Dalam beberapa kesempatan saya menyebutkan performa anis merah tidak ditentukan dari habitat atau daerah asal. Namun demikian berdasar pengalaman beberapa penghobi anis merah, maka daerah asal tetap menjadi patokan mereka ketika hunting atau membeli burung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Oke, dalam kaitan inilah saya menurunkan artikel tentang anis merah ini berdasarkan liputan Tabloid Agrobis Burung edisi MInggu IV Juni 2010. Selain membahas masalah daerah asal, maka dalam artikel ini juga diselingin dengan sejumlah tips dari orang yang berbeda untuk menangani anis merah macet bunyi sehabis pindah rumah.
Salah satu contoh pemain burung yang mendasarkan diri pada daerah asal ketika memilih anis merah adalah Deny Halim, spesialis pemain anis blok barat. Dia cenderung percaya karakter maupun adat serta mental burung tergantung asal muasal burung tersebut.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Menurut pemilik sederet anis merah jawara dengan nama seri Kudanya (Kuda Lumping, Kuda Satria, Kuda Jingkrak, Kuda Sembrani, Kudanil dll) asal burung cenderung mencerminkan adat dan perilaku yang bersangkutan. “Meskipun tidak seratus persen benar, dari pengalaman yang saya alami, asal-usul burung tetap pengaruh,” tandas kicau mania.yang tinggal di kawasan Halim Jakarta Timur ini.
Untuk daerah asal habitat anis merah misalnya, dia cenderung tetap fanatik pada anis merah asal wilayah Jawa Barat. Hampir 80% koleksi jawaranya asal Jabar. Itu sebabnya dia kerap bolak-balik ke Bandung maupun Sumedang dan kota di wilayah Jabar lainnya untuk belanja anis merah.
“Yang jelas, dari sederet burung koleksi anis merah saya, jawa barat prestasmya masih tetap stabil sampai saat ini. Buktinya, hingga bertahun-tahun masih prestasi, semakin umuran semakin matang mentalnya. Beberapa di antaranya seperti Kuda Lumping, Kuda Satria, Kuda Kencana, Kuda Sembrani dan lainnya, itu dari Sumedang,” kata pemilik 25 ekor anis prospek yang 8 ekor di antaranya sudah on fire alias siap turun diberagam laga penting ini.
Selain lebih stabil dan matang dalam mental, anis jabar menurutnya cenderung jarang sekali ada adat. Dari pengalamannya itu tadi, rata-rata burung asal jabar yang dibelinya hampir tidak ada adat. Mentalnya cepat stabil meskipun burung muda. Makin tua semakin mapan. Sementara, seperti pengakuannya, ada beberapa ekor anis merah berasal dari wilayah timur — malah prestasinya turun naik sampai saat ini. Kondisinya masih labil padahal burung sudah berumur.
“Makanya sampai saat ini saya tetap lebih suka anis dari Jawa Barat, mentalnya stabil,” ujarnya.
Anis merah jabar dan adaptasi
Turun naiknya prestasi burung biasanya tergantung juga dari sejauh mana mental burung yang bersangkutan beradaptasi dengan lingkungan barunya. Sebab, tidak jarang burung yang di wilayah lain sering juara, begitu pindah tangan langsung macet dan labil prestasinya.
Menurut Deny, dia punya kebiasaan bilamana baru men-take-over burung prospek, baik yang sudah juara maupun masih dalam orbitn, burung yang baru ditransfernya tidak serta merta langsung turun ke lomba, meskipun burung tersebut sebelumnya sering juara.
Burung baru tetap dirawat seperti perawatan pemilik sebelumnya, baik jenis pakan yang digunakan hingga setelan eksfod sampai masa penjemuran hingga kebiasaan mandinya. Biasanya, dia berpatokan pada kondisi burung hingga mencapai masa mabung terlebih dahulu. Paling tidak sedikitnya butuh waktu 6 bulan untuk melalui proses adaptasi di lingkungan maupun perawatan pemilik barunya. Atau lebih amannya 1 tahun burung jadi lebih matang mental dan kinerjanya di lapangan.
Seperti penuturannya, burung asal jawa barat dikenal lebih cepat masa adaptasinya. Biasanya 2 pekan setelah dipindah ke rumahnya, burung mulai turun di lapangan 2 pekan sekali. Itupun di latberan. Turun di latberan dilakukan secara rutin hingga mencapai masa mabung. Nah di saat mabung inilah, setelan baru mulai dicoba. Ada dua kemungkinan bila burung dengan setelan barunya pasca mabung, bisa lebih bagus atau sebaliknya.
Tips agar anis merah tidak macet pindah rumah
Seekor anis merah yang sudah mapan dan stabil mentalnya menurut Muklis, pemandu bakat anis merah di kawasan Sentul Bogor, tidak mungkin macet atau mandek bunyi saat pindah lokasi atau rumah meskipun berbeda kota. Yang penting penanganannya, terutama saat burung dibawa, harus dalam kondisi yang benar.
Misalnya, saat pindah ke rumah baru kondisi burung tetap dalam krodong, jangan langsung dibuka.
Biarkan burung datang di rumah baru dalam kondisi dikerodong. Gantung di tempat yang tenang hingga burung adaptasi dalam suasana lingkungan baru. Burung tetap dikrodong hingga bunyi.
