Kalau kita menyilangkan burung kutilang jambul (red-whiskered bulbul) jantan dan trucukan (yellow-vented bulbul) betina, jadinya seperti apa ya? Tentu saja pasangan berbeda spesies ini akan menghasilkan mutan atau keturunan hibrid, atau lebih dikenal dengan nama kutilang hibrid. Praktik persilangan ini sudah dilakukan di Thailand sejak 2009, dan perlu di-share untuk menambah keragaman jenis burung berkicau di Indonesia.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Jantan kutilang jambul (kanan) dan betina trucukan.

Kutilang hibrid memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan induknya, antara lain:

  1. Anakan cenderung lebih lincah dan penuh gaya.
  2. Rajin mengeluarkan suara panggilan.
  3. Merespon lebih cepat terhadap suara panggilan.
  4. Suara panggilan atau kicauannya lebih kencang dan keras.

Tujuan utama perkawinan silang adalah mengumpulkan semua keunggulan yang dimiliki kedua induknya, baik induk jantan maupun induk betina. Perkawinan silang bisa dilakukan antara dua individu yang berbeda strain / varietas, berbeda ras atau subspesies, bahkan berbeda spesies.

Persilangan antarspesies dimungkinkan, jika kedua spesies memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat. Kutilang jambul (Pycnonotus jocosus), trucukan (Pycnonotus goiavier), dan cucakrowo

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

(Pycnonotus zeylanicus) memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat seperti itu, sehingga bisa dikawinsilangkan. Ketiganya bukan hanya berada dalam famili yang sama (Pycnonotidae), tetapi juga genus yang sama yaitu Pycnonotus.

Persilangan kutilang jambul dan trucukan bukan hanya dipraktikkan di Thailand saja, tetapi juga di Malaysia dan Singapura. Pasalnya, kutilang jambul merupakan salah satu kelas favorit dalam gelaran lomba ocehan di ketiga negara tersebut. Keberadaan kutilang hibrid makin diperhitungkan, setelah kerap mendominasi kelas kutilang jambul, karena gayanya lebih lincah dan atraktif, serta suaranya yang lebih kencang dan bervariasi.

Karena itulah, para peternak di Thailand berlomba-lomba menyilangkan kutilang jambul jantan dan trucukan betina. Sebagian lagi menyilangkan kutilang jambul jantan dan stripe-throated bulbul (Pycnonotus finlaysoni) betina.

Namun untuk bisa dilombakan di kelas kutilang jambul, maka kutilang hibrid harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yaitu memiliki jambul persis seperti bapaknya. Padahal, keturunan / filial pertama (F1) dari persilangan kutilang jambul jantan dan trucukan betina tidak selalu menghasilkan anakan jantan dengan jambul mirip bapaknya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Berdasarkan pengalaman mereka, kriteria seperti itu baru bisa diperoleh melalui keturunan keempat (F4). Adapun proses persilangan berjenjang itu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • 100% kutilang jambul jantan >< 100% trucukan betina — menghasilkan 50% silangan (F1)
  • F1 >< 100% kutilang jambul — menghasilkan 75% silangan (F2)
  • F2 >< 100% kutilang jambul — menghasilkan 83,75% silangan (F3)
  • F3 >< 100% kutilang jambul — menghasilkan 93,75% silangan (F4)

F4 atau keturunan keempat inilah yang disebut kutilang hibrid, dan biasanya sudah memenuhi syarat lomba yaitu memiliki jambul yang mirip dengan tetuanya.

Proses penjodohan

Kutilang jambul termasuk burung pemalu. Karena itu, kandang penangkaran diusahakan jauh dari burung lain atau lalu-lalang manusia yang terlalu berlebihan. Hal ini mengingatkan kita pada penangkaran cucakrowo, di mana beberapa penangkar mengalami problem seperti itu, meski ada juga yang sejak awal membiasakan kandang sistem terbuka.

Selama masih dalam percobaan, sebaiknya proses penjodohan, perkawinan, bertelur, serta mengerami telur hingga menetas dilalui kutilang jambul dan trucukan dalam suasana tenang. Kandang cucakrowo atau cucak ijo bisa digunakan sebagai tempat penjodohan kutilang jambul dan trucukan.

Sediakan sarang berbentuk mangkuk atau cawan, beberapa unit, yang digantung di kandang penangkaran. Jangan lupa tebarkan bahan-bahan penyusun sarang di lantai kandang. Jika sudah waktunya mau bertelur, kedua induk pasti akan memungut bahan-bahan itu untuk membangun sarangnya dalam wadah sarang yang dipilihnya sendiri.

Biasanya trucukan betina akan menghasilkan 2 – 4 butir, dengan masa pengeraman sekitar 12 hari. Pada waktu itulah kita harus selalu menyediakan pakan hidup untuk induknya, yang akan diberikan kembali untuk anak-anaknya. Berikan ekstra fooding seperti jangkrik atau ulat.

Setelah anak burung sudah mandiri, ia akan keluar dari sarangnya. Saat itulah mereka harus dipisah dari induknya dan dipelihara sampai dewasa, karena akan dikawinkan lagi dengan 100% kutilang jambul. Begitu  seterusnya sampai F3 dikawinkan dengan 100% kutilang jambul, sehingga menghasilkan F4 yang disebut sebagai kutilang hibrid.

Kita, kicaumania di Indonesia, bisa saja mencetak kutilang hibrid sebagaimana dilakukan para penangkar di Thailand, Malaysia, dan Singapura. Tetapi bisa juga tidak menirunya persis. Misalnya, menyilangkan jantan cucakrowo dengan trucukan betina, atau sebaliknya antara cucakrowo betina dan trucukan jantan.

Siapa tahu dari sini Anda bisa mencetak varietas baru cucakrowo, atau varietas baru untuk trucukan, supaya kedua jenis burung berkicaua khas Indonesia ini bisa kembali ditampilkan dalam berbagai lomba burung di sejumlah daerah.

Berikut ini dua video mengenai kutilang hibrid, semoga bisa menjadi inspirasi bagi para kicaumania di Indonesia

——-

http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=PbaccvVAYzc

——-

Salam sukses dari Om Kicau.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.