Kehidupan kita saat ini memang tak bisa lepas dari perkembangan teknologi. Termasuk di antaranya dalam hobi burung berkicau, hingga sampai ke pernik-pernik atau teknis lomba. Dalam merawat burung lomba , yaitu mengisi suara master misalnya, kicaumania zaman sekarang tidak harus dengan merawat burung master yang memang repot. Kini suara master bisa diganti oleh perangkat elektronik yang kualitasnya tak beda jauh.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Hal di atas adalah sentuh pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang positif. Tentu, kita memberi acungan jempol terhadap mereka yang kreatif menciptakan perangkat elektronik untuk mengisi suara master. Namun belakangan ini juga ditengarai ada pula pemanfaatan teknologi untuk kepentingan yang kurang bagus, atau bisa dikatakan berbau curang.
Zaman dulu, orang banyak akal untuk menyiasati agar burung mau gacor dan nge-fight ketika ditarungkan. Dalam sebuah even, pernah seorang korlap meminta para juri untuk tidak menilai salah satu peserta. Setelah ditelisik, ternyata karena sang korlap melihat salah satu peserta memasang kaca cermin di bagian bawah sangkar.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Oleh sang korlap, memasang kaca cermin dianggap curang sehingga si peserta didiskualiiikasi. Tentu, kita masih bisa berdebat soal ini, sebab memang tak ada aturan yang tegas soal ini.
Pasang cermin, lepas kadal
Memancing sang jagoan supaya mau bunyi memang banyak cara. Paling umum adalah dengan memanggil-manggil namanya dari pinggir lapangan, melambaikan tangan, meniup peluit dan semacamnya, memukul-mukul benda atau bahkan pagar besi yang jadi pembatas lapangan.
Ada pula yang lebih unik, memasukkan hewan melata seperti kedal di bagian bawah sangkar untuk jenis burung tertentu yang akan bunyi ketika ketakutan, misalnya jenis cucak jenggot.
Apakah dengan memasukan benda asing, termasuk hewan lain ke dalam sangkar boleh dilakukan, itulah pertanyaan kita.
Di salah satu sesi anis merah di Bupati Cup Sukoharjo, seperti ditulis Tabloid Agrobur, banyak penonton termenung dan menoleh-noleh ke perbagai arah. Sebabnya, ada suara aneh bin misterius yang datangnya dari dalam lapangan, dari salah satu sangkar peserta. Suaranya sih biasa, suara master kek-kekekek seperti suara burung tengkek.
Yang menakjubkan adalah karena volumenya yang kelewat tembus sehingga diyakini itu bukan suara burung anis merah. “Bisa roboh itu gantangan kalau sampai ada anis merah suaranya sekeras itu,” ujar salah satu peserta untuk memberi gambaran bahwa itu pasti bukan suara burung.
Lantas suara apakah itu? Sebagian orang memastikan bahwa itu adalah suara perangkat elektronik yang ditaruh di dalam sangkar, dan suaranya dipandu dari pinggir lapangan.
Di sesi kelas yang lain, memang didapati ada sangkar burung yang baru turun dari lapangan di bagian bawah sangkar ternyata ada HP-nya.
Rupanya HP itu dikasih nomor khusus yang hanya dipakai untuk lomba, suara-suara burung tertentu dimasukkan sebagai ringtone, kemudian pada saat yang diiinginkan nomor HP yang di sangkar dipanggil dari pinggir. Si pemilik burung beralasan, bahwa ini semata-mata untuk memancing si burung agar mau bunyi karena merasa ada musuh.
Benarkah seperti itu? Bagaimana kalau suara dari ringtone HP atau kalau ada perangkat elektronik lain yang bisa diatur bunyinya dari pinggir lapangan itu menipu telinga juri sehingga dikira lagu yang keluar dari si burung (karena dibunyikan berbarengan dengan saat si burung bunyi)? Tentu saja, gacoan itu menjadi sangat lengkap dan merdu suaranya.
Nah pada kasus di Sukoharjo saat sesi anis merah, rupanya si pemilik burung salah menyetel voluem perangkat elektronik terlalu keras, sehingga sampai kedengaran terlalu mencolok dari luar lapangan.
