Pasar Depok: Waspadai aksi penipuan
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Persaingan sesama pedagang di Pasar Burung Depok, Solo, Jawa Tengah sudah lumayan ketat. Maklum, pasar ini diramaikan sekitar 200 pedagang, dan hampir semuanya menjual komoditas serupa, yakni burung.
Di tengah ketatnya persaingan, pedagang berlomba-lomba menawarkan burung dengan kualitas baik. Hendro, salah seorang pedagang di pasar ini menjelaskan, kualitas burung sangat menentukan harga. Semakin baik kualitasnya, tentu semakin mahal harganya. “Tapi tentu bisa tawar-menawar juga,” katanya.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Hendro mengaku, harga burung di kiosnya lebih mahal karena burung yang ia jual berkualitas baik. Selain secara fisik sehat, burung berkualitas baik bisa dilihat dari bunyi kicauannya dan warna bulunya.
Kendati agak mahal, tetap saja banyak konsumen membeli burung di kiosnya. “Yang penting, pembeli puas,” ujar Hendro.
Demi kepuasan konsumen ini, Hendro juga membolehkan konsumen untuk menukar kembali hewan yang dibelinya dalam rentang waktu satu bulan.
Namun, konsumen harus membayar lebih dari harga awal. Misalnya, untuk kenari seharga Rp 40.000. Jika ingin ditukar kembali, konsumen harus memberikan tambahan Rp 5.000. “Yang penting jenisnya sama dan dalam kondisi sempurna, saya mau terima ditukar warna atau jenis kelamin,” ujar Hendro.
Ia mengklaim, apa yang dilakukannya itu cukup memuaskan konsumen. Hendro sendiri tak menampik banyak pedagang yang menipu calon konsumen. Makanya, ia menyarankan konsumen untuk selalu berhati-hati dalam membeli burung.
Menurutnya, banyak modus penipuan yang dilakukan pedagang. Salah satunya dengan memalsukan jenis kelamin burung. Misalnya saja, burung yang sebetulnya betina dibuat seolah-olah jantan. Caranya bisa dengan mengubah tampilan fisik si burung, seperti dengan menyemir warna bulunya yang kusam menjadi mengkilap.
Burhan, pedagang lain, membenarkan hal tersebut. Penipuan lain yang sering dilakukan adalah menjual hewan dengan harga obral. Padahal, hewan tersebut sudah sakit atau akan mati. “Ada pembeli yang senang karena burung yang seharusnya Rp 1 juta dijual Rp 300.000. Tak lama dipelihara mati,” jelas Burhan.
Menurutnya, konsumen yang masih awam tentang burung rawan terkena tipuan pedagang. Burhan sendiri mengaku tak mau menipu konsumennya. Ia mengklaim selalu jujur terhadap konsumen. “Kalau hewannya sakit, ya saya katakan dalam kondisi sakit,” ujarnya.
Dengan bersikap jujur, ia mengaku banyak pembeli menjadi pelanggan tetapnya. Pedagang lain, Satrio, mengaku selalu berkompetisi secara sehat dan tidak pernah menipu konsumen. “Dari dulu sampai sekarang belum pernah ada pelanggan yang komplain ke saya karena tidak puas,” ujarnya.
Demi memuaskan konsumen, ia selalu menjaga kualitas burungnya. Selain itu, ia juga menyediakan layanan konsultasi bagi konsumen yang butuh informasi mengenai teknik pemeliharaan burung. Layanan konsultasi itu bisa dilakukan melalui telepon. “Jika tidak mengerti bisa telepon saya,” ujarnya. (kontan.co.id)
Dua artikel lain:
Pasar Depok: Berburu burung murah di Solo
Pasar Depok: Hewan langka pun dijual.