Gelatik belong atau Padda oryzivora adalah salah satu burung indah yang hidup di Indonesia, khususnya di Jawa, Sumatra dan sebagian Kalimantan. Keindahan bulu gelatik belong inilah yang menjadi salah satu daya tarik bagi tamu yang berkunjung ke Hotel Melia Purosani Jogja. Hotel ini sudah lama dikenal sebagai satu hotel yang peduli dengan lingkungan burung. Bekerja sama dengan BKSDA DIY dan Yayasan Kutilang, manajemen hotel selalu aktif mengenalkan kehidupan burung, khususnya yang ada di sekitar hotel kepada para siswa sekolah.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sosialisasi terhadap kehidupan burung gelatik Jawa atau Padda oryzivora itu misalnya dilakukan pada Rabu 23 Oktober 2012.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Burung berukuran kecil ini memiliki persebaran di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Di Jogja, burung dengan populasi kecil dan terfragmentasi (tersebar) ini bisa ditemukan di desa, kebun, areal pertanian, bahkan di perkotaan.
Pada tahun 2004, burung gelatik jawa kali pertama ditemukan menempati sela-sela bangunan hotel Melia Purosani. Kala itu jumlahnya sekitar 45 ekor. Pada 2012, jumlahnya menyusut, tinggal 23 ekor karena predator dan kalah dari burung gereja yang mengambil jatah makan serta sarang burung gelatik jawa.
”Makanya upaya konservasi kami lakukan bekerjasama dengan BKSDA dan Yayasan Kutilang,” ujar General Manager Melia Purosani Gilberto Mayen.
Konservasi yang dilakukan sejauh ini adalah dengan memberikan biji-bijian sebagai pakan. Serta membiarkan pohon cemara di sekitar hotel sebagai tempat bersarang.
Menurut Gilberto, keberadaan Gelatik Jawa menjadi satu daya tarik tersendiri. Apalagi, terkadang burung ini turun ke area pool side maupun parkiran, sehingga bisa dilihat tamu. ”Bangga juga, karena burung ini memilih hotel kami untuk bersarang. Kami berupaya ikut menyelematkan dengan mempertahankan populasi,” tuturnya.
Aktivis Yayasan Kutilang Sunaring Kurniandaru menjelaskan, gelatik jawa masuk sebagai satwa yang rentan punah pada 1998. Karena habitatnya rusak, sehingga perkembangan populasi terhambat. Alih fungsi lahan menjadi pemukiman, sehingga tak ada pohon untuk bersarang dan bertelur. Jumlah makanan yang terbatas serta adanya predator yang memangsa burung ini.
”Predator seperti elang dan ular. Selain itu adanya perburuan terhadap gelatik jawa juga menjadi penyebab. Warna burung ini sangat unik, badan berwarna hitam dan ada sedikit warna kuning di leher membuat gelatik jawa dijadikan kelangenan,” tuturnya.
Upaya penyelamatan dilakukan dengan menjaga populasi. Misalnya, pantauan perkembangan di Melia Purosani serta dibantu kebutuhan makannya. Juga menjaga lingkungan sekitar untuk bersarang dan bertelur.
Pengenalan kepada khalayak juga perlu dilakukan agar lebih peduli dan menghindari perburuan. ”Salah satunya dengan edukasi dan pengenalan satwa ke para siswa,” katanya sebagaimana dikutip radarjogja.co.id.
Upaya penangkaran gelatik belong
Upaya penangkaran burung gelatik belong sudah banyak dilakukan. Saya misalnya, sangat tertarik menangkarkannya dan saat ini ada belasan pasang di rumah yang beberapa di antaranya mulai beranak pinak.
Indukan burung tersebut saya kumpulkan dari pembelian satu dua ekor dan kemudian saya masukkan ke kandang koloni.
Menurut pengalaman selama ini, burung yang mudah berkembang biak adalah burung gelatik hasil penangkaran. Sementara burung tangkapan hutan, yang kini banyak dijumpai di pasaran, sulit ditangkarkan karena harus melalui proses domestikisasi yang lama, berbulan-bulan bahkan ada yang lebih dari dua tahun.
Penangkaran burung gelatik relatif mudah dibandingkan penangkaran burung kenari atau lovebird misalnya. Kesulitan utama adalah menentukan jenis kelamin burung ini karena termasuk burung monomorfik. Untuk referensi tentang jenis kelamin burung gelatik batu, silakan cek artikel Sulitnya sexing gelatik.
Jadi sementara ini yang saya lakukan dalam penangkaran adalah memasukkan setiap burung gelatik yang saya beli dan akhirnya mereka mencari pasangan sendiri-sendiri. Celaknya, saya sendiri tidak bisa menentukan berapa jumlah jantan dan betina yang ada di kandang penangkaran. Tahunya, jumlah keseluruhan ada lebih dari 20 ekor burung dan beberapa di antaranya sudah mulai menghasilkan anakan….
Anda tertarik? (*)