Berikut ini adalah sedikit catatan Om Kicau sebagai penutup rangkaian artikel penangkaran burung murai batu milik H Syamsul Saputro di Jatibarang, Indramayu. Silakan baca dulu artikel pertama, kedua, ketiga dan keempat.  Mangga diintip…

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Calon-calon indukan kandang penangkaran SKL BF (Foto: Hanhan, dikirim ke OmKicau oleh H Syamsul)

H Syamsul Saputro, pemilik SKL BF, adalah salah seorang pengguna produk Om Kicau. Namun demikian Om Syamsul bukanlah sekadar konsumen pasif. Beliau selalu kritis untuk menanyakan secara detil apa dan bagaimana fungsi dan penggunaan produk Om Kicau.

Produk yang dia tanyakan secara detail sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian antara lain adalah BirdMature dan BirdMineral. Sikap kritis demikian tentunya sangat diperlukan para penangkar khususnya dan konsumen produk kesehatan burung pada umumnya.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Sebab, sebagus apapun produk kesehatan burung, jika dosis dan manajemen penggunaannya tidak tepat, pastilah tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Dan pendampingan dalam penggunaan produk itulah sebenarnya andalan Om Kicau dalam menyediakan produk-produk kesehatan burung.

Artinya adalah, apa yang saya jual bukan semata-mata produk. Sebab, siapapun orangnya, asal mau sedikit saja meluangkan waktu untuk belajar tentang manajemen perawatan burung serta sarana dan prasarana yang diperlukan, akan mudah mendapatkan produk kesehatan burung yang berkualitas. Entah itu hasil racikan dari para penangkar dan penghobi burung sendiri, mapun produk-produk luar negeri yang selama ini jadi acuan dunia aves, seperti Jerman, Belanda, Inggris, Kanada atau Australia.
Dalam menyediakan produk kesehatan burung, saya memang tidak semata-mata menjual “obat”.

Yang saya berikan sebagai dampingan adalah product-knowledge sekaligus sharing pengalaman dalam perawatan dan penangkaran burung.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Saya bisa jadi adalah penangkar yang gagal. Namun dari kegagalan dan kemudian banyak bertemu dengan penangkar dan pelomba burung, saya bisa menghimpun banyak sekali informasi tentang ragam perawatan dan penanganan burung dari banyak sekali sumber yang sangat kompeten itu.
Berbagai informasi itulah yang kemudian saya sharing kepada Anda semua di blog ini, ataupun di website burung lainnya.

Kalau banyak yang belum sempat saya sharing, tentunya hal-hal itu menyangkut masalah teknis yang kadang belum sempat saya tulis tetapi sudah saya sampaikan per telepun, per email, pesan masuk di FB dan lain-lain, kepada para pengguna produk Om Kicau.

Dalam konteks Om Syamsul misalnya, banyak sekali beliau bersapa-jawab dengan saya melalui telepun. Bukan hanya bersifat konsultasi, tetapi malah seperti berdiskusi semi debat. Dalam banyak hal, saya menerima argumentasi yang disampaikan Om Syamsul.

Bisa saya sebutkan di sini adalah masalah pemberian pakan untuk anakan burung. Om Syamsul, berdasar pengalamannya menangkar burung selama ini, berkukuh bahwa hal yang paling baik bagi anakan murai batu adalah diloloh sendiri oleh indukannya sampai anakan bisa mulai terbang atau mampu makan sendiri.

“Hal itu akan sangat berpengaruh pada kualitas anakan. Banyak anakan yang diloloh perawat burung ketika usia di bawah 7 hari, menjadi lumpuh kakinya, atau semper sayapnya. Malah banyak di antara mereka mati tidak tertolong,” kata Om Syamsul suatu ketika.

Meskipun saya bisa menunjukkan banyak penangkar burung yang sukses merawat anakan burung bahkan mulai ketika anakan berusia sehari, atau bahkan ditetaskan via mesin penetas, tetapi secara umum saya menerima argumentasi yang disampaikan Om Syamsul.

Dalam konteks menjaga agar indukan agar selalu berpropduksi dengan performa maksimal dan berkualitas, selain menggunakan produk pilihan, Om Syamsul juga sangat selektif dalam memilih indukan itu sendiri. Untuk calon indukan  betina misalnya, SKL BF juga sudah mengangkut betina anakan-anakan Night-Shadow dari RRBF-nya Om Didik Gresik.

Terhitung ada dua calon babon produk RRBF diangkut ke Jatibarang. Awalnya burung-burung tersebut saya angkut dari Gresik. Kemudian Om Sazman Solo merayu saya untuk memberikan kedua betina itu untuk ditangkarkan. Karena saya tahu Om Sazman punya murai bagus, saya pun setuju pinangannya. Eh belakangan saya baru tahu kalau keduanya dikirim ke Jatibarang. Tetapi karena yang menerima adalah Om Syamsul, yang saya kenal jauh hari sebelum itu, saya pun hanya terkekeh…

Saling berbagi

Kembali ke masalah sikap kritis Om Syamsul, hal itu harus dimaklumi dan harus diamini. Ya, masing-masing penangkar memang memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Namun di sinilah justru kunci sukses penangkar burung, yakni di antara mereka yang berbeda pengalaman itu, mau saling bertanya dan berbagi. Dengan cara berdiskusi melalui berbagai sarana, mereka akan bertambah wawasan, bertambah pengetahuan dan akhirnya semakin memperkuat pondasi dasar usaha mereka: “ilmu penangkaran”.

“Ilmu penangkaran” tidak bisa didapat dari buku apalagi hanya dari blog. “Ilmu penangkaran” hanya akan benar-benar didapat dan diresapi dari praktek dan diskusi: bertanya dan berbagi.

Dan itulah yang dilakukan Om Syamsul. Tidak hanya mengandalkan uang banyak atau lahan luas. Terpenting dari semua adalah kritis dalam beragumentasi tetapi tetap mau mendengar saran orang lain dan dipratekkan untuk dipetik “baiknya” dan disingkirkan “jeleknya”.

Sukses untuk Om Syamsul, sukses untuk dunia penangkaran Indonesia. (Habis)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

-7.550085110.743895