Burung merpati, baik merpati tinggian maupun merpati balap / merpati dasaran, memiliki jumlah penggemar yang cukup banyak di Indonesia. Sebagaimana burung berkicau, lomba merpati juga kerap diselenggarakan di berbagai kota di negeri ini. Artikel kali ini mengupas tuntas cara memprediksi merpati tinggian berprestasi berdasarkan beberapa karakter fisiknya, atau sering disebut sebagai katuranggan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Perlu diingat, katuranggan hanya sekadar tengara awal untuk memperkirakan kualitas burung, bukan penentu utama prestasi merpati juara. Ada yang lebih penting dari katuranggan, yaitu ketelatenan dalam merawat dan melatih, serta bagaimana kita bisa mengenali karakter burung sehingga bisa memperikan perlakuan, perawatan, dan pelatihan yang paling tepat.
Memprediksi umur merpati
Sebelum membahas masalah katuranggan, ada baiknya kita mengetahui cara memprediksi umur merpati tinggian. Kalau dari sinilah kita bisa menentukan apakah burung masih terlalu muda atau justru terlalu tua untuk dilatih sebagai merpati tinggian. Tetapi metode ini hanya perlu digunakan bagi Anda yang membeli merpati tinggian di pasar burung, tanpa tahu berapa umurnya.
Melalui metode ini, kita bisa memperkirakan apakah burung masih terlalu muda, sudah dewasa, mapan, atau terlalu tua. Apabila Anda membeli burung dari penangkaran, dan penangkar memiliki recording mengenai merpati yang dijualnya (termasuk tanggal menetas), itu jauh lebih baik.
Metode perkiraan umur ini kerap dilakukan pemain lama / berpengalaman, dengan memperhatikan warna daerah di sekitar lubang hidung (nares) burung merpati, dengan penjelasan sebagai berikut :
- Area nares berwarna putih kemerahan, dan terlihat basah >>> menandakan usia burung masih sangat muda.
- Area nares berwarna putih kemerahan tetapi, dan terlihat kering >>> menandakan burung sudah dewasa dan siap dilatih atau dimainkan, baik sebagai merpati tinggian maupun balap.
- Area nares berwarna putih >>> menandakan burung sudah berusia mapan, sudah memiliki kemampuan tertentu (sesuai dengan faktor genetik dan perawatan / pelatihan), dan sulit diubah lagi kemampuannya.
- Area nares berwarna putih dan kering >>> menandakan merpati sudah berusia tua dan lebih bagus dijadikan induk untuk menghasilkan keturunan.
Katuranggan umum burung merpati tinggian
Berikut ini beberapa panduan dalam memilih merpati tinggian yang diyakini memiliki kemampuan atau prospek yang bagus :
- Bobot badan ringan, dan jika tubuhnya dipegang terasa empuk. Burung dengan tipe seperti ini dipercaya bisa terbang lebih tinggi.
- Pangkal sayapnya tebal dan kekar.
- Bentuk badan seperti jantung pisang. Dengan postur seperti ini, merpati dipercaya lebih mudah menukik turun dengan cepat.
- Matanya jernih dan tidak terlihat adanya bercak di bagian dalam lingkaran hitam matanya.
- Kakinya kering dan pecah-pecah, dan ketika dipegang jari-jarinya seperti mengepal.
- Paruhnya kecil, panjang, dan terdapat sedikit garis hitam.
- Tulang dada lebar, keras, lurus, dan agak pendek.
- Dahi jenong. Jika dilihat dari depan, bentuk kepalanya terlihat ceper.
- Bulu sayapnya lebar, hampir berbentuk kotak, dengan ujung bulu yang runcing, dan kering. Kalau sayap terbuka, tidak terlihat adanya celah.
- Memiliki supit udang yang keras dan agak renggang. Supit udang yang terlalu rapat merupakan salah satu penyebab merpati tinggian ngolembar atau ngajepat.
