Pernah mengalami kejadian di mana burung murai batu (MB) kesayangan Anda mengalami serak, sehingga performa suaranya menurun drastis? Suara serak bisa berlangsung singkat, dan burung langsung macet bunyi. Namun, bisa juga prosesnya berlangsung agak lama, tetapi hasil akhirnya juga sama: macet bunyi. Untuk mengatasinya tergantung dari faktor pemicunya. Di sini diperlukan napak tilas mengenai apa yang kita berikan atau diterima MB sebelum mengalami serak. Berikut ini tips deteksi dini terhadap kondisi murai batu yang serak.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebelum macet bunyi, sebaiknya dilakukan penanganan segera. Sebab mengobati burung yang serak relatif lebih mudah daripada mengatasi burung yang macet bunyi, apalagi untuk burung lomba sekelas murai batu.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Seperti dijelaskan sebelumnya, untuk mencari sebabnya, kita perlu melakukan retrospeksi, napak tilas, atau mengingat kejadian apapun mengenai apa yang pernah kita berikan atau diterima MB sebelum mengalami serak. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab murai batu mengalami serak, beserta solusinya :
1. Serak akibat penjemuran terlalu lama
Masalah ini paling sering muncul. Hampir semua artikel mengenai perawatan burung berkicau selalu menyertakan aktivitas penjemuran, di samping setelan pakan dan extra fooding, mandi, dan pemasteran.
Beragam informasi mengenai cara penjemuran burung berseliweran di internet. Kalau tidak hati-hati dalam menyaring informasi tersebut, kita sering terjebak untuk membenarkan apa saja yang ditulis dalam artikel tersebut.
Satu hal yang selalu dianjurkan omkicau.com dalam melakukan penjemuran adalah sebagai berikut:
- Waktu penjemuran : diusahakan dalam rentang waktu pukul 08.00 – 11.00.
- Durasi penjemuran: diusahakan dalam kisaran 1-2 jam, disesuaikan dengan kondisi dan karakter burung.
Sebagai contoh, Anda mulai menjemur pukul 08.00 dengan durasi 1 jam, berarti burung harus segera diangkat pukul 09.00. Jika ingin menjemur mulai puku 08.30 dengan durasi 2 jam, maka burung harus sudah diangkat pukul 10.30.
Pukul 11.00 merupakan batas maksimal waktu penjemuran, tetapi bersifat relatif. Di daerah yang berhawa sejuk seperti Bogor, Kaliurang, dan Batu, batasan waktu ini sangat tepat. Tapi bagi kota berhawa panas seperti Semarang, Jakarta, atau Surabaya, batasan maksimal bisa sedikit dikurang menjadi pukul 10.00 – 10.30.
Untuk mencegah kemungkinan serak, prinsip “lebih cepat lebih baik” perlu diterapkan. Maksudnya penjemuran dilakukan mulai 08.00, dengan durasi 1-2 jam. Ini jauh lebih aman. Sebab, seringkali kita tidak menyadari bahwa penjemuran terlalu lama bisa membuat individu murai batu tertentu mengalami heat stress.
Dalam kondisi awal, burung yang mengalami heat stress akan terlihat gelisah, sering turun ke plangkringan, suaranya menjadi serak, dan mulai jarang berbunyi. Maka, ketika Anda melakukan penjemuran dan melihat MB dengan gejala seperti ini, bisa dipastikan inilah penyebab utama mengapa suaranya menjadi serak.
Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, durasi penjemuran perlu dikurangi di hari-hari berikutnya, setelah burung sembuh dari seraknya.
Mengenai bagaimana tips penjemuran burung berkicau, termasuk murai batu, silakan baca ulang dua artikel berikut ini:
Solusi :
- Untuk sementara waktu, stop dulu penjemuran.
- Burung setiap hari dikerodong secara penuh, tetapi kotorannya harus dibersihkan dua kali sehari: pagi dan sore hari.
- Berikan BirdTwitter selama 3-4 hari, atau sampai kondisi seraknya hilang. Untuk penggunaan yang efektif, silakan lihat cara pakainya di link tersebut.
Khusus MB yang serak akibat heat stress, penanganan tidak boleh ditunda lagi. Sebab jika tidak segera ditangani, sangat mungkin gejala heat stress akan melebar menjadi heat stroke.
Jika gejala stress terlihat ketika burung masih dijemur, Anda bisa meringankan penderitaannya dengan cara menyemprotkan air ke tubuhnya, secara bertahap, sampai akhirnya basah kuyup, lalu dianginkan. Selebihnya mengikuti solusi di atas.
2. Serak akibat mengkonsumsi kroto basi
Kroto sampai saat ini masih menjadi pakan favorit bagi sebagian besar burung berkicau. Sampai-sampai muncul anggapan bahwa burung ocehan tanpa kroto tidak akan bersuara bagus dan gacor. Ketergantungan inilah yang terkadang merepotkan kicaumania ketika pasokan kroto di pasaran menipis atau bahkan kosong (ayo, siapa mau bikin produk kroto dalam kaleng, he..he..).
