Pada dasarnya, panjang ekor burung murai batu ditentukan oleh gen yang diwariskan kedua orangtuanya, yaitu induk jantan (bapak) dan induk betina (ibu). Kalau dalam buku atau artikel menyebutkan panjang ekor, yang dimaksud di sini adalah 2 helai bulu terpanjang yang disebut sebagai bulu ekor utama (primary tail feather). Kedua helai bulu ekor ini sangat mempengaruhi penampilan murai batu secara keseluruhan, baik murai medan, murai lampung, murai aceh, murai malaysia, murai thailand, dan sebagainya. Tetapi bagaimana jika ekor murai batu tak sepanjang yang seharusnya?

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Karena sudah ditentukan oleh gen, atau bersifat genetik, tidak ada pakan khusus yang bisa membuat bulu ekor murai batu bisa menjadi lebih panjang dari yang seharusnya. Perawatan khusus hanya akan menjaga kesehatan bulu, tetapi bukan menambah panjangnya.

Jika seekor murai batu memiliki bapak dan ibu dari ras yang sama, dengan kodrat panjang ekor 18 cm, maka sepanjang itulah bulu ekor yang dimilikinya bersama saudara-saudaranya yang lain. Pemberian pakan, obat, dan perawatan khusus tidak akan pernah bisa menambah panjang bulu ekornya.

Setiap ras memiliki panjang ekor rata-rata yang hampir seragam. Misalnya murai batu medan umumnya memiliki panjang ekor 18 – 22 cm, murai batu aceh 19 – 27 cm, murai batu kalsel 10 – 14 cm, dan sebagainya. Berikut ini tabel panjang bulu ekor murai batu berdasarkan ras atau habitat asli masing-masing :

Panjang bulu ekor berdasarkan ras atau habitat asli murai batu

Persoalannya, dalam berbagai kasus di kandang penangkaran, panjang bulu ekor murai batu seringkali tidak maksimal, atau tak sepanjang yang seharusnya, atau tidak seperti deskripsi pada tabel di atas. Misalnya, panjang ekor murai batu aceh seharusnya 19 – 27 cm, namun dalam kenyataan hanya sekitar 17 cm. Hal ini acapkali dijumpai pada murai batu ekor panjang dengan jenis kelamin jantan.

Mengapa bisa begitu?

Bulu ekor bisa “memendek” jika perawatan masa mabung tidak tepat.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Ada beberapa penyebab mengapa ekor murai batu tidak sepanjang yang seharusnya, antara lain :

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

  • Burung mengalami stres selama masa mabung. Stres bisa disebabkan oleh pemberian pakan yang kurang tepat atau nutrisi tidak tercukupi selama masa mabung, perawatan selama masa mabung termasuk aktivitas mandi dan jemur.Untuk memastikan murai batu mampu melewati masa mabungnya dengan baik, dan ekornya bisa tumbuh dengan baik, burung perlu mengkonsumsi pakan berprotein tinggi. Sebagian besar bulu burung disusun oleh zat keratin, salah satu jenis protein. Jika kadar protein dalam pakan tidak mencukupi, burung tidak mampu melewati masa mabung dengan sempurna, dan hal inilah yang membuat beberapa bulu ekornya menjadi tidak sepanjang yang seharusnya.
  • Secara umum, bulu yang rontok lebih awal saat mabung adalah bulu tubuh, sayap, kemudian bulu ekor. Saat bulu-bulu di beberapa bagian tubuhnya mulai terlihat kering, maka kualitas pakan yang baik disertai asupan multimineral khusus masa mabung (misalnya BirdMolt-Pre) sangat diperlukan, sebelum ekornya benar-benar rontok setelah 1 bulan kemudian.
  • Murai batu yang memiliki garis-garis stres pada bulu ekornya menunjukan bahwa ia tidak diberi pakan yang berkualitas, atau kekurangan nutrisi, termasuk vitamin dan mineral. Hal ini akan “memperpendek” panjang ekor dari yang seharusnya (untuk mengetahui apa itu garis stres, silakan buka kembali artikelnya di sini).
  • Stres yang terjadi pada burung sehabis mabung juga bisa menyebabkan pertumbuhan bulu ekortidak sempurna, sehingga berakibat ekornya menjadi lebih pendek dari yang seharusnya. Pada saat bersamaan, perawatan yang tidak maksimal usai mabung sering menyebabkan burung macet bunyi, ngantukan, dan tidak memiliki semangat tempur seperti masa sebelum mabung. Untuk perawatan burung sehabis mabung, terapi BirdMolt-Post bisa mencegah berbagai kemungkinan buruk seperti itu.

Catatan tambahan perawatan selama mabung

  • Jika selama masa mabung Anda memberikan pakan kering (voer) sebagai makanan utamanya, maka porsi pemberian extra fooding (EF) berupa pakan hidup sebelum dan selama mabung harus ditingkatkan. Untuk memastikan bahwa burung tetap mau makan voer, maka pemberian EF bisa ditawarkan pada pagi dan sore hari saja. Sebab jika terlalu sering diberikan, atau diberikan tanpa mengenal waktu, yang terjadi burung akan mengabaikan voer. Dalam banyak kasus, murai batu yang semula makan voer setelah masa mabung justru tidak mau lagi, sehingga Anda harus kembali melatih burung makan voer. Tulisan ini juga sebagai jawaban untuk rekan-rekan kicaumania yang bertanya, mengapa burungnya setelah mabung tidak mau makan voer.
  • Pemberian suplemen dan multivitamin yang mendukung kelancaran masa mabung adalah syarat mutlak jika Anda merasa kurang dalam perawatan atau memperhatikan kebutuhan vitamin, nutrisi dan mineral yang dibutuhkan murai batu selama mabung. Hal ini sekaligus untuk mencegah bulu ekornya “memendek” sehabis mabung.
  • Pakan hidup atau EF merupakan sumber protein alami yang bisa didapatkan dari serangga dan kroto, sekaligus membantu pertumbuhan kembali bulu-bulunya, khususnya bulu ekor.
  • Ikan kecil pun bisa diberikan kepada murai batu selama masa mabung, khususnya untuk pertumbuhan dan kualitas bulu. Meski demikian, saya harus bercerita kalau sampai sekarang masih pendapat yang pro dan kontra mengenai pemberian ikan kecil untuk murai batu.
Beberapa alternatif EF untuk murai batu (foto : muraibatuternak.blogspot.com)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.