Di kalangan kenarimania, sudah jamak diketahui banyak penyebutan untuk mengklasifikasikan keturunan. Mulai dari lokal, lokal super, AF, F1, F2, F3, dan seterusnya. Pengistilahan ini seringkali membuat bingung para kenarimania. Sehingga mereka lebih doyan mengklasifikasikan menjadi dua kategori. Yakni kenari kecil atau besar.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dari beberapa data yang dihimpun Agrobur, yang disebut kenari lokal adalah adalah silangan antara kenari lokal super dengan lokal. Sedangkan yang disebut dengan lokal super jika F1 disilangkan dengan lokal. Bisa disebut lokal super, dimana degradasi sifat dari induknya akan semakin terlihat.
Lantas kenari yang disebut AF? Jenis keturunan kenari yang disebut AF sebenarnya asing ditemui bahkan dalam istilah biologi sekalipun. Bahkan mungkin tidak ada. Namun sudah terlanjur beredar umum, kenari AF dihasilkan dari keturunan F1, F2, F3 dikawinkan dengan kenari lokal.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Bagaimana pula membedakan F1, F2, F3? Sekedar tahu, symbol F sebenarnya diartikan sebagai keturunan. Sedangkan angka numerik yang mengikuti huruf F di belakangnya diartikan sebagai urutan keturunan. F1 misalnya adalah keturunan kesatu, F2 keturunan kedua, demikian seterusnya.
Tetapi pengertian ini sedikit melenceng di dunia perburungan Indonesia. Banyak mengasumsikan bila kenari F2 merupakan hasil silangan dari F1 x F1. Sehingga publik sudah terlanjur menarik kesimpulan. Pengertian F1, F2, dan F3, yang seolah sudah menjadi kesepakatan umum adalah ditarik dari garis induk Yorkshire.
Anakan Yorkshire dengan kenari lokal, adalah F1. Kemudian Yorkshire dengan betina F1 adalah F2. Yorkshire dengan betina F2 adalah F3.
Sejatinya, untuk mengetahui silsilah keturunannnya harus ada catatan dari mana asal usul kenari ini, termasuk jenis indukan. Ibaratnya harus punya akte kelahiran yang jelas. Persoalannya, kebanyakan peternak tidak punya catatan detil dan rapi soal ini. Jadi susah. Kalau untuk F2 dan F3, garis darah dari Yorkshire-nya memang bisa diamati, tapi tetap saja tidak bisa dijadikan patokan 100 persen. Jadi untuk mengetahui apakah F1, F2, dan F3, sesungguhnya tidak cukup dengan melihat fisik burung, entah bentuk, maupun ukuran posturnya.
Selama ini, pembedaan kenari lokal dan non-Lokal lebih ke ukuran postur, sebab ada pula jenis impor ukurannya tidak bongsor, semisal jenis Lizard. Barangkali klasifikasi yang pernah dilakukan Papburi lebih masuk akal, yaitu memakai istilah KALITAN, atau kenari kecil.
Walaupun di sini pun tidak ada patokan fix secara matematis, yang diamaksud kecil itu ukuran berapa, apakah volume, panjang, tinggi, atau beratnya. Semuanya masih berdasarkan perkiraan plus perasaan. Dengan melihat, kita menilai, “ohh itu masih pantas untuk Kalitan. Kira-kira yang berlaku selama ini seperti itu.” (Bersambung)
Artikel terkait:
- Kenari kecil vs bongsor (1): Pasar lokal “dijegal”, trend disetir importir?
- Kenari kecil vs bongsor (2): Mengejar trend dan gengsi
- Kenari kecil vs bongsor (3): Klasifikasi kenari sumir dan rancu
- Kenari kecil vs bongsor (4): Lokal lebih rajin dan gampang tampil
- Kenari kecil vs bongsor (5): Juri enggan melirik kenari lokal?
- Kenari kecil vs bongsor (6): Para EO & kenari mania sepakat kelas dipisah