Celakanya, situasi ini sering dimanfaatkan oknum pedagang nakal, misalnya mencampur kroto dengan bahan pengawet berbahaya seperti formalin. Ada pula yang mencampur kroto dengan semut mati, belatung, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit pula yang mencampurkan sedikit kroto basi ke dalam kroto segar dengan perbandingan tertentu.
Sesedikit apapun bagian kroto basi yang dicampurkan ke kroto segar, ketika bagian itu disantap murai batu, maka sangat mungkin membuat burung sakit. Kroto basi biasanya sudah mengalami perubahan warna, aroma, dan rasa. Hal itu karena tumbuhnya cendawan / jamur, atau bisa juga mikroba negatif, dalam kroto basi tersebut.
Ketika MB mengkonsumsi kroto basi, tentu mikroba akan masuk juga ke saluran pencernaan dan akan berbiak di sana, serta menyebar ke jaringan tubuh lainnya, termasuk pita suara dan saluran pernafasan. Inilah sebabnya mengapa murai batu yang mengkonsumsi kroto basi sering mengalami serak.
Solusi:
- Pisahkan burung yang terinfeksi, agar tidak menular ke burung lain yang sehat. Lebih baik lagi jika Anda memiliki kandang karantina, yang cara pembuatannya sudah pernah dijelaskan di sini.
- Obati burung yang sakit dengan BirdBlown secara teratur, untuk mengusir mikroba dan/atau cendawan yang masuk ke saluran pernafasan.
- Bersihkan wadah pakan, termasuk cepuk kroto, dan ganti dengan kroto yang benar-benar segar.
3. Serak akibat sirkulasi udara yang buruk
Burung, sebagaimana manusia dan mamalia, membutuhkan sirkulasi udara yang baik agar memperoleh oksigen yang cukup dan bersih. Jika sangkar ditempatkan dalam ruang pengap dengan ventilasi udara yang minim, hal ini akan mengganggu saluran pernafasannya, serta bisa membuatnya serak. Apalagi jika rumah kita terasa panas dan kelembaban rendah, burung mudah megap-megap.
Selain itu, kebersihan kandang / sangkar juga harus dijaga. Usahakan membersihkan kotoran di dasar sangkar 2 kali dalam sehari (jangan dibalik menjadi 2 hari sekali). Sebab kotoran burung mengandung gas ammonia. Jika dibiarkan menumpuk, kadar gas ammonia yang dihirup murai batu menjadi tinggi dan bisa mengganggu saluran pernafasannya.
Solusi:
- Pindahkan burung ke tempat yang sirkulasi udaranya lebih bagus, namun suasana tetap tenang / sepi.
- Burung dikerodong, dan sebisa mungkin tidak melihat dan mendengar suara burung sejenis, atau burung lain bertipe fighter seperti kacer, cendet, dan tledekan.
- Obati burung yang sakit dengan BirdTwitter, sesuai penjelasan di dalam brosur, sampai burung sembuh.
- Selalu menjaga kebersihan kandang selama masa penyembuhan, bahkan setelah burung sembuh.
4. Serak karena sering ditrek: sengaja / tidak sengaja
Ada pengalaman dari Happy Birthday (HB) ketika setiap pekan selalu mengikuti lomba. Setiap lomba, HB sering menjadi jawara, bahkan pernah mencetak quattrick. Tetapi karena terus dipaksa, HB sempat down dan terlambat panas saat turun di Bupati Bandung Barat Cup, sebagaimana diakui sendiri oleh Akia Jambi (sang pemilik) kepada omkicau.com.
Itu sebabnya, belakangan ini Akia mulai sering menurunkan pelapisnya, Tanaka, sehingga kualitas suara HB tetap terjaga. Artinya, mulai ada pemikiran untuk menyeleksi lomba-lomba tertentu. Hal ini juga dilakukan Om Gunawan Solo terhadap jagoannya: Natalia.
Konteks lomba sebenarnya juga bisa dianalogikan dengan ditrek. Meski jumlah musuhnya jauh lebih sedikit, energi yang dikeluarkan murai batu toh sama saja. MB tak pernah tahu apakah ini lomba, latber, atau ditrek. Yang ada dalam instingnya hanya begini: “Siapapun yang saya lihat, dan siapapun yang saya dengar, saya tidak akan pernah takut!!!” Inilah tipe burung fighter, yang juga dimiliki kacer, cendet, hwamei, dan tledekan.
Terkadang kita juga pernah ngetrek MB secara tidak sengaja. Misalnya, di rumah banyak burung sejenis, dengan penempatan sangkar yang berdekatan. Atau burung lain yang bertipe petarung seperti dijelaskan di atas. Tledekan bahkan sering dianggap sebagai “musuh berbahaya” bagi MB dan pantang didekatkan. Simak penjelasan selengkanya di sini.
Ketika kita tidak ada di rumah, dan lupa menjauhkan burung-burung pesaing, maka MB akan terus berkicau tanpa henti, tanpa jeda. Ini yang akan membuat suaranya menjadi serak dan parau. Penyanyi berjuluk bintang pun, atau vokalis band papan atas pun, pernah mengalami kehilangan suaranya akibat terlalu diforsir (kasus Heidy Yunus, Cakra Khan, Nini Carlina, dll).
