Naiknya pamor burung kecil pada lomba di Jawa seperti pleci, ciblek, prenjak tidak membuat serta merta di wilayah Kaltim ikut merasakan popularitas burung mungil ini. Pamor prenjak/ciblek saat ini sedang kalah dibanding pleci. Kawasan Kaltim umumnya masih fokus dengan pleci.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Sementara kita tidak ikut-ikutan seperti di Jawa. Akan tetapi kalau materi sudah mulai banyak di Kaltim. Juga permintaan teman-teman sudah mulai banyak, pasti kita akan membukakan kelas sendiri,” ujar Didik, kordinator EO Rajawali BC Samarinda.
Hingga kini ciblek dibuka 2 kelas, sedangkan pleci baru satu sesi lomba. Para pemain Kaltim mengatakan, mereka tertarik pada ciblek. Pasalnya jenis ini bertipikal fighter dan Iebih cepat untuk menjadikan burung gacor.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Jenis ini membutuhkan porsi kroto lebih banyak, juga ulat bumbung sedangkan hampir di seluruh Kaltim pasokan kroto sama ulat bumbung sangat terbatas.
“Kita kesulitan dengan minimnya pasokan kroto serta ulat bumbung. Kalau ada stok, baru datang saja di kios tak Iebih dari 30 menit pasti sudah habis diserbu pembeli, padahal itu dikabarkan hanya lewat SMS atau telpon saja,” ungkap Iwan, pemilik kios burung Kucica Balikpapan.
Untuk stok prenjak putih atau ciblek di Kaltim sangat banyak. Harga bakalan yang belum makan voer dibanderol Rp 35 ribu, sedangkan yang sudah makan voer Rp 60 ribu. Kalau sudah jadi, dibanderol Rp 250 ribu keatas.
Transfer prenjak putih atau ciblek yang sudah jawara di Kaltim baru tembus kisaran Rp 2 juta – Rp 4 juta. “Pasokan materi masih mendatangkan kiriman dan Jawa,” sambungnya.
Akan tetapi karena burung ini jenis fighter, dikhawatrikan ke depannya cepat berkurang atau punah di habitatnya. Diharapkan penan serta kios-kios burung juga EO di wilayah ni ikut aktif mengikuti pasar dan Jawa yang sedang ngetrend. Dengan demikian para pemain yang menginginkan bahan untuk dilombakan tak kesulitan mendatangkan dari Jawa. (Bersambung)
Tulisan terkait dan catatan penting dari saya (Om Kicau):
- Trend burung ciblek (1): Di Jatim mulai menanjak
- Trend burung ciblek (2): Di blog tengah populer sejak lama
- Trend burung ciblek (3): Kaltim sedang fokus ke pleci
- Trend burung ciblek (4): Di Bali mendapat simpati
- Trend burung ciblek (5): Harga menanjak di Sukahaji
Catatan Om Kicau:
Artikel ini adalah serangkaian artikel dalam laporan utama di Tabloid Agrobis Burung Edisi terakhir (Edisi Minggu II April 2012).
Hanya saja, menurut saya, ada ketidakkonsistenan dalam pengistilahan burung prenjak dan/atau burung ciblek. Dalam laporan yang ditulis reporter di wilayah Jateng-DIY, Kaltim dan Bandung, mereka membedakan antara apa yang disebut ciblek dan prenjak. Sedangkan reporter wilayah Jatim dan Bali, menuliskan istilah prenjak sebagai sebutan untuk burung ciblek yang dimaksud/dikenal di Jateng/DIY dan blog barat termasuk Jakarta.
Dengan demikian, tulisan yang bersumber dari Agrobis Burung tersebut sudah saya ubah agar terjadi konsistensi isi/makna dari artikel pertama sampai terakhir.
Salam.