Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Raja Gedek bukanlah burung kemarin sore. Namun disebutkan oleh Aditya memang baru selesai mabung. Mulai nampil lagi saat mengikuti laga Cokro Kembang Cup Klaten beberapa waktu lalu. Saat itu meraih juara 1. Kemudian ditampilkan lagi pada laga Danyon 411 Salatiga (20/5), juga meraih juara 1.
Aditya pun kini menyiapkan Raja Gedek agar bisa tampil maksimal di even KM Cup VI di RM Indah Sari, Karangjati, Ungaran, 3 Juni 2012.
“Kalau materi sih oke-lah, kita optimis bisa bersaing dengan yang lain. Ada isian blackthroat, volume memadai, gacor, dan panjang-panjang. Tinggal lihat bagimana penampilan di lapangan besuk. Kalau tampil, kita optimis bisa pulang membawa prestasi.”
Aditnya mengakui, persaingan di Ungaran bakal berlangsung seru dan ketat, sebab sejumlah kenari top juga bakal turun di sini. “Kalau urusan kenari, jagoan di blok tengah, khususnya dari Solo, Klaten, Jogja itu secara umum bagus-bagus, terutama materi isian lagunya. Orang-orang sini pinter milih calon jagoan dan kemudian telaten memberi master dan kemudian memoles supaya mau tampil di lapangan. Prediksi saya, kelas kenari bakal terjadi pertarungan yang sangat menarik,” imbuh Aditya.
Pemain Kalteng andalkan Salatiga
Kemunculan kembali Raja Gedek memang semakin menguak “persaingan” di kalangan kicuamania Kalimantan dalam berbagai ajang kontes di Jawa, khususnya blok tengah. Jauh sebelum munculnya nama H. Fitri BKS, sudah ada terlebih dahulu nama Yayang, bos Aneka Sport, toko peralatan olah raga di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Sudah sejak lama Yayang mempercayakan burung-burungnya yang ada di blok tengah kepada Aditya Salatiga. Entah kebetulan atau tidak, dua nama yang muncul berikutnya, yaitu Mr. Chandra Pontianak dan kemudian H. Fitri BKS dari Samarinda, juga menempatkan jagoannya di Salatiga. (Mr Chandra kepada Made dan kawan-kawan, H. Fitri kepada Tedy dkk).
Bahkan, sesungguhnya juga masih ada satu nama lagi yang juga banyak tinggal di Kalimantan, yaitu Drs. Suprojo WS, yang sebagian burungnya juga ada di Salatiga, di tangan Agus Nasa dan kawan-kawan.
Jadi, “persaingan” itu bila dirunut mengerucut ke blok tengah, tepatnya di Kota Salatiga.
Perawatan Raja Gedek
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Untuk mempersiapkan diri ke Ungaran dan even lain seperti Piala Raja pada 8 Juli di Taman Candi Prambanan, Aditya pun membeberkan perawatan Raja Gedek selama ini.
Aditnya mulai merawat pada pagi, sekitar jam 7 dikeluarkan, langsung masukkan ke bak mandi. Setelah mandi, berikutkan adalah berjemur untuk mendapatkan hangatnya sinar matahari pagi sampai sekitar jam 9.
Selanjutnya, diangin-anginkan dulu untuk menyesuaikan diri, kemudian dikerodong sampai pagi besuknya lagi. Pakan harian, selain biji-bijian sebagaimana kenari pada umumnya, ditambah sawi putih. Kalau mau lomba, hari Jumat dan Sabtu diberi telur dan apel.
Perawatan selama di lapangan: dikeluarkan dari mobil, kemudian mandi dan jemur sebentar, diberi 15 butir kroto, kemudian diangin-anginkan. “Tapi harus dipastikan jauh dari musuh supaya tidak tarung. Bunyi awal tidak masalah, tapi setelah itu dikerodong lagi, supaya istirahat, menunggu sesi untuk digantang.”
Lagu andalan dari Raja Gedek adalah isian blackthroat yang disebutkan Aditya sudah “matang”, sehingga selama di rumah tak perlu lagi ditempeli dengan burung master.
Raja Gedek lahir di kandang breeding milik Aditya Salatiga, mengenakan ring DITYA, dengan demikian, sejak lahir sudah dirawat, dibesarkan, dimaster dan dipoles oleh Aditya sendiri. (Waca – Jogja)