Khusus untuk lomba / latber, saya tidak tahu persis berapa frekuensi lomba yang ideal yang bisa diikutinya secara beruntun, karena kualitasnya memang berbeda-beda. HB pernah delapan kali berturut-turut turun di arena lomba tanpa mengalami penurunan kualitas.
Mungkin bisa dipertimbangkan, 4 kali tampil di lomba secara beruntun adalah frekuensi ideal. Setelah itu rehat sepekan, dan bisa turun lagi di empat even secara berturut-turut. Hal ini juga bisa dijadikan patokan jika ingin ngetrek dengan MB tetangga atau sahabat.
Solusi :
- Untuk sementara, sangkar burung dipindah ke tempat yang sepi / tenang.
- Sebisa mungkin burung tidak melihat dan mendengar kicauan burung sejenis atau burung lain yang bertipe petarung.
- Full kerodong selama masa penyembuhan lebih dianjurkan, namun kotoran harus tetap dibersihkan pagi dan sore hari.
- Berikan BirdTwitter selama 3-4 hari, atau sampai seraknya hilang.
- Jika seraknya mulai hilang, siang hari (pukul 10.00 – 15.00) dan malam hari (pukul 18.00 sampai pagi), burung mulai diperdengarkan suara masteran (bukan burung master lho) dengan volume lirih / pelan, untuk mengembalikan memori suaranya saja.
5. Serak karena infeksi saluran pernafasan
Apabila Anda merasa sudah melakukan perawatan secara benar, tetapi murai batu mengalami serak, ada kemungkinan MB mengalami infeksi saluran pernafasan. Kasusnya mirip dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada manusia.
Ada beberapa penyakit infeksi saluran pernafasan pada burung, tetapi saya akan menjelaskan dua yang paling sering muncul
a. Psittacosis
Penyakit ini bukan hanya membuat burung serak, tetapi juga kehilangan suara (macet bunyi). Penyebabnya adalah bakteri Chlamydia psittaci.
Burung yang terkena serangan ini terkadang tidak menunjukkan gejala klinis, kecuali hanya terlihat lesu dan serak atau kehilangan suara. Pada beberapa kasus, muncul gejala klinis seperti bersin-bersin, batuk, sulit bernafas, keluar cairan dari lubang hidung, dan kadang juga disertai mencret.
Solusi
- Pisahkan burung yang terinfeksi, agar tidak menular ke burung lain yang sehat.
- Obati burung yang sakit dengan BirdBlown secara teratur.
- Basmi semua parasit, jamur, dan mikroba di sekitar sangkar / kandang dengan FreshAves (5 gram serbuk FreshAves dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian dimasukkan ke dalam hand sprayer). Semprot semua bagian kandang, termasuk tubuh burung yang sehat (sangat aman untuk burung).
- Khusus burung penangkaran, serbuk FreshAves tidak perlu dilarutkan, tetapi disebarkan secukupnya di bawah sarang.
B. Infeksi tungau kantung udara
Selain serak / hilang suara karena psittacosis, serangan parasit khususnya tungau kantung udara di saluran pernafasan juga sering menyebabkan burung mengalami serak atau kehilangan suara. Gejala lain yang sering menyertai suara serak dan macet bunyi ini antara lain tidak nagen / suka turun tangkringan, sering menurunkan kedua sayapnya.
Solusi:
- Pindahkan sangkar burung ke tempat yang lebih tenang / sepi.
- Untuk sementara burung dikerodong penuh agar infeksi tak mudah menyebar, dan kuman penyakit lain tidak mudah menyerang murai yang sakit. Burung yang sakit biasanya lebih mudah ditembus oleh kuman apapun daripada burung yang sehat, karena pertahanan tubuhnya sangat lemah.
- Untuk pengobatan, Anda bisa mengggunakan BirdFresh yang memang diracik khusus untuk membasmi tungau kantung udara, mikroba, dan parasit lain yang menyerang kantung udara dan saluran pernafasan burung.
Setelan pakan dan extra fooding
Selama masa penyembuhan, pakan diberikan dengan setelan yang selama ini digunakan. Khusus jangkrik, sebaiknya semua kaki, sayap, dan kepalanya dihilangkan dulu. Dagingnya lalu diolesi dengan madu murni, dan diberikan kepada burung.
Selain itu, pemberian ulat hongkong untuk sementara juga dihentikan dulu, dan dapat digantikan dengan cacing. Sedagkan porsi pemberian kroto bisa ditingkatkan. Beberapa MB Mania bahkan mengganti voer dengan full kroto.
Tetapi, menurut saya pribadi, kombinasi nutrisi voer dan kroto masih lebih baik daripada kroto saja. Sebab kombinasi ini memungkinkan asupan protein yang beragam: hewani dan nabati. Jika hanya kroto saja, ada beberapa protein dan zat gizi lain dari pakan nabati yang belum tentu ada di dalam pakan hewani.
—