Burung murai batu Mentawai termasuk salah satu burung yang dilindungi di Sumatera Barat dan karenanya tidak boleh diperjual-belikan. Sedikitnya 30 ekor burung murai batu Mentawai itu, belum lama ini disita petugas BKSDA yang bekerja sama dengan kepolisian dari pedagang gelap yang akan membawa burung tersebut ke luar daerah.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Selama ini burung murai batu Mentawai terus diangkut ke luar daerah karena lemahnya pengawasan arus keluar masuk kapal dari dan ke Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebuah pulau terluar dari Sumatera Barat.
Minimnya sosialisasi kepada masyarakat setempat, memperparah perburuan satwa yang dilindungi itu. Masyarakat lokal bukannya mencegah, malahan ikut dalam bisnis jual beli burung tersebut.
Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Kepuluan Mentawai, Hendri Sapolenggu seperti dikutip Padang Ekspres, mengatakan akan memanggil Dinas Perhubungan, dan Dinas Kehutanan Kabupaten Mentawai untuk menekan penjualan satwa itu.
Dua dinas itu bertanggung jawab terhadap banyaknya kasus penyelundupan satwa yang dilindungi dari Mentawai. “Harusnya bisa diantisipasi jauh-jauh hari. Tapi karena lemahnya dua instansi itu, orang leluasa melakukan aksinya. Tidak hanya dua dinas ini, kita juga akan mengudang Polres Mentawai membicarakan langkah antisipasi terkait kasus ini,” tegasnya.
Sekretaris Komisi A DPRD Mentawai ini menegaskan, jika pencurian satwa tidak segera diantisipasi, burung murai batu dan beo Mentawai akan punah. Bisnis ilegal itu terus berlanjut karena masyarakat mendukung. Mereka mendapat keuntungan dari penjualan berbagai jenis burung itu.
“Hal itu terjadi karena mereka tidak tahu. Karena itu perlu sosialisasi. Kita juga menyangkan adanya oknum berseragam yang malah ikut-ikutan dalam bisnis itu,” ujarnya tanpa merinci siap oknum berseragam itu.
Pengawasan diperketat
Kapolres Mentawai, AKBP Cucuk Trihono mengatakan, pihaknya siap membicarakan hal itu dengan DPRD. Untuk antisipasi, jajaran kepolisian Mentawai akan memperketat pengawasan. “Kami akan meningkatkan peran polsek. Kami juga berharap pemerintah melakukan sosialisasi pada masyarakat, supaya kasus ini tidak terus berulang,” ujarnya.
Bukti lemahnya pengawasan dari dinas terkait di Mentawai, pada Rabu 4 Juli 2012, jajaran Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) menggagalkan penyelundupan ratusan burung murai batu yang dibawa oknum berseragam dari Mentawai melalui kapal dagang Sumber Rezeki di Pelabuhan Muaro Padang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Penggerebekan Kapal Sumber Rezeki, yang baru merapat di pelabuhan Muaro Padang sekitar pukul 07.00, sedikit aneh. Saat jajaran BKSDA menggerebek tempat tersebut, tidak menemukan adanya burung murai dalam kapal. Setelah petugas BKSDA keluar dari kapal, beberapa anggota polisi yang ikut melakukan pemeriksaan menemukan dua kotak berisikan burung jenis murai batu sebanyak 30 ekor.
Kepala BKSDA Sumbar, Zulmi mengaku heran dengan kejadian itu. Menurutnya, anggotanya sudah melakukan pemeriksaan di dalam kapal, setelah seluruh penumpang turun dari kapal. “Kejadian ini sangat aneh, kenapa saat anggota saya melakukan pemeriksaan tidak ada ditemukan burung, setelah anggota keluar, dan beberapa polisi masuk ke dalamnya, mereka menemukan burung yang katanya disimpan di dalam sebuah ruangan,” ungkapnya.