- Memiliki bulu ekor yang menekan ke bawah saat dipegang.
Untuk mempercepat merpati giring dan keket, Anda bisa memberikan PigeonVit, yang cocok untuk merpati tinggian maupun balap.
Tentang besar dan kecil lubang hidung (nares) merpati tinggian
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Burung merpati pos, misalnya, rata-rata memiliki lubang hidung besar. Insting mereka untuk pulang kandang sangat kuat, meski dilepas dari jarak ratusan bahkan ribuan kilometer dari kandang. Kelemahan dari merpati dengan lubang hidung besar adalah tidak bisa menukik turun sewaktu terbang tinggi, meski ada beberapa individu yang mampu melakukannya dengan baik.
Burung yang memiliki lubang hidung kecil, seperti halnya merpati tinggian, memiliki naluri pulang kandang lebih kecil daripada merpati pos. Hal ini terbukti dari banyaknya merpati tinggian yang hilang saat diterbangkan dari jarak cukup jauh. Namun kemampuan menukiknya jauh lebih baik daripada merpati pos.
Memprediksi kualitas merpati tinggian berdasarkan warna bulu
Beberapa penggemar merpati tinggian sering memilih warna bulu tertentu, karena adanya keyakinan bahwa warna bulu bisa dijadikan tengara kualitas burung. Pandangan, atau mungkin mitos, seperti ini antara lain diyakini sebagian penggemar merpati tinggian di Jawa Barat.
Perlu diketahui, Bandung dan Tasikmalaya (dua daerah di Jawa Barat) dikenal sebagai gudang merpati tinggian yang kerap menjuarai beberapa even nasional. Hal ini sudah berlangsung lama. Bahkan pada tahun 2000, Om Kicau pun pernah menyambangi sejumlah penangkar merpati papan atas di Kota Bandung.
Berikut ini kepercayaan sebagian penggemar tentang kualitas merpati tinggian berdasarkan warna bulu :
- Warna bulu cokelat.
Burung merpati yang memiliki bulu berwarna cokelat diyakini lebih mudah dibuat giring dan keket. Sangat baik untuk merpati dasaran maupun tinggian, cocok dengan burung betina yang memiliki warna bulu yang sama. Kelemahannya, mudah hilang atau kesasar. Jadi jika Anda memiliki merpati tinggian dengan warna ini sebaiknya jangan dipaksakan terbang lebih dari 3 x penerbangan, karena bisa tersasar atau hilang. - Warna bulu blorok.
Burung yang memilik warna ini diyakini memiliki karakter giring yang kurang baik, tetapi bisa dijodohkan dengan burung betina warna apa saja. Kelebihannnya, memiliki kemampuan pulang kandang yang baik. - Warna bulu megan.
Burung yang memiliki warna megan diyakini bisa lebih giring, dan bisa dijodohkan dengan burung berwarna apa saja. Kelebihan tipe ini adalah kemampuan pulang kandang lebih baik daripada warna blorok. Tipe ini juga diyakini mampu terbang sangat tinggi, memiliki stamina prima, dan dapat diterbangkan dengan jarak 45 kilometer. Kelemahannya, burung ini tidak bisa menukik turun dengan baik, terlebih pada sudut 90 derajat. Mereka hanya sanggup menukik pada sudut 75-80 derajat. - Warna bulu hitam.
Burung yang memiliki bulu berwarna hitam memiliki sifat giring biasa saja, bisa dijodohkan dengan burung berwarna apa saja. Kelebihannya, naluri pulang kandang lebih baik daripada blorok, tetapi masih di bawah burung berwarna megan. Tipe ini bisa diterbangkan pada jarak sekitar 35 kilometer, mampu terbang tinggi, tetapi tidak bisa melebihi ketinggian terbang dari burung berwarna megan. - Warna bulu tritis.
Sifat dari burung berwarna tritis cenderung sama dengan burung berwarna cokelat. Tetapi kelebihannya adalah memiliki kemampuan pulang kandang yang lebih baik. - Warna bulu putih.
