Di blog Omkicau.Com ini, Anda bisa menemukan sejumlah artikel tentang penangkaran. Antara lain penangkaran murai batu, kacer, cucak hijau, anis kembang, branjangan, lovebird, bekisar, gouldamadine dan lain-lain. Ada yang dijelaskan secara detail ada yang hanya global. Untuk para pemula, berikut ini ada tips umum yang saya kutip dari Tabloid BnR dan bisa menjadi pegangan awal dengan adanya penambahan catatan dari saya, Om Kicau.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Untuk memulai penangkaran burung, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Antara lain, memilih indukan, jenis kelamin, umur, tingkah laku, proses pengeraman, dan sebagainya.
1. Menentukan jenis kelamin.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Ada yang mudah dilihat dari warna atau jenis bulunya atau dengan melihat paruhnya. Tapi ada pula yang baru diketahui setelah mendengar suaranya. Yang jelas, bila dua burung mau berpasangan dan bermesraan dapat dipastikan bahwa masing-masning adalah jantan dan betina (Catatan Om Kicau: Tips ini tidak bisa secara akurat diterapkan untuk melihat perilaku lovebird jantan dan betina. Sebab ada lovebird jantan yang bercumbu dengan jantan atau sebaliknya betina dengan betina)
2. Umur dewasa kelamin adalah siklus reproduksinya.
Maksudnya adalah umur berapa burung mulai nenunjukkan aktivitas seksualnya. Sedangkan siklus reproduksi adalah berapa minggu atau bulan sekali burung brtelur atau satu bulan bertelur berapa kali. Juga perlu diketahui apakah siklus repoduksinya berdasarkan siklus waktu atau dipengaruhi oleh musim. Ini diperlukan untuk memprediksi dan mengetahui efisiensi produksinya sekaligus menyusun susunan makanan dan beberapa vitamin. Pada waktu menjelang dewasa kelamin atau menjelang bertelur, burung membutuhkan makanan dengan kadar protein yang lebih rendah dari biasanya. Ini bisa dipenuhi dengan memberikan jangkrik atau kroto pada burung pemakan buah atau serangga.
3. Tingkah laku reproduksi.
Yakni tingkah laku saat burung birahi, menjelang atau saat perkawinan. Banyak jenis burung yang belum berhasil dibiakkan karena kesulitan menyediakan lingkungan yang memenuhi persyaratan agar tingkah laku reproduksi berjalan secara alamiah. Contohnya, burung merpati bermesraan menjelang perkawinan di depan keramaian adalah biasa. Tapi tidak dengan cucakrowo. Burung ini mudah stress dan tidak mau melakukan perkawinan bila ada manusia. (Catatan Om Kicau: Semuanya tergantung pada kondisioning atau pengondisian. Sebab, ada beberapa pasangan cucakrowo di sejumlah penangkar yang bisa beranak-pinak di tempat yang relatif ramai).
4. Jumlah telur dan masa pengeraman.
Jumlah telur yang dihasilkan dalam suatu masa bertelur tidak selalu sama pada setiap jenis burung. Yang pasti, makin tinggi jumlah telurnya makin tinggi pula protein dan mineral yang dibutuhkan. Perlu diketahui, kurang lebih 80 persen pospor dan 99 persen kalsium dalam tubuh terdapat pada tulang. Dalam masa bertelur, bila kalsium dalam ransum pakan jumlahnya kurang maka untuk pembentukan kullt telur tubuh membebaskan kalsium dari tulang. Bila pembebasannya berlebihan tulang jadi keropos dan mudah patah atau induk burung langsung memakan kembali telurnya yang direproduksi.
Sebagai perbandingan, kerabang telur pada ayam mengandung kurang lebih 2 gram kalsium. Untuk itu ransum dianjurkan mengandung minimal 4 gram klasium. Pada masa pengeraman, induk membutuhkan ketenangan dan temperatur yang setabil. (Catatan Om Kicau: Untuk kekurangan mineral burung di penangkaran, saat ini bisa diatasi dengan mudah yakni dengan memberikan mineral khusus untuk burung).
5. Umur masa produksi.
Pada umur tertentu produktivitas burung akan menurun. Menjelang masa ini sebaiknya pasangan burung digantikan dengan yang lebih muda. (Catatan Om Kicau: Untuk menstabilkan masa produksi dan memperpanjang masa reproduksi, kita bisa menggunakan BirdHormon atau BirdMature).
6. Pakan dan kesehatan.
Sebaiknya sesuaikan denan fase pertumbuhan siklus reproduksi dan musim. Pada waktu pertumbuhan dan musim kawin, burung membutuhkan protein yang mengandung asam amino lisin dan metionin. Perlu diketahui bahwa temperature normal burung adalah 41 derajat Celsius dan burung tidak mempunyai kelenjar keringat sehingga burung peka terhadap pertumbuhan kelembaban dan temperatur yang drastis. Burung rentan terhadap penyakit pada perubahan musim. Bila perlu vaksin burung menjelang perubahan musim. (Catatan Om Kicau: Untuk menghadapi kondisi iklim yang tidak menentu, pastikan burung mendapat asupan pakan yang bagus. Misalnya, dengan pemberian BirdVit dan selalu meminimalisasikan risiko serangan kutu dan parasit lain dengan FreshAves dan cacing dengan AscariStop).
Selamat belajar menangkar!!!