Masalah memasukkan perangkat elektronik ke dalam sangkar, sekarang rupanya tidak hanya dilakukan bleh satu dua orang dan bukan lagi merupakan rahasia tersimpan rapi.
Pertanyaanya adalah bolehkan cara-cara seperti ini dilakukan? Apakah itu bukan merupakan tindakan curang dan mencederai sportivitas yang semestinya diagungkan dalam dunia hobi?
Nah, mari sama-sama kita diskusikan dan suatu saat harus ketemu kesimpulan dan solusi sebelum kelewat parah.
Bagaimana komentar Anda? Hehehehehe….(Sumber info: Tabloid Agrobur)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Udah nggak bener nih lomba macam gitu. Sehingga banyak juga teman2 yang mundur dari arena lomba karena banyak terjadi kecurangan. Mulai suap juri, salam tempel, atau apa pun itu namanya.
Mari tanamkan kejujuran pada diri sendiri dimana pun dan dalam event apa pun. Orang yang suka curang di lomba berarti orang tersebut juga curang ditempat lain, termasuk di pekerjaan. Waspadalah…
yang sudah ada pakem Perda ,undang2, tata tertib ..masih relatif nisbi ..kaya perkutut masih ada pakem .
klo kicau mania .ga ada pakemnya ………ya ………boleh aja ………..
kenapa harus mania yang ga punya standart spesifikasi………
bola mania ………..
kicau mania ………….ya sah .sah aja ………
ga sepak bola,ga lomba burung sama aja,wasit nya ga tegas,mudah di sogok cuma karna uang recehan,,,
Kalo lomba burung mcm itu knapa g skalian aja bawa home theater, toilet, kulkas n kompor gas biar burung bs masak sendiri
mmm.. klu itu udah ga bener,ga ada rasa kehewanan.. hrsnya si burung protes ” Emang aku bisu ga bisa bunyi,Emang aku takut ma kadal,.. dasar Manusia!”..
wokokwkowkowokwkokowokwkow……
bakar aja burung nya yg letak hp di sangkar…
juri teman bos bos besar jd mereka sungkan kalo burung sibos ga masuk nomer pdhal burung sibos endel epet,,jd juri sama si bos sama” endel epet burung si bos juga!!!!!!!!!!!
Wah bisa aja nih Om Yanuar hehe….
ada yang taruh HP di sangkar ?????
Aku nanti mo pasang TV, AC, Karaoke, biar burungnya bisa berkaraoke, hehehehe
Kebanyakan dilapangan pada event gede uda banyak dimonopoli sama Bos2x kebanyakan…tapi itu td burung mereka ga layak koq bisa masuk…apa ini mungkin juri Bisa di Beli..yah mending taro Hape aja didalam kandang…He,he,he,he..
hehee,ad yg pasang hapeee????
besok ane mw pasang sound sistem aja,biar ketutup smw,heheheheheh
hhhhh…menurut saya kalo emang burungnya layak menurut juri why not?….dari pada kelakuannya bos bos gila yg maunya menang terus dan mereka bisa menangnya karena beli juri tp burungnya gak layak……. ayo pilih mana ????????…
Ide bagus tuh…!!! pasang HP ach… di dasar sangkar buat mancing burungnya mau kerja & nembak2. Kebetulan burung saya respon & langsung ngikutin kalo aku bunyiin suara burung masteran di HP. kekekeke…..!!! K O P L A K ….
menurut saya klo sudah ada peserta yang curang seperti yang di tulis om kicau berarti jagad per burungan dah gak aman om istilahnya ada bom dibalik lengahnya juri, dulu kasus yang ngetrend si sby adalah Arisan ! pemilik latber sengaja kongkalikong dengan pemilik latber yang ada di area surabaya dan sekitarnya, trus main suap atau salam tempel, meski samar tapi masih ada yang curang,lalu nomer gantangan dobel, dengan alasan pemesan yang pertama belum dateng (telat) sehingga berhak dijual kembali tapi pemesan yang pertama tetep ngotot minta no yang dipesan, kasus yang sekarang pake media cermin, lepas kadal, dan elektronik ck ck ck saran saya sebelum lomba berlangsung (sebelum digantang) juri harap atau berhak memeriksa masing masing sangkar peserta supaya adil. Dan kalau sudah di ketemukan barang bukti spt yang dimaksudkan tadi jangan hanya di disklalifikasi tapi harus diberi peringatan berat mengingat cara tersebut disamping curang, juga mengganggu, atau mungkin efeknya burung peserta lain jadi stres, wah jadi kelewat batas neh klo misal saya mergokin sendiri
Kreatif sih cuman bukan pada tempatnya…. sekarang sedang digalakan non teriak biar burungnya yang berkicau sportifiataslah biar layak juara……
salut buat ide kretifnya, tapi sayang tempatnya salah.. ( kok bisa kepikiran sampai kesana )
memang bisa dimaklumin kalo ada dari kita yang jadi strees gara2 burung nya g pernah juara, padahal uda sering di bawa lomba. tapi ya harus sabar donk, itu berarti emang burung kita belum layak jadi juara.