Kita jarang sekali melihat merpati tinggian maupun dasaran yang berwarna putih polos. Tetapi ada beberapa jenis ini yang memiliki kemampuan menukik hingga 90 derajat. - Warna bulu plontang.
Burung yang memiliki warna bulu ini diyakini lebih mudah dijodohkan dan bisa juga terbang lebih tinggi, tetapi tidak konsisten dalam menukik turun, meski giringnya sama. - Warna bulu kelabu.
Burung merpati yang memiliki warna kelabu diyakini sangat sulit untuk dijodohkan, tetapi bisa dilatih menjadi giring dan ngeket, bisa dijadikan burung merpati dasaran, dan cocok dengan burung betina yang memiliki warna bulu kelabu telampik. Kekurangannya, burung dengan warna kelabu lebih mudah tersesat atau hilang jika dijadikan burung merpati tinggian. - Warna bulu telampik.
Sifat dan karakter untuk merpati ini tergantung warna dasar bulu. Kecuali selap 1 -2 dengan warna dasar cokelat bisa lebih baik daripada warna cokelat meles. Bisa dipakai untuk merpati dasaran dan tinggian..
Memprediksi kualitas merpati tinggian berdasarkan warna lingkaran mata
Berikut ini katuranggan merpati tinggian berdasarkan warna lingkaran matanya :
- Merpati tinggian diprediksi memiliki kemampuan bagus jika lingkaran / bulatan hitam pada bagian tengah matanya tidak melebar ke samping. Jika diperhatikan lebih seksama lagi tidak terlihat bercak putih. Pupilnya terlihat mengecil saat mendekati burung betina.
- Warna mata di bagian lingkaran luar terlihat bersih.
- Jika dijemur atau dipegang, mata dan kepalanya melihat ke atas.
Lalu, apakah pengaruh bentuk mata pada burung merpati? Bentuk mata, bagi sebagian pengemar merpati tinggian maupun dasaran, dianggap memiliki korelasi dengan kinerjanya di lapangan. Untuk lebih jelasnya, silakan buka kembali artikel omkicau di sini.
Menentukan merpati tinggian dan merpati dasaran
Untuk memprediksi apakah burung merpati tersebut lebih cocok digunakan sebagai merpati tinggian atau merpati dasaran, kondisi bulu bisa dijadikan tengara awal :
- Jenis bulu yang basah dan terlihat mengkilat diyakini lebih cocok dijadikan merpati dasaran, dan tidak cocok untuk merpati tinggian.
- Jenis bulu yang kering sangat cocok dijadikan merpati tinggian maupun merpati dasaran, namun akan lebih bagus jika dijadikan merpati tinggian saja.
Warna dan kondisi lingkar luar mata juga sering dijadikan patokan untuk mnentukan apakah burung cocok dijadikan merpati tinggian, merpati balap, atau untuk breeding :
- Lingkar luar mata berwarna putih (mata air).
Diyakini lebih sesuai jika diterbangkan pada sore hari, meski bisa juga diterbangkan pada pagi atau siang harinya. - Lingkar luar mata berwarna kuning.
Diyakini lebih mudah dilatih, tetapi juga lebih mudah hilang atau tersesat. Tipe ini mudah dijodohkan dengan betina berwarna apa saja. - Lingkar luar mata berwarna merah.
Diyakini sangat sulit dijodohkan, tetapi lebih mudah mudah dan tidak mudah kesasar. Tipe ini juga diyakini lebih tahan panas, namun sebaiknya jangan diterbangkan sore hari, karena biasanya baru pulang kandang esok harinya. - Lingkar luar mata berwarna hitam
Burung ini sangat jarang dipakai para penggemar merpati tinggian maupun dasaran. Lebih cocok digunakan untuk breeding.
Itulah beberapa kepercayaan yang diyakini sebagian penggemar burung merpati.
—