Dunia burung kicau Indonesia semakin hari semakin ramai. Ini ditandai dengan munculnya penghobi baru burung kicauan dan kembalinya para penghobi burung yang sudah lama tidak aktif bermain burung. Hal ini juga bisa terlihat dari perkembangan jumlah fans page atau penggemar website omkicau.com di facebook.com, yakni Halaman Hobi Burung Kicauan dan Penangkaran.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Saat artikel ini saya tulis, jumlah penggemar website omkicau.com sebanyak 4.020 orang. Tentunya, yang namanya “penggemar” bukanlah penggemar website ini an sich, tetapi adalah penggemar burung yang kemudian secara sengaja atau tidak sengaja “kesasar” ke website ini dan kebetulan adalah pengguna facebook.com.

Ramainya dunia burung kicauan juga ditandai dengan semakin besarnya minat penghobi burung kicauan yang ikut bergabung di Komunitas Kicaumania Indonesia di kicaumania.or.id. Dan pada saat yang sama, muncul grup baru yang berkaitan dengan dunia burung di facebook.com. Ada puluhan grup di facebook.com yang terbentuk karena kesamaan hobi dan minat pada burung, baik itu burung kicauan, anggungan (perkutut), derkuku dan juga merpati.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Ada grup burung yang sangat umum, tanpa embel-embel nama atau jenis burung tertentu, tetapi ada yang spesifik misalnya menyertakan nama jenis burung tertentu seperti kenari, anis merah, lovebird, perkutut, derkuku, merpati dan sebagainya.
Hal itu tentunya sangat menggembirakan para penghobi burung karena dengan semakin banyaknya grup burung, maka semakin luas dan dalam pula silaturahmi di antara para penghobi burung.

Secara sosial, burung memang bisa menghilangkan stres para penghobinya. Meski tidak bisa dipungkiri, bahwa hobi ini bisa membikin stres jika kita tidak bisa mengontrol sepenuhnya kesenangan kita pada burung. Untuk itulah saya sangat merekomendasikan penghobi baru untuk membaca artikel untuk mencegah hobi ini justru menjadi petaka, yakni di artikel Cegah Hobi Burung jadi Petaka.

Perputaran uang
Sementara itu secara ekonomi, burung kicauan bisa menggerakkan roda ekonomi alias membuat “dapur ngebul” mereka yang terlibat di dalamnya. Itu dimulai dari transaksi bisnis burung itu sendiri, sangkar dan perlengkapan lainnya, pakan, penangkar burung dan juga mereka yang aktif di dunia lomba burung. Dalam hal lomba ini melibatkan juga para pedagang makanan, mainan, dan juga event organizer lomba, termasuk di dalamnya para juri lomba burung.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Sekitar setahun yang lalu, Om Kian Sing Jogja pernah memberikan catatan atas sebuah tulisan di tabloid khusus burung berskala nasional. Dia mengatakan apabila kita berbicara soal pameran atau lomba burung kicauan, maka ada 7 lomba diadakan di se-antero Nusantara pada tiap hari Minggu.

Bila diasumsikan ada 1.000 nomor gantangan terjual (perlu diingat angka 1.000 ini adalah setingkat latber atau berskala regional!) berarti total ada 7.000 nomor gantangan terjual hanya dalam sekali hari minggu. Masih ada empat kali hari minggu dalam sebulan, berarti ada 7.000 x 4 = 28.000 nomor gantangan dalam sebulan. Bila ditarik rata-rata harga per gantangan Rp 75.000 berarti uang yang beredar di sektor penjualan tiket sebesar Rp 2.100.000.000,00 (dua miliar seratus juta rupiah) per bulan.

Om Kicau sendiri memperkirakan bahwa untuk tahun ini bisa mencapai 3-4 kali nilai tahun lalu. Atau berkisar antara Rp. 6 miliar hingga Rp. 8 miliar rupiah per bulan atau  sekitar Rp. 1 miliar per minggu. Apalagi kalau ditambah nilai perputaran uang di luar “lomba besar”, bisnis sangkar, pakan dan segela tetek  bengek ruang lingkup hobi burung, maka nilainya bisa 2 sampai 3 kali perputaran uang lomba burung. Artinya bisa berkisar antara Rp. 3-4 miliar per pekan. FANTASTIS ya?

Ya mengapa hitungan di atas muncul? Ya silakan hitung saja jika jumlah itu masih ditambah perputaran uang pada latihan-latihan di hari-hari biasa yang harga pendaftarannya Rp 3.000 sampai Rp 5.000. Itu pun baru di burung kicauan, belum ditambah lomba merpati balap, merpati tinggian, merpati pos, perkutut, derkuku, ayam bekisar, dan lain-lain. Masih perlu diingat efek-efek dari maraknya burung di Indonesia berimbas pada sektor lain, seperti: penrajin sangkar, penjual pakan burung dan lain-lain.

Sementara itu di sektor burung kenari impor dari daratan Eropa Barat, Om Kian Sing melihat uang yang berputar di sektor ini juga tidak sedikit. Jika diasumsikan sampai masuk kenari jenis Yorkshire kurang lebih sebanyak 1.500 ekor (dalam satu bulan) dan masih ditambah lagi dengan jenis lain seperti Colourbred Canary, Border, Lancashire, Crested, Frill, Norwich, Gloster dan Lizard, maka perkiraan uang yang dibelanjakan mencapai sekitar Rp 1.350.000.000,00 (satu miliar tiga ratus lima puluh juta rupiah). Perlu dicatat angka tersebut sekadar hasil pembelanjaan dalam satu bulan atau dari empat kali pengiriman.

Sementara itu dari sektor sangkar burung, produsen sangkar ukir rata-rata bisa menjual sekitar 20 buah dengan harga sekitar Rp 1.500.000. Artinya perputaran uangnya sebesar Rp 30.000.000.. Itu juga baru dari satu produsen sangkar ukir, belum dihitung dari penjual sangkar harian yang lebih murah tetapi kuantitasnya pasti lebih banyak dan alhasil uang yang beredar akan lebih besar pula.

“Sedangkan dari sektor pakan burung yang meliputi voer, bijian, sayuran, buah-buahan dan serangga. Juga para tukang pelihara burung yang berjumlah ratusan ribu jiwa, bahkan besar kemungkinan memasuki 6 dijit, di seluruh Indonesia. Jangan lupa yang terkena efek dari perburungan ini, hotel dan losmen menjadi penuh bila ada lomba, restoran dan warung menjadi ramai, penjual rokok, tenggeran, minuman dan lain-lain,” kata Om Kian Sing.

Demikian faktanya, uang yang berputar di dunia burung sangatlah besar. Dalam kaitan inilah Om Kian Sing mengatakan tidaklah bijaksana bila pemerintah menghembuskan isu flu burung menjadi bencana nasional. Dunia bisnis burung menjadi lesu, penggemar burung menjadi takut, banyak burung tanpa dosa dibasmi, banyak pedagang burung bangkrut, banyak tukang pelihara burung menganggur, kios pakan burung berkurang omzetnya, toko sangkar sepi dan yang paling parah adalah jijiknya para istri terhadap burung suaminya sendiri!

Ya, berbicara masalah burung tentu tidak akan ada habisnya… Oke kita lanjut pada kesempatan lain. Dan yang jelas, Om Kicau sangat berterima kasih untuk para penggemar blog ini yang selalu setia bersilaturahmi dengan Om Kicau meski melalui dunia maya.

Salam sukses dunia hobi burung Indonesia.

Om Kicau

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

-7.550085110.743895