Informasinya, sebelum penangkapan jajaran BKSDA sudah standby di pelabuhan Muaro Padang, karena mendapatkan informasi dari Mentawai akan ada burung murai batu yang dibawa dari Siberut oleh seorang oknum berseragam. Mendapat informasi ini, jajaran BKSDA langsung berkoordinasi dengan Intelkam Polda Sumbar dan Pol Air.
“Setelah kapal tersebut sampai di pelabuhan, beberapa anggota dari KP3 Polsek Teluk Bayur yang dipimpin langsung oleh Kapolsek, tiba di lokasi. Setelah mengamankan burung ini, lanjut Zulmi, seluruh burung tersebut dilepas kembali di Hutan Taman Raya Bung Hatta. (*)
.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
kalo di budi dayakan masa tidak boleh si gan
gak semuaa pagai mentalnya hancur om yg kemaren lomba di padank mentawai no 3 om karna itu hargana naik
kalo murai batu asal kepulauan yg berada disekitar pulau sumatera seperti kepulauan mentawai, kepulauan nias, kepulauan simeulu, pulau weh (sabang) dan pulau aceh warna ekor dominan hitam pekat tanpa bulu ekor berwarna putih dgn ekor pendek. Terkecuali murai batu asal pulau weh terdapat secuil (seujung kuku) bulu ekornya berwarna putih, namun ekornya panjang hingga 25 cm. Kalo mental tanding kesemuanya langsung keok jika diajak ngetrek dgn mb asal sumatera. Ditempat sy cuma org bodoh yg mau beli mb ekor pendek asal kepulauan tersebut.
harusnya dimulai dari latber, kontes, lomba atau apalah.
semua burung yg ikut lomba harus pakai ring / bukti kl itu burung hasil breeding.
tapi apa bisa…?? wani rugi ora EO-nya 🙂
langsung dilepaskan lagi? waduh pada gak mikir ya aparat disana? pada gak tahu syarat2 pelepasan burung? makanya, rajin2 kunjungi web omkicau.com. Dan kalau RUU Kenekaragaman hayati jadi disyahkan, maka semua yang melepaskan akan kena sanksi, ya kan?
itu kan burung import bro!!
untuk MB mentawai ciri2nya ekor hitam, nggak ada ekor putih, gambar diatas bukan MB mentawai. Harga udah di tekan habis untuk wilayah Sumatra, kualitas burungnya jg nggak bagus yg dari mentawai/ekor hitam, belakangan MB ekor hitam pamornya naik lagi, ada apa? Siapa yg mempromosikan MB ekor hitam om????
lha itu kan tulisan dibawahnya kan cuma ilustrasi to om cepo…? lai iyo to…
kalo begitu mendingan ane pindah rumah aja kementawai,,,and ane bakal buka peternakan burung MB supaya burung MB tetap lestari……….ada yg mao ikut ?
icu u uu..t
Sebelum terlambat….. sudah saatnya mulai sekarang diwajibkan lomba kicauan harus burung hasil ternakan yg memakai ring. Karena secara tidak langsung andil lomba kicauan terhadap penangkapan burung dialam ada pengaruhnya. Sebagai contoh penjualan Pleci dan Muraibatu sangat ramai dikios-kios burung dan kebetulan juga lomba kelas pleci dan Muraibaru juga lagi ramai-ramainya.
Ayo… lestarikan lingkungan demi anak cucu kita nanti.
bnar om satwa2 di indonesia hmpir punah gra2 oknum2 yg tak brtnggung jwb mncri untung.sya sgat menyayangkan trutama brung yg skrg tak prnh terdgar suara kicaun di htan.
sy tdk tinggal dihutan Om jd ga peduli ada ngganya kicauan dihutan
hehehe..cm becanda om
pusinglah klo mslh kaya gini ini,soalnya mslh perut lgan byk jg peminatnya salah satunya SAYA…
30ekor itupun belum tentu dilepas smua,,,biasalah dipotong pajak