To introduce the birds of Indonesia to the world audience, this blog will present serial papers about birds that are protected in Indonesia. Hopefully useful. (Untuk memperkenalkan burung-burung Indonesia kepada khalayak dunia, blog ini akan menyajikan tulisan serial tentang burung-burung yang dilindungi di Indonesia. Pada bagian bawah artikel berbahasa Inggris, disajikan artikel dalam bahasa Indonesia.)
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Palm coccatoo (Probosciger aterrimus) or kakatua raja (Indonesian) including one of the protected birds in Indonesia. Characteristics of kakatua raja similar to characteristics of the caccatoo anywhere.
Characteristic of a group of cockatoo birds is the presence of feather-crested which can be enforced. There are other characteristics in the form of tongue and way of eating. The Cockatoo has a tongue-shaped cubes with smooth surfaces. Cockatoo eat the hard and soft seeds.
They eat in a way to solve the seed coat using a strong beak and then taking the contents with the help of his tongue. Cockatoo is known have the most powerful and robust structure of beak in group hooked beak. Her hair color is only white, pink, and black.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Cockatoos live in areas of East Indonesia, the Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku and Papua. Papua New Guinea, Pacific Islands, and Australia also includes the areas of origin of this group of birds. Some cockatoo species are protected in Indonesia. Distribution covers the area around Papua and Australia.
King cockatoo or kakatua raja is easily distinguished by other types from black and cowlick hair, beside of their dark red “cheek”.
Sub-species
This species has three sub-species, namely goliath, stenolophus, and aterrimus.
1. P. a. goliath
Among the three sub-species of the king parrots, P. a. goliath has the largest body size, which is between 60-70 cm. Distribution in Papua, which covers the area around Western New Guinea, the bird’s head (West Papua), and Smalldam Island.
2. P. a. aterrimus
Smaller body size than P. a. goliath, which ranges from 55-60 cm. Distribution area covers the southern part of Papua, Aru Island, to northern Australia.
3. P. a. stenolophus
Body size is similar to the goliath, but the width is narrower cowlick hair. Spread around the northern part of Papua and Yapen Island.
Population status
Goliath and stenolophus sub-species respectively estimated at 20 000 individuals. While the condition is almost rare because aterrimus population, estimated at only 10,000 individuals only. While cultivated ex situ (captive) worldwide estimated at 350 individuals. These birds are protected since 1970 through the Minister of Agriculture Decree No. 42/Kpts/Um/1970 and amended by Indonesia Government Regulation No. 7/1999.
Domain: Eukaryota • Regnum: Animalia • Phylum: Chordata • Subphylum: Vertebrata • Classis: Aves • Subclassis: Neognathae • Ordo: Psittaciformes • Familia: Cacatuidae • Genus: Probosciger • Species: Probosciger aterrimus
Related post:
Referensi Bahasa Indonesia:
Kakatua Raja atau dalam nama ilmiahnya Probosciger aterrimus adalah sejenis burung Kakatua berwarna hitam dan berukuran besar, dengan panjang sekitar 60cm. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh besar berwarna kehitaman. Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat ditegakkan. Burung betina serupa dengan burung jantan.
Kakatua Raja adalah satu-satunya burung di marga tunggal Probosciger. Pakan burung Kakatua Raja terdiri dari biji-bijian. Paruh burung Kakatua Raja tidak dapat tertutup rapat, dikarenakan ukuran paruh bagian atas dan bagian bawah yang berbeda. Dan ini berguna untuk menahan dan membuka biji-bijian untuk dikonsumsi.
Jenis ini mempunyai 3 anak jenis yaitu:
• Probosciger aterrimus goliath : Ukuran tubuhnya paling besar diantara ke-3 anak jenis yaitu berkisar 60 – 70 cm. Penyebarannya meliputi daerah sekitar Irian Jaya bagian barat, daerah kepala burung dan P. Waigeo.
• Probosciger aterrimus aterrimus : Ukuran tubuhnya berkisar antara 55 – 60 cm. Penyebarannya meliputi daerah Irian Jaya bagian selatan, P. Aru sampai Australia bagian utara.
• Probosciger aterrimus stenolophus : Ukuran tubuhnya hampir sama dengan Probosciger aterrimus goliath, tetapi lebar bulu jambulnya lebih sempit. Penyebarannya meliputi sekitar Irian Jaya bagian utara dan P. Yapen.
Walaupun spesies ini terancam oleh hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut untuk perdagangan, Kakatua Raja masih sering ditemukan di habitatnya.
A. Deskripsi Fisik
kakatua Raja adalah burung terbesar dari semua burung kakatua, tinggi mulai 49-68 cm. Berat mereka 500-1.100 g, dengan betina berkisar 500-950 g jantan berkisar 540-1.100 g. Panjang sayap sekitar 35.1 cm, panjang ekor 23.8 cm, panjang paruh 9.1 cm, dan panjang kaki rata-rata 3.5 cm.
Kakatua raja hampir semua tubuhnya berwarna hitam. Paruh mereka tidak bisa berdekatan sama sekali, dan selalu mengungkapkan sedikit lidah mereka yang berwarna merah dengan ujung hitam. Bagian mulutnya yang terbuka memudahkannya untuk menahan kacang atau biji-bijian di dalam mulut mereka dan memecahkannya pada waktu yang sama.
Paruh bawah mereka dirancang keras untuk menghancurkan kacang dan lebih besar pada Jantan daripada betina. Kaki mereka berwarna abu-abu / hitam dengan sedikit bulu-bulu di paha mereka dan pada wajah mereka terdapat karakteristik yang paling istimewa yaitu terdapat warna merah di pipinya. Pipi mereka berubah warna kulit berdasarkan tingkat kesehatan atau stres sehingga ketika stres berat kulit akan berubah warna ke merah muda / krem, sementara ketika sangat bersemangat/gembira perubahan kulit menjadi kuning.
