Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Hal ini pernah pula ditanyakan seorang penghobi burung kepada Drh Dharmojono seperti termuat dalam buku “Aneka Permasalahan Burung dan Ayam Hias” (terbitan Penebar Swadaya). Si dokter hewan senior ini menjawab bahwa beliau tidak bisa menentukan secara persis penyebab burung sesak nafas karena diperlukan pengujian-pengujian seperti ingus, feses dan otopsi. Namun demikian, berdasar tanda-tanda yang diceritakan pemilik burung, dokter hewan mengatakan ada kemungkinan burung terkena psitacosis atau bronchitis infeksiosa (radang saluran nafas) atau bisa juga asma paru (asthma bronchiale). Kedua penyakit pertama menular sedangkan yang ketiga tidak menular karena hanya karena alergi.
Dalam kondisi seperti ini, pemberian madu dan sebagainya memang tidak salah karena madu mengandung banyak energi, vitamin dan mineral serta mudah dicerna. Hanya penanganan salah menyebabkan burung mati. Penanganan salah bisa dalam cara memegang burung dan bisa juga waktu pemberiannya. Dalam keadaan susah bernafas, apabila bagian dada didekap atau digenggam, maka kesulitan bernafas akan semakin parah. Di dalam mulut atau jalan nafasnya mungkin terdapat lendir yang menghambat jalan nafasnya.
Dalam keadaan seperti ini, apabila ditetesi madu atau cairan lain yang kental, akan menambah hambatan dalam mulut dan jalan pernafasan. Dengan demikian akan lebih baik jika dilakukan tindakan sebagai berikut:
1. Tutup kurungan pada 3 sisi dengan kain atau kertas koran sebagai selimut untuk melindungi dari angin dan udara dingin. Hangatkan lingkungan dengan lampu atau penghangat ruangan sehingga suhu berada sekitar 32-35 derajat celsius.
2. Ambil cawan berisi air hangat danl letakkan cawan tersebut di sisi kurungan yang tidak tertutup. Tambahkan minyak angin (Eucalyptus oil) ke dalam cawan atau bisa juga memakai Vicks agar uapnya terhisap oleh burung sehingga terjadi pemekaran (dilatasi) saluran nafas.
3. Setelah gejala susah nafas hilang, hisap lendir di celah mulut dan palatumnya (celah di atas mulut) dengan menggunakan kapas (cotton bud, dsb) yang steril, juga di bagian lubang hidung (mostril). Setelah itu baru teteskan madu atau air oralit sehingga burung mendapatkan energi.
Pengobatan
Pengobatan burung sakit dengan gejala sesak nafas dan sebagainya memang tidak bisa dilakukan sembarangan. Anda perlu mendatangi dokter hewan. Namun jika memang tidak ada dokter hewan di sekitar Anda, minimal harus dilakukan sejumlah penanganan sesuai sakitnya. Celakanya memang, hampir semua penyakit burung mempunyai gejala-gejala klinis yang sangat mirip atau tidak bersifat khas. Penentuan penyakit yang pasti hanya dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium.
Oke… kalau tidak ada dokter hewan juga tidak ada laboratorium, maka yang perlu Anda lakukan adalah memberikan antibiotik. Lantas antibiotik seperti apa yang harus kita berikan?
Sebelum saya berbicara mengenai antibiotik, mohon Anda memahami dulu tulisan saya sebelumnya tentang Ketika antibiotik pun angkat tangan hadapi penyakit burung, Anda mau bilang apa? Dengan membaca artikel itu, Anda bisa mengetahui seberapa jauh manfaat atau efek antibiotik dalam mengatasi burung sakit.
Kalau Anda sedang ogah membacanya, ya saya sebutkan saja langsung antibiotik yang biasanya mudah didapat di manapun dan persiapan umum menangani burung sakit:
1. Isosalikan burung. Lakukan tindakan sanitasi dan higiene kandang serta peralatannya untuk menghindari berulangnya infeksi kuman.
2. Dalam minuman atau makanan bubuhkan BirdBlown atau BirdTwitter selama 7-10 hari, dengan dosis dan cara pemakaiannya mengikuti petunjuk pemakaian obat yang Anda pakai.
3. Tambahkan vitamin dan mineral dalam makanan atau air minumnya (misalnya BirdVit).
Jika tindakan tersebut sudah Anda lakukan tetapi burung Anda tidak tertolong, maka kita harus merelakannya. Yang penting kita sudah melakukan hal terbaik untuk burung-burung kita.
Salam sehat burung Indonesia.
Tulisan terkait