jadi juara tapi dengan cara curang.. di mana arti kepuasannya… jujur saja siapapun orangnya pasti dalam bathin akan nelangsa bin ngeluh alias MALU low juara dengan cara curang.
lha wong saya aja sabar kok….. low pun sering k lapangan tapi g pernah bawa burung.. hehehhe
lha burungnya belum siap di bawa…. sabar…sabar…
( mungkin sekarang perlu di buat UUD tentang perburungan )…
pengalaman kakak saya di kawasan Kab. Malang, di kasih walang yg kaki tajamnya udah di patahin….
bener2 g sportif
Ini PR bagi kita semua dan para juri ataupun asosiasi lomba burung. ternyata masih banyak komponen2 kecurangan dlm lomba burung yg perlu dikaji dan digali lagi supaya bener2 fair. tp menurut saya ini tdk bisa diterima harus ditolak. ora nggenah nek iki.
memang belum ada pasal/aturan main yg jelas untuk mengatur hal tersebut, jadi perlu diberikan aturan yg baku, valid serta diakui secara bersama sehingga bisa mengantisipasi berbagai hal yg merusak sportivitas dalam kontes kicauan. tentu harapannya lomba ocehan nasional kita bila berjalan secara sportiv dan profesional bisa menjadi acuhan oleh negara lain… (mungkin masih mimpi om hehehe…)
Mestinya Sportivitas harus dijunjung tinggi jika sudah benari mencatatkan diri sebagai peserta lomba, itulah fairply. Kalah menang sudah menjadi hal yang biasa , menang …ja bersyukur, kalau …dievaluasi kembali kekurangan yang ada. Nah…klu sudah ketauan “curang” begitu … hayooo siapa yang merugi ? Predikat bla bla bla yg ga sedap pasti kan melekat dalam komunitas kicaumania.
wah itu udh g bener bos…. g fairplay… memang kadang2 sulit untuk bisa menerima kekalahan…. tp lebih sulit lg untuk bisa mengerti bahwa masih ada saja orang2 yg melakukan cara2 seperti itu…hmm
salam…para kicaumania…sy baru 5blnan jadi kicau mania…mohon petunjuk dari para senior…sy punya cucak jengot,dirumah suaranya ngecor tapi sx dibawa diajang lomba ngak mau kicau,udh 2x sy trunkan dilomba msh juga tak mau kicau…para senior gmana polanya agar cj sy mau kcau dilomba mohon petujuknya…trimakasih…
kreatif si ok,,tapi coba lah bangun sisi sportifitas dalam bertarung..
Usul om duto, gimana kalu saat lomba, dasaran sangkar dilepas aja, kan keliatan tuh dikasih apa apanya….
wuahhhahahahaha…mantap !!! apapun aturan yang dibuat…pasti ada celah yang bisa dijejali…! KOPLAKKKK….
memang kalau ide sudah mentok tapi kebelet pengen jadi juara…apapun jalan yang ada pasti digunakan! Dalam konteks lomba, selama tidak ada aturan yang melarang…maka teknik ini tidak dapat disalahkan….EO lomba memang harus terus mengembangkan inovasi lomba burung…jangan sampi kalah sama inovasi pemain….
hahaha…..kreatif dan aktif…ada2 saja ya ??? bisa sampai kesana idenya.
masyarakat indonesia ini unik….dari burung bisa aja di kerjaiin….selanjutnya sampai ke partai….dan sampai aparat negara yang curang………………heeeeeeee…