Meskipun burung sudah bunyi, biarkan saja beberapa saat. Pelan-pelan dibuka krodong, jangan langsung dimandikan. Kontrol air minumnya, makanannya, bersihkan kandang, kemudian krodong lagi. Biarkan diangin-anginkan di tempat tenang sambil bunyi. Kalau besoknya belum mau mandi di bak mandi biarkan saja, jangan dipaksa.
Yang penting, bilamana di rumah ada anis merah lain yang lebih gacor diusahakan pindahkan di ruangan berbeda. Jauhkan atau diusahakan penempatannya di tempat berbeda. Karena, lazimnya burung gacor akan fighter bilamana kedalangan burung baru. Burung baru jangan dituntut harus langsung bunyi di rumah dengan cara di-cas atau ditrek dengan burung gacor yang lain. Kecuali burung itu sebelumnya memang sudah mapan.
Begitu juga pemberian pakannya, jangan diganti, kalaupun diganti tentu dengan produk atau merek yang sama.
Setelan ekslra foodingnya pun disesuaikan dengan perawatan sebelumnya. Kalau dari pemilik sebelumnya 2 ekor sehari, ya berikan dengan porsi sama. Begitu juga cacingnya, kalau memang tidak diberi cacing, ya jangan diberikan cacing.
Penuh misteri dan harus sabar dalam penanganan
“Burung anis merah ini meru-pakan burung misteri, penuh tantangan dalam memolesnya. Jadi, jangan pernah putus asa kalau mau merawat jenis burung perlu memakan waktu untuk menemukan karakter dan mentalnya,” ujar Hengky Bor, salah satu pemilik anis merah Jackal dan Joker.
Mengenai anis merah jabar, Hengki Bor mengatakan masing-masing burung dari daerah Jawa Barat maupun Bali sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang sempurna.
Bagi Hengki, hal paling penting yang harus diperhatikan oleh kicaumania dalam memoles burung anis merah adalah penguasaan atas mental dan karakter burung. Bila sudah dikuasai, bukan mustahil burung gacoannya bisa sering moncer di lapangan.
Namun diakuinya, anis merah ini tidak bisa diprediksi dengan mudah akan meraih gelar juara atau tidak. Sebab burung ini penuh teka-teki. Meski perawatan kesehariannya cukup mumpuni dengan berbagai vitamin dan jamu-jamuan, namun belum tentu penampilannya di lapangan bakal on the road. Justru sebaliknya, perawatan kesehariannya yang biasa-biasa bisa memenangkan gelar juara.
Lantas, bagaimana ciri anis merah yang tidak rewel dan mudah tampil di lapangan? Selain berparuh tebal, bibir putih dan bokong putih bersih pun sangat berpengaruh terhadap penampilannya di lapangan. Burung yang memiliki ciri tersebut rata-rata kinerja di lapangannya nyaris sempurna. Materi lagu serta tembak-tembakan dengan isiannya terdengar jelas. Apalagi ditopang dengan gaya khasnya dan volume keras membuat burung dengan memiliki ciri seperti ini bakal menjadi ancaman di kelasnya.
Komentar Bali Team
Anis merah memang dikenal sebagai burung yang sensitif terhadap iingkungan baru. Terlebih lagi perubahan suhu alam yang mencolok, bakal cepat membuat burung stres. Burung yang dibesarkan di desa yang dingin misalnya, jika dibawa ke kota yang bersuhu panas dipastikan akan mengalami shock.
Begitu juga perubahan menu pakan atau suasana yang berbeda dari tempat pertama akan juga memicu guncangan mental. Kasus seperti ini juga bisa menimpa anis merah asal Bali. “Namun stress mental akibat perubahan suasana sesungguhnya bisa dicegah,” terang Mr Baim dari Jalak Bali Team.
Antara anis bakalan dari desa dan anis yang sudah biasa mengenyam lapangan diperlakukan hampir sama jika berpindah lokasi agar tidak shock. Biasanya anis yang berpindah tangan mesti dibiarkan menggunakan sangkar asli dan dibawa dalam kondisi dikerodong. Di rumah yang baru, anis tersebut diusahakan digantung mirip dengan suasana di rumah pertama. Misalnya terbiasa di dalam kamar sendirian atau di luar rumah dengan burung lain.
Jika burung sudah tampak nyaman dan gacor, sangkar sudah bisa diganti.
Pengalaman merawat Raja Langit yang juga sering diinapkan di beberapa lokasi di Jawa dan tetap bisa tampil di lapangan membuktikan bahwa memahami karakter anis merah sehingga kontinuitas kenyamanan dan kondisi tubuhnya tetap terjaga menjadi kunci mempertahankan perfoma.
Hal yang sama juga dilontarkan Santo Utoyo, pemain anis merah yang sudah banyak mengorbitkan jawara-jawara nasional seperti Raja Petir. Anis merah bakalan jika berpindah lokasi mesti diperlakukan hati-hati agar terhindar dari stress. Sejak akan dibawa dari desa yang dingin sebaiknya dimandikan sebelum dibawa dengan membiarkan sangkar aslinya plus kerodong.
Di dalam perjalanan diusahakan tidak sampai tergoyang-goyang. Sampai di rumah langsung dimandikan. Jika tidak bisa mandi bak bisa dengan jalan disemprot. “Yang terpenting jangan sampai berangkat malam,” ungkap Santo Utoyo. (*)