Beberapa teman yang main ke rumah selalu bilang Om Kicau enggak konsisten antara memberi nasihat ke teman-teman dengan kenyataan peliharaan burung di rumah. Sebab, selain di rumah saya saat ini ada beberapa murai batu, di rumah ada pula cucakrowo titipan Om Bajak Laut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ya, memang saya selalu bilang hendaknya tidak memelihara burung fighter lebih dari satu di rumah. Kenyataannya, di rumah saya saat ini ada empat murai batu (MB) jantan dan 3 betina, semuanya produk penangkaran dari BirdFarm yang berbedea-beda. Selain itu, masih ada beberapa cucakrowo. Nah apa tidak tarung MB2 itu? Ya hendaknya perlu dicatat bahwa ketika saya menulis artikel tentang “4 Jangan dalam memelihara burung lebih dari satu”, ada beberapa syarat di sana. Antara lain, saya sebutkan “Hal ini memang kadang tidak berlaku untuk burung-burung fighter yang sama-sama dipelihara sejak keduanya belum dewasa/bunyi. Kalau burung dipelihara sejak masih sama-sama belum memiliki klaim teritory tertentu, keduanya bisa saling bertoleransi dan tidak saling menyerang. Juga misalnya antara indukan dan anak-anak gerenasi penerusnya selama keduanya tidak pernah berpisah dalam waktu lama. Kalau sudah dipisah lama, kalau dipertemukan lagi akan tetap tarung memperebutkan wilayah teritory (wilayah kekuasaan).”
Nah burung-burung murai batu yang saya pelihara memang semuanya dari trotolan hasil penangkaran. Burung-burung murai batu itu adalah:
1. Hercules Junior
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Hercules Junior adalah produk dari Lintang Songo BF, penangkaran milik Mas Samino Solo. Hercules Junior adalah anakan Hercules dengan betina anakan dari Alpacino. Hercules dan Alpacino adalah burung-burung favorit saya. Mereka memang bukan burung-burung lomba karena Mas Samino jera membawa mereka ke lomba karena selalu “dianaktirikan” oleh juri-juri lokal. Burung tidak pernah direken, tetapi setelah itu mereka bergiliran menawar. Hwakakakaka…dunia lomba memang sering lucu. Ya, meski Hercules dan Alpacino akhirnya jarang menyentuh arena lomba, tetapi soal kualitas di lapangan, hmm…. yah menurut saya termasuk murai batu papan atas-lah.
Hercules Junior saat ini umurnya sekitar 5 bulan. Anakan kedua Hercules ini sekarang sedang dorong ekor setelah proses ganti bulu trotol ke bulu dewasa. Meski demikian, suaranya sangat tajam, gemerincing. Selama ini, hanya saya master dengan CD. Saya sengaja tidak memaster dengan suara khusus karena saya sedang membentuk suara dasar untuk dia: Kasar-kasar, tajam dan melengking. Nyatanya, sukses juga masteran saya.
Dari sisi body, dia sama persis dengan bapaknya, Hercules. Ekor tidak terlalu panjang, body cukupan, kaki hitam/gelap. Suaranya, wehehehe…tajam melengkingnya membuat saya sering senyum-senyum sendiri, puas.
2. Produk Danar Delanggu
Dari sisi penampilan, murai batu mungkin tidak menarik. Ekor panjang melengkung ke atas, ekor membuka, kaki putih dan juga… sering terlihat kakinya tidak bisa mencengkeram kuat ke tangkringan, bahkan sering meleset semua jari numpuk ke depan. Ini adalah kesalahan perawataan awal karena menggunakan tangkringan kecil dan licin sehingga burung terbiasa mencengkeram kayu kecil dan menjadi “gagap” ketika tangkringan diganti ukuran normal.
Meski demikian, begitu burung ini muncul sifat tarungnya, kaki bisa mencengkeram kuat minimal tidak terlihat lagi kakinya yang seperti gemulai. Gaya tarungnya dengan ekor ngeplay, membuat burung ini layak dipelihara. Murai batu usia sekitar 6 bulanan ini juga memiliki keistimewaan pada suara lengkingannya panjang-panjang. Ngerol oke, siulan oke. Dari pagi hingga sore hari tidak pernah berhenti bernyanyi. Dia adalah MB produk Danar BF Delanggu.
3. Murai batu produk Suwito Klaten
Murai ini saya dapat ketika usianya sudah lebih dari setahun. Volume suaranya yang kencang, lagu-lagu kasar dan gaya tarungnya yang ngeplay bagus, membuat saya tertarik untuk memeliharanya.
Dengan kaki relatif gelap, ekor lumayan panjang (tetapi satu bulu ekornya yang panjang patah kerena tertekuk jeruji sangkar) dan gaya ngeplay yang cantik, burung ini masih perlu dipoles lagi isiannya. Tetapi karena usianya yang masih muda, sekitar setahunan, burung ini masih punya masa depan yang “cerah”.
Murai batu ini adakah produk dari penangkaran Suwito Klaten. Namun karena sejak kecil dipelihara oleh Mas Fiat Kartasura, maka ringnya pun bertuliskan “FIAT”. No problem. Yang jelas, burung ini punya tampang dan katuranggan jawara.
Ya begitu sedikit cerita tentang koleksi murai batu di rumah saya, Om Kicau, di Kartasura.
Salam cuit-cuit.