Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tampil dua kali di Sambego Cup Jogja (10/6), sekali meraih juara 1, kemudian juara 2. Evennya memang tidak terlalu besar, namun persaingan cukup ketat. Kelas kacer pesertanya juga lebih dari 40 burung.
Kelebihan Mercubuana dibanding kacer kebanyakan lawan-lawannya adalah rol, speed, dan tembakan, dengan power cukup dahsyat. Kalau sudah mau nampil, suaranya nyambung terus nyaris tanpa jeda ataupun ngetem.
Mercubuana bukan satu-satunya jagoan kacer milik Ricky. Ia juga memilik Mercusuar yang kondisinya sekarang sedang mabung.
“Sebelum mabung, terakhir Mercusuar juara di Salatiga, kemarin banyak teman-teman yang mengira kalau ini Mercusuar, padahal beda burung,” ujar Ricky.
Perawatan simpel
Ricky mempercayakan perawatan Mercubuana pada Udik, yang memang sudah sejak lama dikenal sebagai perawat kacer yang paten.
Perawatannya cukup simpel, jangkrik pagi dan sore diberikan masing-masing 5 ekor. Jemurnya juga tidak perlu lama-lama, cukup 15 menit. Sehari-hari dimasukkan dalam kandang umbaran yang cukup besar, ukurang panjang sampai 4 meter.
Mercubuana terbiasa menggunakan sangkar bundar besar, sangkar yang biasa dipakai untuk murai batu. Bagian bawah diberi ranjau dengan bola-bola kecil warna – warni agar burung tidak turun. (Cek artikel tentang “mandi bola” di artikel ini: Mandi bola, cegah burung turun dari tangkringan).
Selain hal di atas, ada kebiasan dari Udik yang berhasil diintip media ini. Udik memperlakukan burung dengan sangat hati-hati dan halus. Cara ia membuka resleting kerodong misalnya, sangat pelan dan halus, seolah takut burung bakal kaget. Kemudian caranya mengangkat, membawa, dan kemudian menggantung, juga dilakukan dengan ekstra hati-hati dan halus.
Hal lain yang cukup menarik adalah, dari penuturan orang-orang dekat dengan Udik, sejak merawat burung-burung yang lain dari dulu, Udik selalu memakai tangkringan/tenggeran yang masih baru dan segar. Jadi, paling tidak dua minggu sekali selalu ganti tenggeran.
Tak heran setiap kali lomba, Udik selalu membeli tenggeran lebih dari satu. Tenggeran pun memilih yang benar-benar oke, lurus, dan seratnya bagus serta masih segar. Layu apalagi kering, pasti tidak akan dipakainya.
Setelah dipakai, kemudian tampak kotor, juga akan diganti dengan yang lebih bersih dan segar kulit kayunya.
Udik memang dikenal paten merawat kacer. Beberapa temannya dengan berseloroh, malah menyebut Udik seperti bisa memahami karakter, bahasa, bahkan seperti bisa ‘bicara’ dengan kacer, sehingga tahu maunya si burung dan biasanya banyak berhasil menyetel burung agar mau tampil di lapangan.
Reputasi inilah yang membuat Ricky tetap mempercayakan perawatan Mercubuana pada Udik. (Waca-Jogja)