B. Jangkauan Geografis
Kakaktua Raja merupakan hewan asli pulau Papua, dan Australia. Hewan ini biasanya ditemukan di kepulauan Aru, pulau Misool di bagian barat pulau Papua, Irian Barat, Selatan New Guinea dari Timur Marauke sampai teluk Papua, dan di Australia pada kawasan utara tanjung York Peninsula.
C. Habitat
Kakaktua Raja ditemukan di hutan hujan tropis, termasuk pinggiran hutan. Mereka memilih pohon-pohon besar dan tinggi untuk bersarang dan berkembangbiak. Pada siang hari mereka berdiam di dekat makanan atau sumber air dan pada malam hari bertengger di dalam atau di dekat sarangnya.
D. Perilaku
Kakaktua Raja dapat ditemukan sendirian, berpasangan, dan kadang dalam kelompok yang lebih besar. Mereka menghabiskan banyak waktu mereka di kanopi hutan yang tinggi atau terbang di antara tempat bertengger dan mencari makan. Mereka sering makan dalam kelompok besar, di mana satu burung penjaga akan mengamati predator yang ada. Jika pemangsa atau ancaman lainnya muncul, para “penjaga” memberikan alarm menangis untuk memberitahukan yang lain. Dalam kondisi hujan mereka dapat ditemukan tergantung terbalik dengan sayap dan ekor mereka terulur, seolah-olah sedang mandi.
E. Reproduksi
Selama kawin burung jantan dan betina berdekatan satu sama lain dengan sayap dibuka lebar. Sebelum melakukan perkawinan jantan akan membuat siulan yang keras dan menunduk-nundukkan kepalanya berkali-kali hingga kulit diwajahnya berubah menjadi sangat merah. Kakatua raja adalah monogami dan tinggal bersama pasangannya sempanjang hidupnya.
Musim kawin bervariasi sesuai dengan iklim setempat. Tetapi biasanya dari bulan Agustus hingga Januari. Kakatua raja tidak dapat membuat lubang sarang sendiri, melainkan mereka menggunakan lubang di pohon besar yang telah dilubangi sebelumya.
Burung kakatua raja hanya bertelur satu telur per sarang, dimana telur tersebut akan dierami selama 30-33 hari.
F. Hubungan Kakatua Raja Probosciger aterrimus dengan keadaan Hutan di pulau Papua
Papua adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Pulau ini memiliki luas 420.540 Km2. Papua ini secara geografis terletak pada 2025’ – 90 LS dan 1300 – 1410 LU sehingga pulau papua ini memiliki iklim tropis dengan curah hujan 1.800 – 3.000 mm, suhu udara 19-280C dan kelembaban 80%, sehingga di Papua banyak terdapat hutan hujan tropis yang sangat sesuai dengan habitat dari burung kakatua raja ini.
Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki pohon-pohon yang tinggi sehingga burung kakatua raja senang hidup di daerah ini karena burung kakatua raja ini senang bertengger dan membuat sarangnya di pohon-pohon yang tinggi. Selain itu burung kakatua raja banyak menghabiskan waktunya untuk terbang di bawah kanopi hutan yang tinggi dan kondisi ini kebanyak hanya terdapat di hutan hujan tropis yang memiliki kanopi (lapisan-lapisan cabang pohon beserta daunnya yang terbentuk oleh rapatnya pohon-pohon hutan hujan) yang tinggi karena pohon-pohon yang tumbuh cukup tinggi.
Selain itu karena Papua terletak di daerah tropis, karenanya hutan-hutan di Papua menerima banyak sinar matahari. Sinar matahari ini diubah menjadi energi oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Karena banyak sinar matahari, maka banyak pula energi yang terdapat di hutan-hutan di Papua. Energi ini tersimpan di vegetasi tumbuhan yang kemudian dikonsumsi oleh burung kakatua raja tersebut sehingga burung kakatua raja ini tidak akan kekurangan makanan yang menyebabkan burung kakatua raja ini sedikit yang memiliki kebiasaan bermigrasi untuk mencari makanan di daerah lain.
G. Konservasi Burung Kakatua Raja
Flora dan fauna adalah kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan sangat berguna bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya di bumi.
Burung Kakatua Raja termasuk satwa liar yang dilindungi undang-undang, sebagaimana tertuang dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 bahwa:
1. Barangsiapa dengan Sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup; (Pasal 21 ayat (2) huruf a), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
2. Barang Siapa Dengan Sengaja menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati (Pasal 21 ayat (2) huruf b), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
3. Dengan Sengaja memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia; (Pasal 21 ayat (2) huruf d), diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (Pasal 40 ayat (2));
Untuk melindungi binatang dan tanaman yang dirasa perlu dilindungi dari kerusakan maupun kepunahan, dapat dilakukan beberapa macam upaya manusia dengan Undang-Undang, yaitu seperti:
1. Cagar Alam
Pengertian/definisi cagar alam adalah suatu tempat yang dilindungi baik dari segi tanaman maupun binatang yang hidup di dalamnya yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan di masa kini dan masa mendatang. Cagar alam di papua yang terdapat burung kakatua raja contohnya Cagar Alam Pegunungan Cyclops yang terdapat di daerah jayapura dekat dengan batas internasional dengan Papua New Guinea.
2. Taman Margasatwa
Adalah suatu perlindungan lokasi yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup. Contoh taman margasatwa yang memiliki burung kakatua raja adalah Taman Margasatwa Ragunan. (Sumber: Blog rwin02 dari sumber ini).