Ini sekadar cerita tentang burung nuri kepala hitam yang saya tangkar di rumah. Seperti pernah saya ceritakan sebelumnya, anakan nuri itu tinggal seekor setelah saudaranya pergi untuk selamanya karena tertimpa buah akibat kecerobohan dalam menempatkan makanan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Nah saat ini, anak nuri ini sudah harus saya pisahkan dari induk karena indukan sudah mulai melakukan perkawinan lagi. Jika tidak saya ambil, khawatirnya anakan itu akan telantar. Oleh karena itu anak kandang harus siap setiap saat menyuapi (hand feeding) anakan tersebut.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Makanan yang diberikan selama ini sekadar air gula (seperempat gelas air matang plus gula 2 sendok makan) dan saya taburi BirdVit dan BirdMineral secara bergantian. Untuk sekali masa makan (biasanya diberikan 2-3 jam sekali) saya berikan sebanyak 10-15 ml larutan.
Meski sedikit repot merawat anakan burung secara hand feeding, namun sungguh menimbulkan kesenangan tersendiri. Apalagi burung itu sudah mau diajak bermain-main. Anak burung yang menurut feeling saya berjenis kelamin jantan (berdasar bentuk kepala yang lonjong) ini juga sudah mau meresponse suara panggilan dengan suara ciet-cietnya yang masih terdengar serak.
Indukan sudah mulai kawin lagi
Saat ini indukan burung itu sudah mulai terlihat kawin dan semoga akan segera bertelur dan punya anak lagi. Untuk menjaga agar produktivitas bagus dan anakannya sehat saya sudah mulai memberikan BirdMineral dan BirdMature.
Demikian sobat sekelumit cerita tentang penangkaran burung nuri kepala hitam di rumah saya. Kapan nanti saya pengin main lagi ke Sragen ke rumah Om Naryo untuk “study banding” lagi dengan penangkaran nuri yang Om Naryo lakukan.
Salam sukses penangkaran burung Indonesia.