Banyak penyakit yang menjangkiti burung yang perlu kita waspadai. Salah satunya adalah psittacosis. Apa itu? Psittacosis, menurut dokumentasi dalam New South Wales Multicultural Health Communication Service (mhcs.health.nsw.gov.au) adalah penyakit langka yang biasanya ditularkan burung kepada manusia dan disebabkan oleh kuman yang bernama Chlamydia psittaci.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sedangkan menurut health.detik.com yang mengutip medlineplus, istilah psittacosis berasal dari kata Yunani untuk menyebut kakaktua atau psittakos. Orang yang kali pertama mempopulerkan istilah ini di bidang kesehatan adalah Morange pada tahun 1892.
Berikut ini tanya jawab dan penjelasan yang saya kutip dari dokumen mhcs.health.nsw.gov.au mengenai psittacosis:
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Bagaimana penyebaran penyakit ini?
Pada umumnya infeksi terjadi kalau orang menghirup kumannya – biasanya dari kotoran kering burung yang terkena infeksi. Orang juga dapat terkena karena berciuman ‘mulut dan paruh’ dengan burung atau menangani bulu dan sel badan burung yang terkena penyakit. Tidak ada bukti bahwa Psittacosis menular di antara sesama manusia.
Semua jenis burung rentan terhadap infeksi tapi yang dipelihara (misalnya beo, betet dan kakaktua) dan unggas (kalkun dan bebek) adalah yang paling sering menularkan penyakit ini pada manusia.
Orang yang paling menghadapi bahaya infeksi psittacosis adalah mereka yang sering bersentuhan dengan burung karena pekerjaan atau kegemarannya misalnya pemilik burung, karyawan toko burung, dokter hewan atau penjagal unggas.
Bagimana gejala psittacosis?
Selang waktu dari saat seorang yang terkena kuman dan perkembangan gejalanya tidak menentu, yakni antara 4-15 hari.
Orang yang terkena sering menjadi sakit mirip selesma dan tiba-tiba kena serangan demam, gerah, sakit kepala, lemah dan nyeri otot. Juga mungkin timbul batuk kering, sakit dada dan sulit bernapas. Jika parah, paru-paru bisa meradang.
Bagaimana diagnosa dan pengobatannya?
Jika dokter menduga Anda terkena penyakit ini, ujicoba darah dapat dilakukan untuk meneguhkannya. Pada potret sinar X sering terlihat adanya radang paru-paru.
Psittacosis bisa diobati dengan antibiotika yang harus terus diminum selama 2 pekan.
Mencoba memastikan dari mana asal infeksi ini, sangatlah penting. Orang lain yang mungkin telah bersentuhan dengan burung yang terinfeksi perlu menyadari gejala infeksinya. Ketika burung juga diobati maka lingkungannya juga harus dibersihkan dengan pembasmi kuman guna mencegah infeksi lebih lanjut tersebar kepada orang atau burung lain.
Bagaimana tanda atau cirri burung terkena psittacosis?
Pada burung gejalanya tidak tentu dari mulai tidak ada tanda-tanda khusus hingga menunjukkan gejala sakit yang mematikan. Pada burung bisa terlihat gejala seperti mencret, lemah, bulu kusut, tidak mau makan dan mata atau hidungnya berair.
Sementara itu burung tersebut juga harus dipisahkan lalu diobati dengan antibiotika dan kuman di sangkarnya dibasmi.
Sehubungan kesulitan mendeteksi apakah seekor burung terinfeksi penyakit ini atau tidak, maka kita perlu selalu merawat secara baik kebersihan burung dan lingkungannya, sementara kita juga perlu mencuci tangan sehabis menangani burung peliharaan.
Juga, hindarilah “berciuman” mulut dan paruh dengan burung. Burung sebaiknya dikurung di dalam sangkar bersih, berukuran luas serta diselaputi kertas koran yang sering diganti. Kotoran burung jangan sampai bertumpuk, mengering dan menjadi debu beterbangan. Basahilah dulu kotoran dan sangkarnya sebelum dibersihkan.
Demikian sekilas pengenalan atas penyakit psittacosis yang bisa menyerang burung dan menular kepada manusia.
Salam, Omn Kicau