Jika ingin melakukan perjalanan jauh, jago yang akan diikutkan dipastikan sudah terbiasa berkendara mobil. Burung yang tidak terbiasa naik mobil dan terkena guncangan, situasi gelap dalam mobil atau ruang ber-AC, akan kaget.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Selain memperhatikan pengemasan, pakan dan waktu, burung yang diberangkatkan mesti sudah punya mental berkendaraan. Kalau tidak pernah naik kendaraan langsung dibawa perjalanan jauh, burung bisa rusak.
Jika mental sudah ada, baru memastikan pengemasannya dalam mobil. Karena bus atau mobil rata-rata ber-AC, jago yang ikut harus memakai kerodong tebal.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Kalau terpaksa satu bus, burung fighter diselang seling dengan anis merah. Tetapi akan lebih baik jika ditaruh di kendaraan yang berbeda.
“Hindari juga menaruh burung di posisi di atas roda karena guncangannya akan lebih keras,” papar Hartono seraya menambahkan di antara pengait gantungan juga mesti diikat tali antara satu sangkar dengan sangkar yang lain agar tidak bergerak ke samping.
Posisi tangkringan juga diperhatikan agar melintang dari muka mobil atau posisi burung sejajar dengan laju kendaraan. Dengan demikian burung tidak akan merasa capai jika mobil melaju kencang atau terkaget-kaget jika mengerem.
Bila tangkringan dipajang sejajar dengan mobil maka burung akan kesulitan berada di tangkringan karena tidak bisa mencengkram akibat goyangan burung yang menyamping dari tubuh burung.
Untuk menjaga agar laju kendaraan tidak terlalu kencang atau sang sopir bertindak di luar kontrol, sebaiknya penumpang memberikan bonus bagi sopir yang bertugas agar selama perjalanan memperhatikan kecepatan sehingga tidak terjadi guncangan yang dahsyat yang bisa membuat burung cedera.
“Juga diperhatikan agar penumpang ada yang selalu terjaga mendampingi sopir. Selain ada bonus uang, penting juga diajak makan bersama dan sebagainya,” papar Hartono.
Dan pengalaman salah satu kicaumania, Mr. Baim, kalau perjalanaan jauh sebaiknya berangkat pagi hari setelah burung diberikan makan. Karena rata-rata burung hari Sabtu tidak dirawat maka setelah makan pagi burung Iangsung bisa dibawa.
Pada siang hari burung akan Iebih tahan menerima guncangan karena masih terang di dalam sangkar yang membuat burung tidak nabrak jeruji. Berangkat sore pun juga tidak masalah asalkan burung sudah dalam kondisi makan dan tidak ada perawatan lanjutan.
Di sini, kata Mr Baim, sopir berperan besar menjaga agar laju kendaraan tetap nyaman. Tidak hanya selama penjalanan, bahkan perlu pula diperhatikan bagaimana penanganan setelah sampai di hotel.
Burung yang baru sampai, lanjut Mr. Bãim, diistirahatkan sebentar untuk memastikan bisa menyesuaikan Iingkungan. Jika perawatan harus diberikan, maka segera dilakukan. Tetapi jika tidak, burung dicarikan tempat yang pas untuk istirahat.
Pastikan kamar hotel tersebut aman dan predator tikus. Karena beberapa pengalaman, karena kecapaian, burung ditaruh begitu saja di dalam kamar yang ternyata tikus bisa masuk ke dalam.
“Jangan lupa, persiapan pakan burung seperti jangkrik, kroto atau yang Iainnya mesti dibawa dari rumah untuk jaga-jaga jika kesulitan menemukan penjual di tempat tujuan,” papar Mr. Baim.
Wajib baca artikel terkait di bawah ini:
- Tips persiapan lomba burung luar kota (1): Persiapan fisik
- Tips persiapan lomba burung luar kota (2): Persiapan non-fisik
- Tips persiapan lomba burung luar kota (3): Persiapan burung
- Tips persiapan lomba burung luar kota (4): Persiapan ke luar pulau
- Tips persiapan lomba burung luar kota (5): Hindari jetlag
- Tips persiapan lomba burung luar kota (6): Kerodong dobel di mobil ber-AC
- Menyiapkan burung ke arena lomba (referensi utama)
- Tata cara penilaian lomba burung
- BirdPower untuk penyiapan burung lomba