya, Om Opie, seharga 80 juta.
“Baron pernah ditawar seharga 150 juta. Namun saya belum mau melepasnya. Kalau harganya cocok, serta sepadan dengan prestasinya selama ini, tentu saya mau melepasnya,” tuturnya. (Kelana Lana)