Seekor burung jawara sejatinya tidak hanya jadi jago kandang alias hanya turun di lomba dalam kota. Bisa menjadi juara di berbagai blok akan turut mengangkat pamor sang gaco.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Turun berlomba di luar kota memang tidak sekadar menguber gengsi bila kelak burung juara, tapi hadiah uang tunai bernilai besar biasanya jadi daya tarik buat pemilik burung untuk membawa gaconya ke lomba di berbagai kota.
Tidak sedikit burung yang di kotanya kerap juara, tiba-tiba jadi pecundang di kandang lawan. Namun juga sebaliknya, banyak juga burung debutan yang tiba-tiba mencorong ketika nyalinya diuji di blok lain.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Peran kondisi burung di luar tempat kola asal turut berpengaruh dalam penampilannya. Banyak moda angkutan yang jadi alternatif kicaumania untuk menurunkan gacoannya di luar kota.
Untuk jalur darat, selain kendaraan pribadi, bus atau kereta api biasanya jadi fávorit pilihan. Tujuannya ya agar lebih ekonomis. Biasanya, kereta api jadi pilihan favorit.
Jarak tempuh ratusan kilometer Iebih aman ditempuh dengan kereta meskipun membutuhkan waktu hingga berjam-jam lamanya.
Lalu, bagaimana kalau lombanya di luar pulau yang membutuhkan angkutan udara, pesawat? Justru menggunakan sarana ini konon lebih nyaman buat burung. Waktu jarak tempuh yang relatif singkat membuat kondisi burung jauh lebih fit.
Namun tidak sedikit pula burung yang diangkut dengan pesawat penampilannya justru ngedrop saat tiba di lapangan kota tujuan. Ini tak lain burung mengalami jetlag kelelahan akibat jarak tempuh perjalanan selama dalam penerbangan.
Biasanya, pemain punya kiat masing-masing dalam menghadapi masalah jetlag pada burung saat dibawa lintas pulau.
Kenny misalnya, kicaumania asal Depok yang kerap bolak-balik turun berlomba ke Bangka- Belitung punya kiat tersendiri. Selama ni dia memang wajib turun bilamana ada lomba di Bangka Belitung, ini tak lain sang pemilik yang juga rekan kongsian burungnya berasal dari Belitung.
“Jadi, kalau ada lomba di sana, kita pasti turun,” ungkap Kenny.
Menurutnya, hampir sebulan sekali dia menurunkan beberap gaconya ke sana. Sekali bawa satu atau dua burung murai. Biasanya, burung langganan juara yang dibawanya – Kenarock.
“Dia (Kenarock) sudah biasa bolak balik Belitung-Jakarta bahkan sebulan bisa dua kali,” ucapnya.
Meskipun demikian tidak ada masalah. Cara terbaik agar burung bisa nyaman dan aman selama perjalanan dan terhindar dan kelelahan akibat selama dalam penerbangan, biasanya burung disiapkan berangkat pada pagi dini hari. Suasana lebih tenang, burung juga bisa istirahat.
“Ya, subuh jam empat kita sudah berangkat ke bandara, pesawat yang digunakan ya jadwal yang pagi hari, itu lebih nyaman buat burung,” ungkapnya.
Berangkat di gelap pagi karena jarak tempuh rumahnya di Depok ke Bandara Soetta Jakarta lumayan jauh, memakan waktu satu jam lebih. Begitu sampai bandara suasana pagi udara segar.
Guna menjaga kenyamanan biasanya dari rumah burung ditempatkan di dalam sangkar kotak. Ukuran yang lumayan agak lebar, yang peniting ekor burung tidak mentok pada jeruji kandang.
Kandang kotak untuk menghindari jangan sampai kandang terbalik-balik saat di bawa ke bagasi.
Bekal pakan dan eksfood tentunya harus dicukupi sejak burung diangkut dari rumah hingga tujuan. Terutama air minum, begitu juga ekstoodnya seperti jangkrik maupun krotonya, harus tersedia.
Krodong dobel sudah cukup aman buat burung menikmati perjalanan penerbangan.
Tapi, menurut Kenny, hati-hati bila membawa lebih dan satu burung sejenis. Diusakan burung yang akan dibawa diadaptasikan minimal satu minggu dalam satu rumah. Karena, kalau burung yang belum pemah ketemu, mendengar suaranya saja burung langsung tempur sepanjang menuju bandara hingga kota tujuan.
“Kalau sudah mengenal suara dan beradaptasi minimal satu minggu di rumah, burung tidak akan tempur lagi di jalan,” kata dia.
Burung dalam kondisi kenyang
Hal yang perlu diperhatikan berkait dengan pengangkutan burung keluar kota adalah burung dalam kondisi kenyang. Kemudian kerodong harus dobel, baik untuk naik kereta api, pesawat maupun mobil.
“Yang terpenting, burung harus merasa nyaman selama perjalanan,” ujar Giman, seorang perawat burung Bayu Bangka Belitung.
Jika sudah sampai tempat penginapan atau hotel, kerodong harus dibuka agar burung terkena angin dan jangan dimandikan.
Apabila perjalanan naik pesawat dan sudah sampai di hotel, burung jagoan dibuka kerodongnya lalu diberi makanan agar tenaganya kembali cepat pulih. Jika diletakkan di kamar hotel, sebaiknya jangan menggunakan AC.
Sejurus kemudian, mandi pakai semprot. Keesokan harinya burung mandi dan jemur disesuaikan kondisi saat akan turun di lomba. Dalam perawatan tidak perlu ubah dari kebiasaan.
Hal senada dilakukan kicaumania Borneo. “Andai berangkat malam hari jangan lupa membawa lampu emergency agar burung tidak gelabakan di saat menempuh perjalanan darat,” jelas Samsul pemoles gacoannya H. Olly.
Sesampai di bandara sebelum masuk terminal karantina hewan, periksa ulang makanan juga minuman. Bila dirasa cukup baru dipaking ulang dengan dilapisi kardus serta diperkuat lakban di bagian atas dan bawah. Hal itu untuk menghindari benturan dengan barang iainnya di dalam pesawat.
Sesampai di bandara tujuan kondisi burung diperiksa dan diangin-anginkan sebentar supaya fresh lagi.
Wajib baca artikel terkait di bawah ini:
- Tips persiapan lomba burung luar kota (1): Persiapan fisik
- Tips persiapan lomba burung luar kota (2): Persiapan non-fisik
- Tips persiapan lomba burung luar kota (3): Persiapan burung
- Tips persiapan lomba burung luar kota (4): Persiapan ke luar pulau
- Tips persiapan lomba burung luar kota (5): Hindari jetlag
- Tips persiapan lomba burung luar kota (6): Kerodong dobel di mobil ber-AC
- Menyiapkan burung ke arena lomba (referensi utama)
- Tata cara penilaian lomba burung
- BirdPower untuk penyiapan burung lomba
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.