Menjawab permintaan sobat kicaumania baik di Facebook Burung maupun komentar di omkicau.com, kali ini kita akan mengulas karakter burung manyar dan cara penangkarannya. Di Asia Tenggara terdapat empat spesies burung manyar, tiga di antaranya dijumpai di Indonesia, yaitu manyar jambul (Ploceus manyar), manyar emas (Ploceus hypoxanthus), dan tempua (Ploceus philippinus). Ketiga spesies ini berasal dari keluarga Ploceidae.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung manyar ini termasuk burung poligami, sebagaimana ayam. Jika berminat menangkarkan burung ini, maka siapkan saja beberapa ekor burung dalam satu kandang penangkaran, dengan rasio 1 jantan dan 2-3 betina.
Kandang penangkaran yang ideal adalah menggunakan kandang koloni, dengan beberapa tanaman di dalamnya. Sebab burung manyar jantan cenderung menjadi lebih defensif terhadap lokasi bersarangnya, khususnya jika ada pejantan manyar lain dalam satu kandang.
Apabila dalam satu kandang terdapat lebih dari seekor burung jantan, beberapa wadah sarang bisa ditempatkan saling berjauhan. Selain itu, suhu yang tinggi juga dibutuhkan untuk kelangsungan proses perkembangbiakannya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sedangkan tempat bersarang bisa menggunakan tempat sarang yang berbentuk oval dengan sebuah lubang untuk pintu masuknya.
Setelah burung jantan mengawininya, burung betina akan bertelur dalam sarangnya. Saat itulah, jantan akan meninggalkannya dan mulai membuat lagi sarang baru untuk memikat burung betina yang lain. Burung betina menghasilkan telur berwarna biru kehijauan. Dia akan mengerami telur dan mengasuh piyikan sendirian.
Setelah mulai bisa meninggalkan sarangnya, anakan manyar diberi tanda pengenal misalnya ring, lalu mulai dimaster dengan suara burung lain seperti kenari, mozambik, atau blackthroat. Bukan tidak mungkin anakan manyarbisa menirukan suara burung lain dengan fasih, seperi suara cililin, ciblek, dan sebagainya, seperti suara berikut ini
Apakah Anda tertarik mengembangbiakan burung manyar, meski secara ekonomis nilainya belum sehebat murai batu atau lovebird? Namun untuk tujuan konservasi, tidak ada salahnya untuk mencoba 🙂
—